Berita Viral
Bocah Sebut Aparat Minta Uang saat Ada Proyek Pembangunan Kini Minta Maaf, Ternyata Cuma Salah Paham
Bocah tersebut mengatakan bahwa bukan aparat yang meminta uang saat ada proyek pembangunan.
Penulis: Alga | Editor: Mujib Anwar
TRIBUNJATIM.COM - Seorang bocah berbicara lantang soal aparat dan preman di Desa Babakan, Kecamatan Tenjo, Kabupaten Bogor, Jawa Barat (Jabar), yang sering minta uang.
Kini bocah tersebut membuat video klarifikasi dan meralat perkataannya.
Ia pun menjelaskan duduk permasalahan sebenarnya.
Baca juga: Berani Kritik Kebijakan Dedi Mulyadi, Denny Cagur Banjir Hujatan: Tidak Melulu Barak Solusinya
Bocah ini mengatakan bahwa bukan aparat yang meminta uang, melainkan ada warga yang tak setuju dengan proyek pembangunan gedung yayasan.
Dia pun meminta maaf atas kegaduhan yang terjadi akibat ucapannya yang menyebut ada aparat dan preman sering minta uang di lingkungannya tersebut.
"Assallamualaikum, semuanya klarifikasi untuk video yang sempat viral sebelumnya kemarin mengenai pengecoran gedung sekolah ini," ucapnya, dikutip Minggu (1/6/2026).
"Di video tersebut ada salah pengucapan kata-kata aparat, kami ralat, bukan aparat, tetapi ada oknum warga yang mempermasalahkan pembangunan tempat tinggal," tambahnya.
"Ini video klarifikasi kami, sekali lagi mohon maaf dan mohon dimaklumi," jelas bocah tersebut.
Sebelumnya, seorang bocah di Kecamatan Tenjo, Kabupaten Bogor, menyenggol nama Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi.
Bocah tersebut menumpahkan isi hatinya terkait adanya oknum aparat dan preman yang kerap meminta uang.
Hal itu dia curahkan di media sosial, saat rumah singgah yatim piatu yang dia tempati atas nama Yayasan Satu Benih melakukan proyek pembangunan.
Saat mengerjakan proyek pembangunan gedung, ternyata truk muatan coran tak diperkenankan melintas.
Alhasil bocah tersebut membuat konten yang belakangan menjadi viral.
Tepatnya di Desa Babakan, Kecamatan Tenjo, Kabupaten Bogor.
"Pak Dedi mau ngecor pake mobil hotmix di Tenjo ribet ya. Rumah yatim aja dipintain duit sana sini," ucapnya, dikutip Minggu (1/6/2025).
"Dan dananya juga kita nyari sendiri. Eh, malah oknum-oknum aparat sama preman minta duit sana sini. Lucu ya Tenjo jadi manual kan," tambahnya.
Sementara itu, video viral yang beredar soal ucapan aparat dan preman meminta uang langsung direspons Kepala Desa Babakan, Suwardi.
Suwardi membeberkan secara rinci akar permasalahan yang terjadi.
Dia menjelaskan bahwa tidak ada pelarangan pembangunan seperti yang viral di media sosial.
Hanya saja, warga beserta Pemdes Babakan meminta agar pihak yayasan mengganti kendaraan truk ke ukuran yang lebih kecil.
Bukan tanpa alasan.
Sebab jalan desa baru saja rampung diperbaiki lewat bantuan Samisade.
Baca juga: Saldo di Rekening Sisa Rp80 Ribu Gegara Kecanduan, Karyawati Bank Bobol Uang Nasabah Rp7,1 M
"Masalahnya dia kan ngebangun pakai cor, dia enggak ada koordinasi sama desa. Saya ditelepon sama warga, pak lurah ini ada mobil cor yang tonasenya tujuh kubik."
"Jadi ada 30 ton tuh berikut mobilnya melintas di jalan samisade yang baru dibangun," ungkapnya.
"Jalan tersebut kan kalau dikasih mobil cor segitu beratnya ya warga mungkin takut terjadi apa-apa."
"Akhirnya saya suruh kroscek staf desa, betul enggak ada mobil masuk tiga mobil mau ngecor di yayasan, waktu itu staf desa kroscek, begitu kroscek benar ada pengecoran," tambahnya.
Suwardi hanya tak ingin jalan yang baru saja dibangun rusak karena truk bermuatan besar.
Dia kembali menegaskan bahwa tidak ada pelarangan pembangunan seperti yang dinarasikan di media sosial.
"Kemudian saya imbau agar pergunakan mobil yang lebih kecil supaya jalan tersebut tidak menimbulkan kerusakan."
"Intinya saya bukan melarang, tapi muatannya itu dicari kendaraannya yang lebih kecil," jelasnya.
Kejadian lainnya, sekelompok preman berkedok ormas memungut pungutan liar (pungli) ke pedagang di Pasar Sentra Grosir Cikarang (SGC), selama lima tahun.
Diketahui, para preman berinisial J, CR, MRAM, RG, dan AR tersebut telah diamankan Polda Metro Jaya di Bekasi.
Mereka ditangkap atas dugaan pemerasan terhadap para pedagang disertai intimidasi bahkan kekerasan.
Sekelompok lima orang ini diketahui mengaku berasal dari ormas yang bernama Trinusa.
Penangkapan ini dibeberkan Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya, Kombes Wira Satya Triputra, dalam jumpa pers, Senin (26/5/2025).
"Melakukan penangkapan terhadap lima orang dari anggota ormas tersebut," kata Wira, dikutip dari Tribunnews.com.
Baca juga: Warga Kecewa Diskon Tarif Listrik Dibatalkan, Malah Diganti BSU Rp600 Ribu: Daya Beli Kita Melemah
Pasar SGC sendiri dikenal sebagai pasar malam yang aktif beroperasi mulai pukul 23.00 WIB hingga 05.00 WIB.
Berdasarkan temuan, polisi mengatakan, praktik pemerasan tersebut telah terjadi sejak tahun 2020 hingga 2025.
"Sekitar 150 pedagang berjualan setiap malam. Para pedagang mengaku merasa tertekan dan takut dengan keberadaan ormas tersebut," ungkap Wira.
Dari hasil kutipan yang dilakukan selama lima tahun, ormas Trinusa disebut telah mengantongi uang mencapai Rp5,8 miliar dari para pedagang SGC.
Jumlah tersebut pun dibagi-bagi dengan porsi berbeda, sesuai dengan jabatan di organisasi.
Untuk Ketua Ormas bisa meraup Rp36-48 juta per bulan atau Rp2,1-2,8 miliar dalam lima tahun.
Sedangkan anak buahnya masing-masing bisa meraup Rp1,5-6 juta per bulan.
"Dalam pembagiannya, untuk ketua umum mendapatkan pembagian antara Rp1,2 juta sampai dengan Rp1,6 juta. Kemudian untuk pengurus dan anggota mendapatkan Rp50 ribu sampai dengan Rp200 ribu per hari," jelas Wira.
Masih menurut Wira, para pelaku bisa meraup jutaan rupiah hanya dalam waktu satu hari setiap kali melakukan pemerasan.
"Setiap kali melakukan kutipan dalam satu hari, rata-rata para pelaku mendapatkan uang antara Rp4 juta sampai Rp4,2 juta dalam satu hari," katanya.
Dalam pengungkapan kasus ini, polisi menyita sejumlah barang bukti.
Seperti enam seragam ormas, satu kaus, enam celana, satu buku catatan pembagian uang kutipan, serta bukti transfer kepada Ketua Umum dan anggota lainnya.
Polda Metro Jaya masih mendalami kasus ini.
Pihaknya tidak menutup kemungkinan akan ada tersangka tambahan dalam kasus dugaan pemerasan berjemaah ini.
| Pria Pura-pura ODGJ usai Kepergok Culik Balita Pakai Modus Cokelat, Orangtua Panik Mengejar |
|
|---|
| Wanita Pergoki Suaminya Berduaan di Kafe Bersama Bu Guru, Sentil Status PNS, BKD Klarifikasi |
|
|---|
| Sudah Tukar Tambah Pajero Rp 210 Juta, Pembeli Kaget Didatangi Bos Rental Mobil, Brio Dibawa Penipu |
|
|---|
| Dulu Wanita Berhijab Kecele Beli, Kini sudah Tak Tampak Sejak Dipasangi Tulisan Bakso Babi |
|
|---|
| 15 Prompt Selamat Hari Sumpah Pemuda, Bisa Dipakai di Gemini atau ChatGPT |
|
|---|

Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.