Longsor Gunung Kuda Cirebon
Tangis Eni Kenang Postingan Terakhir Suaminya, Pamer Batu Biru Cantik sebelum Jadi Korban Longsor
Sakira memosting foto sederhana beruba batu biru cantik, sebelum longsor menewaskan dirinya. Sakira saat itu sempat pamer batu tersebut ke teman.
TRIBUNJATIM.COM - Pilu Jumeni alias Eni mengenang postingan terakhir adiknya yang kini menjadi korban longsor.
Adik, Sakira (44) sempat memotret batu biru yang ditemukan ketika bekerja menjadi penambang di lereng Gunung Kuda, Desa Cipanas, Kecamatan Dukupuntang, Kabupaten Cirebon, Jumat pagi (30/5/2025).
Sakira sempat memosting foto sederhana berupa batu biru cantik, sebelum longsor menewaskan dirinya.
Sakira saat itu sempat pamer batu tersebut ke teman-temannya.
Baca juga: Tangis Isnandi, Nurahman Tak Ada Kabar Usai Longsor Gunung Kuda Cirebon, Temukan Jasad Bapak Saya

Ia terlihat ceria, meski tubuhnya sedang tak bugar karena sakit.
Tak disangka, itulah momen terakhir kebersamaan Sakira dengan sesama pekerja.
Sabtu (31/5/2025) malam, suasana haru menyelimuti Rumah Sakit Arjawinangun.
Jumeni, atau Eni, duduk termenung di ruang tunggu, ditemani anaknya yang setia mendampingi.
Matanya sembab, suaranya bergetar saat menyebut nama adiknya, Sakira, yang menjadi satu di antara korban longsor tragis itu.
Eni masih tak percaya adiknya telah tiada.
Ia menuturkan, bahkan ketika kabar longsor itu tiba, ia dan keluarga masih berharap dan berdoa Sakira pulang dalam keadaan selamat.
“Ya, nangis. Enggak ada lagi. Saya cuma bisa berdoa, semoga adik selamat. Tapi Allah berkehendak lain,” kata Eni saat ditemui di lokasi, Sabtu (31/5/2025) malam.
Sakira, pria 44 tahun yang sehari-hari bekerja memuat batu dan mencari nafkah demi keluarga, memang dikenal sebagai sosok pekerja keras.
Tinggal di Blok Karang Baru, Kelurahan Cikeusal, Kecamatan Gempol, Sakira adalah tulang punggung satu-satunya bagi keluarganya.
Istrinya, Tati, kerap sakit-sakitan.
Anaknya, yang kini duduk di bangku kelas 6 SD, masih belum sepenuhnya memahami bahwa ayahnya telah pergi untuk selamanya.
Eni bercerita, sebelum kejadian, adiknya sempat mengeluh sakit.
Badannya lemas dan panas dingin.
Namun, demi memenuhi kebutuhan anak dan istrinya, Sakira tetap berangkat bekerja.
“Istrinya sempat bilang, ‘jangan berangkat, Pak’. Tapi Sakira jawab, ‘buat jajan anak sama beli bensin.’ Akhirnya, dia tetap pergi,” tutur Eni.
Hari itu, Sakira sempat memamerkan temuan batu biru yang cantik kepada teman-temannya.
Ia terlihat ceria, meski tubuhnya sedang tak bugar.
Tak disangka, itulah momen terakhir kebersamaan mereka.
"Berangkat, lah. Malah di hutan, tuh, posting 'Ini, bagus, nih, batu biru, nih'," kata Eni menirukan postingan Sakira.
Kini, Eni hanya bisa pasrah.
Ia sadar, takdir memang tak bisa dilawan.
Namun, hatinya tetap menjerit ketika memikirkan masa depan keluarga adiknya.
"Bagaimana anak itu bisa melanjutkan sekolah? Siapa yang akan menafkahi mereka?" kata Eni.
“Pengennya ada yang ngurus anaknya. Supaya bisa tetap sekolah. Jangan sampai masa depannya terhalang karena ayahnya sudah nggak ada,” ujarnya lirih.
Eni memandangi langit senja yang temaram, seakan berharap doanya sampai pada Sang Pencipta.
Harapan yang terkubur di tanah longsor Gunung Kuda itu kini berganti menjadi doa dan tanggung jawab untuk meneruskan perjuangan hidup.
“Adik saya sudah enggak ada. Semoga ada yang peduli, supaya anaknya bisa terus sekolah, istrinya ada yang ngobatin karena sakit ambeien,” tutur Eni.
Duka musibah longsor
Duka menyelimuti musibah longsor Gunung Kuda Cirebon.
14 orang meninggal dunia dalam insiden yang terjadi di Kecamatan Dukupuntang, Kabupaten Cirebon, Jawa Barat ini.
Delapan orang masih tertimbun material longsor di lokasi tambang galian C Gunung Kuda, Desa Cipanas, Kecamatan Dukupuntang, Kabupaten Cirebon, masih dicari.
Karena itu, pemerintah menetapkan darurat bencana musibah longsor Gunung Kuda Cirebon selama tujuh hari.
Hal itu disampaikan Sekretaris Daerah Provinsi Jawa Barat, Herman Suryatman.
Baca juga: Hujan Tangis Iringi Pemakaman 4 Korban Tanah Longsor Trenggalek, Dimakamkan Satu Liang Lahat
"Ada 14 orang yang meninggal, empat terluka, dan kemungkinan yang masih tertimbun ada delapan orang," kata Sekretaris Daerah (Sekda) Jawa Barat, Herman Suryatman, saat mengunjungi RSUD Arjawinangun, Jumat (30/5/2025) malam.
Dia menjelaskan, 13 orang yang meninggal ada di RSUD Arjawinangun. Satunya lagi berada di RSUD Sindanghurip.
Sedangkan empat orang yang terluka dan masih dalam perawatan.
Sebagai upaya lanjutan, Pemerintah Provinsi Jawa Barat telah menetapkan status darurat bencana. Proses evakuasi selanjutnya akan dikoordinasikan dengan pihak terkait.
“Besok kita lanjut evakuasi, kita melakukan asesmen agar Gunung Kuda ini aman. Ketika sudah benar-benar aman, maka kami akan melakukan pencarian lanjutan,” jelas Herman.
Ia menekankan pentingnya keselamatan petugas di lapangan. Sebab, potensi longsor susulan yang kerap terjadi di lokasi serupa.
“Kami turut berduka atas musibah ini. Semoga, semua korban yang tertimpa material longsoran bisa ditemukan semua,” ucapnya.
Baca juga: Diguyur Hujan Deras, Tebing 10 meter Longsor, Tutup Akses Jalan Wonomulyo-Genilangit Magetan

Detik-detik longsor Gunung Kuda Cirebon
Seorang warga, Kamal, mengungkap detik-detik terjadinya longsor besar terjadi di kawasan tambang galian C Gunung Kuda, Desa Cipanas, Kecamatan Dukupuntang, Kabupaten Cirebon.
Peristiwa yang menewaskan 10 pekerja itu terjadi pada Jumat (30/5/2025) siang.
Bukan cuma itu, material batu itu juga menimbun sejumlah kendaraan proyek.
Baca juga: Kondisi Korban Ketiga Tanah Longsor Trengalek Saat Ditemukan, ini Kendala Proses Evakuasi di Lokasi
Kamal yang berada di sekitar lokasi saat kejadian menuturkan, peristiwa itu terjadi saat aktivitas pengangkutan material sirtu (pasir dan batu) tengah berlangsung.
"Mobil truk pada masuk lagi ngangkutin material sirtu," ujar Kamal kepada Tribun di lokasi, Jumat.
Ia menyebut, berdasarkan informasi yang didengarnya dari para pekerja, sejumlah alat berat dan truk diduga ikut tertimbun longsoran.
"Dengar-dengar ada truk 13, alat berat beko tiga hingga empat gitu yang tertimbun. Kalau orang sih enggak tahu ada berapa," ucapnya.

Menurut Kamal, sejak kejadian berlangsung sekitar pukul 10.00 WIB, sudah ada beberapa korban jiwa yang berhasil dievakuasi.
"Tadi bahkan dari mulai kejadian pukul 10.00 WIB, sudah ada lima jenazah yang dibawa ambulans ke rumah sakit," jelas dia.
Koordinator BPBD Kabupaten Cirebon, Fauzan, mengonfirmasi, jumlah korban meninggal dunia mencapai delapan orang.
Fauzan menyebut, proses pencarian masih terus dilakukan karena diduga masih ada korban yang tertimbun.
“Yang terakhir tadi ditemukan sekitar pukul 14.00 WIB dan 14.30 WIB. Laporan yang kami terima, ada sopir beko dan truk yang juga tertimbun. Saat ini mereka masih dalam pencarian,” ucapnya.
Pantauan Tribun di lokasi, jasad korban yang ditemukan langsung dimasukkan ke dalam kantong jenazah dan diidentifikasi oleh tim Inafis Polresta Cirebon, lalu dievakuasi ke RSUD Arjawinangun.
Korban luka dievakuasi ke Rumah Sakit Sumber Hurip dan Puskesmas Dukupuntang.
Berita Viral lainnya
Artikel ini telah tayang di TribunCirebon.com
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.