Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Berita Viral

Protes Dana PIP Dipotong Rp150 Ribu, Siswa SMP Dianggap Cemarkan Nama Baik, Anak Kepsek Menghajarnya

Protes siswa kelas IX SMP di Bantargebang, Kota Bekasi, berinisial DMH (16) itu dianggap mencemarkan nama baik sekolah.

Penulis: Ani Susanti | Editor: Mujib Anwar
KOMPAS.com/ACHMAD NASRUDIN YAHYA
Gedung salah satu SMP swasta di Bantargebang, Kota Bekasi. Baru-baru ini, seorang siswa kelas IX SMP berinisial DMH (16), diduga menjadi korban penganiayaan oleh S (15), anak dari kepala sekolah. Semua berawal dari kritik dugaan pemotongan dana Program Indonesia Pintar (PIP) oleh pihak sekolah. 

TRIBUNJATIM.COM - Seorang siswa SMP protes dana PIP dipotong Rp 150 ribu.

Namun, protes siswa kelas IX SMP di Bantargebang, Kota Bekasi, berinisial DMH (16) itu dianggap mencemarkan nama baik sekolah.

Belum lagi, ia juga dianiaya oleh S (15), anak dari kepala sekolah.

DMH awalnya mengkritik dugaan pemotongan dana PIP atau Program Indonesia Pintar oleh pihak sekolah.

"Saya mengkritik sekolah dan memposting Instagram Stories oknum guru berkepala tikus dengan AI. Pelaku mengira yang kepala tikus itu bapaknya (kepala sekolah)," kata DMH saat dikonfirmasi, Jumat (23/5/2025), melansir dari Kompas.com.

DMH mengaku telah dua kali menerima pencairan dana PIP, masing-masing sebesar Rp750.000.

Namun, ia menyebut tidak mendapatkan dana tersebut secara utuh.

"Yang pertama langsung dimasukkan ke SPP tanpa saya tahu wujud uangnya. Yang kedua, dipotong Rp 150.000," ujarnya.

Merasa kecewa, DMH kemudian menyampaikan kritik melalui media sosial.

Ia mengunggah gambar hasil AI berupa sosok manusia berkepala tikus yang sedang memegang uang pecahan Rp 100.000, dengan latar belakang gedung sekolah.

Unggahan tersebut dianggap sebagai pencemaran nama baik oleh pihak sekolah.

"Saya hanya curhat, ingin sekolah saya lebih baik. Tapi pihak sekolah menganggap saya mencemarkan nama baik," ungkap DMH.

Baca juga: Dana PIP Rp750 Ribu Malah Dipotong Rp150.000 usai Tanda Tangan Surat, 2 Ortu Murid Lapor Kejaksaan

Setelah unggahan itu beredar, pihak sekolah memfasilitasi mediasi antara DMH, wali murid, dan jajaran sekolah.

DMH mengaku mengalah dalam mediasi tersebut karena khawatir tindakannya akan mempengaruhi kelulusannya.

Namun, DMH masih merasa kecewa karena dana bantuan yang dipotong tidak dikembalikan. Ia pun kembali menyuarakan kekecewaannya lewat media sosial.

Halaman
1234
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved