Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Usaha Kosmetik Bangkrut Saat Pandemi, Pasutri di Malang Buka Bisnis Sang Bamboo, Tembus Pasar Asean

Usaha kosmetik bangkrut saat pandemi Covid-19, pasutri di Malang sukses buka bisnis Sang Bamboo, sampai tembus pasar Asean.

Penulis: Purwanto | Editor: Dwi Prastika
Tribun Jatim Network/Purwanto
KERAJINAN BAMBU - Pemilik kerajinan anyaman bambu, Lumina Diass menata hasil produksi Sang Bamboo, di Sawojajar, Kota Malang, Jawa Timur, Rabu (28/5/2025). Kerajinan anyaman bambu Sang Bamboo Malang menjual produknya hingga ekspor ke negara Asean. 

Laporan Wartawan Tribun Jatim Network, Purwanto

TRIBUNJATIM.COM, MALANG - Pasangan suami istri, Pringga Aditiawan (34) dan Lumina Diass (33) membuat produk dari bahan dasar bambu yang kini tembus hingga mancanegara. 

Usaha yang diberi nama Sang Bamboo, yakni produsen tas keranjang dan hampers custom ini, berada di Sawojajar, Kota Malang, Jawa Timur.

Berbagai macam kerajinan berbahan dasar dari bambu seperti tas, sandal, kotak makanan hingga botol dibuat dengan karya tangan para perajin yang andal. 

Pringga bersama istri membuka usaha kerajinan dari bambu berawal dari bangkrutnya usaha kosmetik yang dirinya bangun. 

"Jadi awal pandemi Covid-19 tahun 2019 saya bangkrut di usaha kosmetik, lalu ada saudara yang membuka usaha tusuk sate dari bambu. Dari situlah saya mulai tertarik kerajinan dari bambu," terang Pringga, Rabu (28/5/2025). 

Pringga mengatakan, potensi usaha bambu di Kota Malang cukup menjanjikan. 

Ia menyebut, usaha kerajinan bambu memiliki nilai jual yang tinggi. 

"Saya dan istri melihat potensi usaha bambu di Kota Malang menjanjikan. Semua mempunyai nilai jual yang bagus," katanya. 

Pringga menjelaskan, usaha kerajinannya juga mendapat binaan dari dinas di Pemerintah Kota Malang

"Kita juga binaan dari dinas di pemkot. Kita disuruh berinovasi agar dapat menyesuaikan permintaan pasar," jelasnya. 

Baca juga: Berdiri sejak Tahun 1980, Kerajinan Cor Kuningan Jombang Konsisten Kirim Produk ke Luar Negeri

Pringga yang didampingi istrinya itu mengatakan, untuk memenuhi permintaan ekspor pihaknya harus membuat inovasi yang lebih. 

"Jadi saat itu kita diberi tahu oleh dinas dari pemkot, jika harus berinovasi agar bisa sesuai apa yang diinginkan pasar ekspor," urainya. 

"Kita buatlah yang cocok dan sesuai permintaan pasar ekspor, yakni kerajinan anyam," tambahnya. 

Dirinya menyebut, kerajinan anyam seperti box, tas, hingga sandal untuk hotel diminati pasar luar negeri. 

"Kita buat box, tas hingga sandal untuk hotel sama kotak makanan serta kombinasi rotan. Itu yang diminati pasar luar negeri," jelasnya. 

"Pesanan paling banyak Singapura, Maladewa, Abudhabi, Australia. Ya kebanyakan negara Asean," tambahnya. 

Dirinya mengatakan, pasar luar negeri lain seperti Eropa sedang dalam penjajakan. 

"Kalau Eropa kita sedang menjajaki permintaan mereka. Masih melihat apa yang mereka butuhkan terutama di anyaman bambu," katanya. 

"Untuk jualnya ke luar negeri mulai harga Rp 25 ribu hingga ratusan ribu rupiah," tambahnya. 

Pringga menyebut, saat mengirim ke luar negeri bisa mencapai 7.000 pcs. 

"Sekali kirim 5.000-7.000 pcs. Kita kirimnya masih ukuran volume. Tapi alhamdulillah rutin," katanya. 

Sementara itu, istri Pringga, Lumina Diass menyampaikan, jelang Hari Raya Idul Adha, sejumlah pesanan seperti tusuk sate hingga besek tempat untuk daging kurban mulai banyak dipesan. 

"Iya jelang Idul Adha ini sudah kirim semua, sekarang tinggal sedikit seperti tusuk sate sama besek tempat daging," terang Lumina. 

Dirinya menambahkan, harga untuk kebutuhan Idul Adha mulai Rp 2.500an. 

"Kita jual mulai Rp 2.500an sampai Rp 10 ribu. Alhamdulillah lumayan banyak," tambahnya.

Sumber: Tribun Jatim
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved