Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

2 Tahun Mangkrak, Lokasi Relokasi Sentra PKL SLG Kediri Dipadati Pedagang meski belum Masuk Kios

Dua tahun mangkrak, lokasi relokasi sentra PKL SLG Kediri mulai dipadati para pedagang kaki lima meski belum masuk kios.

Penulis: Isya Anshori | Editor: Dwi Prastika
Tribun Jatim Network/Isya Anshori
PKL SLG - Pedagang kaki lima (PKL) mulai memadati area sentra PKL Simpang Lima Gumul Kediri, Minggu (25/5/2025). Sejak Jumat (23/5/2025), puluhan pedagang mulai menempati area yang sebelumnya mangkrak dan dipenuhi semak liar. 

Laporan Wartawan Tribun Jatim Network, Isya Anshori

TRIBUNJATIM.COM, KEDIRI - Setelah dua tahun terbengkalai, Sentra Pedagang Kaki Lima (PKL) di kawasan Simpang Lima Gumul (SLG) Kabupaten Kediri mulai menunjukkan geliat.

Sejak Jumat (23/5/2025), puluhan pedagang mulai menempati area yang sebelumnya mangkrak dan dipenuhi semak liar.

Bangunan yang terletak di sisi utara Taman Hijau SLG itu sebenarnya sudah rampung dibangun sejak akhir 2023.

Namun, baru pada akhir Mei 2025 ini mulai diisi para pedagang secara bertahap.

Sebagian besar dari mereka adalah anggota Paguyuban PKL SLG yang selama ini berjualan di sekitar taman dan tepi jalan.

Meski demikian, tidak semua pedagang langsung menempati kios yang telah disediakan pemerintah.

Banyak di antaranya justru membuka lapak di sekitar gerbang masuk sentra, sementara 400 loss permanen di bagian dalam masih dibiarkan kosong.

"Saya sebenarnya mendukung relokasi ini. Tapi tempatnya terlalu jauh dari pusat keramaian, jadi tidak terlalu banyak pembeli yang datang," kata Agus, pedagang ayam krispi yang kini berjualan di pintu masuk sentra PKL, Minggu (25/5/2025).

Sebelum relokasi, Agus biasa mangkal di depan Polsek Ngasem, berdekatan dengan kerumunan wisatawan yang lalu-lalang di area utama Monumen SLG.

Kini, setelah pindah ke lokasi baru, omzetnya menurun drastis.

"Biasanya habis lima kilogram ayam per hari, sekarang tiga hari baru habis satu kilogram," keluhnya.

Baca juga: Penertiban PKL di Jalan Pattimura Kediri Diwarnai Adu Mulut Petugas dengan Pedagang Angkringan

Keluhan serupa disampaikan Umi, penjual es asal Kecamatan Ngasem, Kediri.

Dia menilai ukuran kios di sentra PKL terlalu sempit untuk menampung rombong dan perlengkapan dagangnya. 

"Gerobak saya saja enggak muat. Ukurannya sekitar 1,5 x 2 meter," katanya.

Sentra PKL SLG dibangun dalam dua tahap sejak 2021, dengan total anggaran mencapai lebih dari Rp 9 miliar.

Pada 2023 lalu, Dinas Perumahan dan Kawasan Permukiman (Perkim) Kediri juga menggelontorkan dana Rp 163 juta untuk optimalisasi fasilitas, seperti perbaikan drainase dan pengecatan.

Namun, karena belum difungsikan, bangunan tersebut mulai mengalami kerusakan.

Beberapa papan nama dan signage (papan tanda) kehilangan huruf, pot tanaman pecah, serta rumput liar tumbuh di mana-mana.

Sebelumnya, Kepala Bagian Perekonomian Setda Kabupaten Kediri, Santoso, menyatakan, pihaknya tengah menyusun skema relokasi lebih lanjut bekerja sama lintas organisasi perangkat daerah (OPD). 

"Bangunan sudah siap, kami tinggal menyesuaikan penataan agar relokasi bisa berjalan tertib dan efektif," kata Santoso. 

Meskipun pemerintah berharap sentra ini bisa menjadi pusat kuliner dan perdagangan yang menunjang pariwisata SLG, belum semua pihak setuju.

Sejumlah pedagang menilai lokasi terlalu jauh dari zona keramaian, sehingga khawatir berdampak pada pendapatan harian mereka.

Kondisi ini bahkan menuai sorotan dari beberapa LSM yang menilai proyek ini tidak cukup mempertimbangkan aspek sosial ekonomi warga kecil.

Mereka mendesak agar Pemkab Kediri mengkaji ulang lokasi dan strategi penataan, supaya relokasi tidak sekadar formalitas.

Sumber: Tribun Jatim
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved