Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Berita Viral

Gaji Jaga Toko Tak Cukup Biayai Sekolah, Siswa Minum Pembersih Lantai, Sehari Upah Hanya Rp20 Ribu

Nasib siswa minum pembersih lantai karena tak bisa melanjutkan pendidikannya. Ia mengalami depresi akibat ketidakmampuan finansial.

Unsplash/Mat Napo
MINUM CAIRAN - Ilustrasi tabung infus. Seorang siswa minum cairan pembersih lantai karena tak bisa melanjutkan sekolah. Gaji jaga toko tiap hari tak cukup untuk membiayai sekolah, Senin (9/6/2025). 

TRIBUNJATIM.COM - Nasib siswa minum pembersih lantai karena tak bisa melanjutkan pendidikannya.

Ia mengalami depresi akibat ketidakmampuan finansial untuk melanjutkan pendidikan.

Mirisnya ia tingga sebatang kara.

Kedua orangtua sudah berpisah.

Sang ayah yang bekerja buruh tak bisa berbuat banyak.

Kisah ini menimpa seorang pelajar berinisial MMH.

Baca juga: Tangis Ibu Ikbal Siswa SD Difabel Diberi Rumah Dedi Mulyadi, Kaki Tinggal 1 dan Curhat Anak Dibully

Ia nekat menenggak cairan pembersih lantai masih menjalani perawatan intensif di rumah sakit di Kota Cirebon, Jawa Barat, pada Senin (9/6/2025).

Kondisi MMH sangat memprihatinkan, di mana ia mengalami depresi akibat ketidakmampuan finansial untuk melanjutkan pendidikan.

Ayah MMH berharap pemerintah dapat memberikan perhatian dan kepedulian terhadap anaknya.

Ahmad Faozan, rekan ayah MMH yang juga merupakan kuasa hukum, mengungkapkan keprihatinannya.

"Saya tak kuasa melihat MMH yang dikenal sebagai anak berprestasi bernasib malang. Dia nekat melakukan hal yang sangat membahayakan keselamatan jiwanya," ungkap Faozan, dikutip dari Kompas.com.

Faozan menjelaskan kepada Kompas.com bahwa MMH merasa putus asa dan tidak tahu lagi harus berbuat apa.

Faozan menjenguk kondisi MMH di rumah sakit di Kota Cirebon pada Senin (9/6/2025) siang.
Faozan menjenguk kondisi MMH di rumah sakit di Kota Cirebon pada Senin (9/6/2025) siang. (KOMPAS.com/ MUHAMAD SYAHRI ROMDHON)

"Dia depresi karena keinginan untuk sekolah di Kota Cirebon, tidak dapat dia gapai. Masalahnya adalah ekonomi yang menghantui kehidupannya," jelasnya.

MMH telah bekerja sebagai penjaga warung buah di Pasar Kalitanjung, Kota Cirebon, dengan upah Rp20.000 per hari.

"Korban depresi karena kemiskinan, dia tidak bisa melanjutkan SMA-nya. Dia sudah berusaha menjadi pelayan dan penjaga toko buah, tetapi upahnya tidak mencukupi," tambah Faozan yang juga Ketua Asosiasi Advokat Indonesia Cirebon Raya.

Halaman
123
Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved