Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Imbas Hujan Intensitas Tinggi, Cabai Petani di Jombang Membusuk Diserang Hama Patek

Dampak hujan yang terus mengguyur Kabupaten Jombang ini dirasakan oleh para petani cabai yang harus berjibaku memberangus hama patek

Penulis: Anggit Puji Widodo | Editor: Samsul Arifin
TribunJatim.com/Anggit Puji Widodo
PETANI CABAI JOMBANG - Aan Suhanjoyo petani cabai asal Dusun Bodo Desa Pulorejo, Kecamatan Ngoro, Kabupaten Jombang, Jawa Timur saat menunjukkan cabaik miliknya yang membusuk pada Jumat (23/5/2025). Cabai diserang hama patek berujung gagal panen.  

Laporan Wartawan Tribun Jatim Network, Anggit Pujie Widodo

TRIBUNJATIM.COM, JOMBANG - Intensitas hujan tinggi di Kabupaten Jombang beberapa Minggu terakhir berimbas kepala petani cabai di Dusun Bodo, Desa Pulorejo, Kecamatan Ngoro Kabupaten Jombang yang harus berhadapan dengan hama patek

Dampak hujan yang terus mengguyur Kabupaten Jombang ini dirasakan oleh para petani cabai yang harus berjibaku memberangus hama patek

Imbas hama patek ini menyerang cabai petani, kerugian tidak dapat terhindarkan. Hingga membuat kualitas cabai menurun dan tak jarang mengalami gagal panen

Hal itulah yang dirasakan oleh Aan Suhanjoyo petani cabai asal Dusun Bodo Desa Pulorejo, Kecamatan Ngoro Jombang. Bagi Aan, saat musim hujan, ia selalu khawatir tanaman cabai miliknya diserang hama patek.

Hujan yang terus turun membuat kurangnya asupan sinar matahari langsung ke cabai hingga membuat cabai tidak berkembang dan berujung membusuk.

Baca juga: Petani di Tuban Rugi Rp2,6 Miliar, 35 Hektar Lahan Pertanian Cabai Siap Panen Terendam Banjir

"Bagi petani cabai seperti saya ini, hama patek ini sudah jadi langganan penyakit. Karena memang intensitas hujan yang panjang. Karena tidak dapat sinar matahari dan terus diguyur hujan jadi cabai pada membusuk," ucapnya saat dikonfirmasi pada Jumat (23/5/2025). 

Aan bukannya tanpa usaha, ia berperang memberantas hama patek ini dengan memberikan berbagai macam obat ke tanaman cabainya. Namun pada akhirnya cabainya tetap saja membusuk. 

"Saya sudah beli obat-obatan pertanian, keluar uang Rp 400 ribu untuk mengatasi hama patek ini, tapi hasilnya cabai saya tetap busuk," ujarnya melanjutkan. 

Baca juga: Harga Cabai di Jombang Naik Bertahap Jelang Idul Adha, Pedagang Keluhkan Mulai Sepi Pembeli

Karena banyak cabai yang membusuk, hasil panen cabai Aan pun merosot. Dari 4 sampai 5 kali panen cabai, ia hanya mendapatkan cabai di bawah 2 kuintal saja. Hasil tersebut jelas tidak memuaskan bagi Aan. 

"Lima kali panen cabai, hanya dapat 1 kuintal. Kalau musim kemarau, dan tanaman cabai tidak diserang hama patek, hasilnya itu bisa lebih dari 5 kuintal," ungkapnya. 

Alhasil, itu pun berimbas pada harga jual cabai. Harga yang diberikan dari petani ke Pasar Induk pun menurun karena banyak cabai yang gagal dipanen. Bahkan ia menuturkan, harga cabai dari petani sempat menyentuh Rp 10.000 per kilogramnya. 

Baca juga: Pengelolaan Dana Hibah Rp 4,5 M ke 64 Kelompok Ternak Jombang Bakal Dimonitoring Tiap 3 Bulan

"Kalau musim hujan seperti ini harga cabai itu menyentuh di angka Rp 10.000 per kilo saat menjual ke Pasar Sayur Pare. Tapi sekarang harga cabai sudah diangka Rp 15.000 sampai Rp 16.000 per kilonya. Untuk harga tersebut yah bagi petani seperti saya hitungannya rugi," ungkapnya. 

Musim hujan, dan intensitas yang turunnya tidak pasti ini membuat para petani, termasuk Aan akhirnya gagal panen. Ditambah dengan serangan hama patek

"30 kilo sampai 40 kilo cabai punya saya itu sudah terkena hama patek. Lahan cabai milik saya itu seharusnya sekali petik bisa mendapatkan 60 sampai 70 kilo. Kalau di total semuanya, kalau terkena penyakit patek ini bisa 5 kuintal sampai 6 kuintal," bebernya. 

Halaman
12
Sumber: Tribun Jatim
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved