Berita Viral
Ditegur Kemenhut, Tiga Dewa Adventure Bantah Booking Lahan Camp & Usir Pendaki: Ada Buktinya
Tiga Dewa Adventure Indonesia memastikan sistem dan kinerja timnya berjalan baik, tidak seperti yang dinarasikan di medsos.
Penulis: Alga | Editor: Mujib Anwar
Ia mengaku sudah berkomunikasi dengan pemilik-pemilik video yang diduga menyudutkan usaha operator wisata pendakian gunung miliknya.
Selain itu, ia juga telah melakukan investigasi dan evaluasi kinerja timnya ketika memandu tamu mendaki gunung di berbagai daerah.
Ia memastikan sistem dan kinerja timnya berjalan dengan baik, tidak seperti yang dinarasikan di media sosial.
"Padahal dari berbagai macam video itu yang beredar, tidak ada kayak bendera yang misalnya kayak kita mengusir pendaki ataupun yang sebagainya. Jadi kita fair-fair-an saja gitu."
"Tapi memang apa ya, teman-teman tuh khawatir gitu ketika kita tidak membuat suatu pernyataan atau suatu klarifikasi malah menjadi ke mana-mana," tambah Rifqi.
Ia mengatakan, ada banyak operator wisata pendakian lain yang membuat open trip serupa dengan Tiga Dewa Adventure Indonesia.

Sementara itu, Kementerian Kehutanan (Kemenhut) menegur sejumlah penyelenggara open trip pendakian gunung yang diduga melakukan praktik booking lahan camp di gunung.
Langkah ini dilakukan, merespons viralnya keluhan pendaki yang merasa diusir dari lahan camp Gunung Rinjani oleh oknum operator trip.
"Saat ini, kami sudah memberikan teguran ke penyelenggara open trip," kata Direktur Pemanfaatan Jasa Lingkungan Hutan Konservasi Kemenhut, Nandang Pribadi, saat dikonfirmasi, Senin malam, dilansir dari Kompas.com.
Nandang menyebutkan, pihak pengelola taman nasional juga turut menegur operator trip Tiga Dewa Adventure Indonesia.
"Tidak hanya Tiga Dewa, menyampaikan di media sosial bahwa tidak ada booking area camp," tambah Nandang.
Pihaknya menyayangkan adanya perilaku tidak terpuji dari oknum penyelenggara open trip, pendaki, biro perjalanan, trekking organizer (TO) atau base camp (BC) yang melakukan tindakan melanggar etika dan aturan.
"Secara ketentuan tidak ada aturan booking area untuk mendirikan tenda. Jadi lebih ke cepat-cepatan sampai di area (camping) aja," ujar Nandang.
Sebagai pengelola pendakian gunung di taman nasional, ia menyebut tidak dapat dan tidak akan menolerir praktik-praktik memblokade atau booking area camp tanpa izin, mengintimidasi atau mengusir pendaki lain, dan meninggalkan tenda/kavling setelah selesai pendakian.
"Kami menyadari keterbatasan jumlah personel di lapangan. Maka dari itu, kami mengajak seluruh pendaki, porter, pemandu, dan pengunjung untuk saling mengingatkan dan menegur bila melihat pelanggaran," ujar Nandang.
Baca juga: Berkurban di Tengah Keterbatasan, Mbah Wuh Sisihkan Uang BLT Beli Kambing Rp2 Juta: Duit Buat Apa?
Wali Kota Sebut Anaknya ke Sekolah Diantar, Kelakuan Bawa Mobil Parkir di Lapangan Dibongkar Teman |
![]() |
---|
Sebut Tempat Gibran Tuntut Ilmu Tidak Setara SMA/SMK, Said Didu Pastikan UTS Insearch Hanya Bimbel |
![]() |
---|
Penjelasan Kades usai MBG Hasil Usaha Adiknya Dikritik Pelit karena Porsi Secuil: Untuk PAUD |
![]() |
---|
Tangis Keluarga Korban Tabrak Lari Minta Keadilan Harus Ngemis, Pelaku Cuma Dituntut 1,5 Tahun |
![]() |
---|
Sosok Said Kepsek Antar Jemput 32 Siswa Pakai Tossa Tiap Hari, Nangis Tetap Ditunggu Meski Terlambat |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.