Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Idul Adha 2025

Sosok Muhammad Musofa, Namanya Terukir di Paru-paru Sapi Kurban Tangsel, 'Bukan Goresan Alat'

Asal usul tulisan nama warga di paru-paru hewan kurban Masjid Al-Ikhlas Kota Tangerang Selatan. Bukan buatan manusia.

Editor: Hefty Suud
KOLASE TribunTangerang/Ikhwana Mutuah Mico
IDUL ADHA 2025 - Kejadian tak biasa bikin geger proses penyembelihan hewan kurban di Masjid Al-Ikhlas, Pondok Betung, Pondok Aren, Kota Tangerang Selatan (Tangsel). Paru-paru sapi terukir nama manusia. 

TRIBUNJATIM.COM - Momen Idul Adha 2025 di Masjid Al-Ikhlas, Pondok Betung, Pondok Aren, Kota Tangerang Selatan (Tangsel) bikin heboh. 

Hal ini lantaran penemuan paru-paru hewan kurban, bertuliskan nama warga. 

Yang jadi sorotan, tulisan nama tersebut ternyata bukan buatan manusia. 

Penemuan paru-paru sapi kurban bertuliskan nama warga ini terkuak dari proses penyembelihan. 

Warga melakukan penyembelihan hewan kurban Idul Adha 2025 pada Sabtu (7/6/2025).

Pasalnya saat proses pemotongan organ dalam salah satu sapi kurban, panitia mendapati adanya bentuk tulisan menyerupai nama manusia di bagian paru-paru sapi tersebut.

Tulisan tersebut terbaca sebagai “Muhammad Musofa bin Jalal Sayuti".

Baca juga: Fakta Kades Belum Bayar 16 Sapi Kurban Selama Setahun, Penjual Nangis Menagih, Bupati Bertindak

Usut punya usut, nama tersebut ternyata salah satu jamaah yang berkurban tahun ini di RT 02 RW 01.

“Saat saya menyayat bagian paru, saya seperti melihat huruf-huruf. Setelah diperhatikan, terbaca jelas nama ‘Muhammad Musofa’.

Saya langsung panggil panitia dan warga lainnya,” ujar Yusman panitia yang menemukan adanya coretan nama di Pondok Aren, Tangsel, dikutip Minggu (8/6/2025).

Ketua DKM Masjid Al-Ikhlas, KH Suhada, menyebut fenomena ini bukan hasil tangan manusia.

Ia menggambarkannya sebagai peristiwa yang tak pernah terjadi sepanjang pelaksanaan kurban bertahun-tahun di wilayah tersebut.

“Ini bukan ukiran. Ini bukan goresan alat. Ini seperti bagian dari jaringan daging itu sendiri. Kita menyaksikan sesuatu yang tak biasa,” ujar Suhada.

Saat melihat daging tersebut, tampak sebuah tulisan berwarna hitam menyerupai nama yang tertera sebanyak tiga baris, muncul di bagian daging yang telah disayat.

Baca juga: Alasan Daging Kurban Melimpah di Desa Batur, Warga Sembelih 720 Hewan Kurban, Bayi Juga Dapat Bagian

Baca juga: Pak Haji Meninggal saat Sembelih Hewan Kurban, Anak Baru Sadar Wejangan Malam Takbiran Kata Terakhir

Kisah lain, Idul Adha 2025 di Kota Bekasi, Jawa Barat disorot publik hingga viral di media sosial.

Dari video viral, panitia kurban menarik Rp15 ribu kepada warga.

Usai viral, panitia kurban kini buka suara.

Selain minta maaf, mereka juga menjelaskan maksud dari penarikan biayan itu.

Mereka mengatakan tidak semua warga ditarik uang belasan ribu tersebut.

Selain itu, setelah viralnya kejadian tersebut, salah satu panitia bernama Tarmin menyampaikan klarifikasi terkait adanya permintaan uang sebesar Rp 15.000 kepada warga untuk menebus satu kantong daging kurban. 

Dalam video tersebut, Tarmin menjelaskan bahwa awalnya di wilayahnya belum ada pemberian hewan kurban

Lalu, ia mengaku berupaya membantu mencarikan orang untuk mengurbankan hewan kurbannya di wilayahnya. 

"Setelah adanya yang memberi sapi, dapatlah sebuah sapi karena inisiatif saya ingin membantu teman-teman kami, khususnya para pemulung. Karena setiap adanya kurban, mereka (para pemulung) mengadu tidak mendapatkan daging," tutur Tarmin dalam video, Minggu (8/6/2025). 

MINTA MAAF : Tarmin (tengah) bersama warga di Cikiwul meminta maaf terkait pungutan uang Rp 15.000 ribu kepada warga yang menukarkan kupon daging kurban.
MINTA MAAF : Tarmin (tengah) bersama warga di Cikiwul meminta maaf terkait pungutan uang Rp 15.000 ribu kepada warga yang menukarkan kupon daging kurban. (Instagram Lambe Turah)

Setelah itu, Tarmin akhirnya mendapatkan total tiga ekor sapi untuk dikurbankan di wilayahnya. 

Ketiga sapi itu didapat dari pemberian orang dan hasil patungan dari dirinya dengan keluarganya. 

"(Pemberi sapi) Orang tersebut tidak mau disebut namanya, pemberi disebut hamba Allah yang memberikan kepada kami," ungkap Tarmin. 

Namun, orang-orang yang memberikan sapi tidak memberikan uang untuk biaya operasional pemotongan dan lain sebagainya. 

Karena itu, berdasarkan kesepakatan warga, biaya pemotongan hewan kurban dikenakan biaya sebesar Rp 15.000 kepada warga yang mendapatkan daging kurban. 

"Untuk biaya pemotongan dan juga pekerjaan menetel-netel sapi itu, makannya teman-teman, karena satu hari full. Jadi kami dengan inisiatif dan teman-teman sepakat meminta bantuan sebesar Rp15.000," ungkap Tarmin. 

Tarmin menyampaikan, biaya Rp 15.000 itu tidak diminta ke seluruh orang yang mendapatkan daging kurban. 

Ia menegaskan bahwa panitia hanya mendapatkan hewan kurban dan tidak menerima bantuan berupa uang untuk proses pemotongan. 

"Kami mendapatkan sapi tidak mendapatkan bantuan uang, hanya mendapatkan sapi karena tujuannya beliau, hamba Allah hanya memberikan bantuan agar teman-teman kami memakan daging," ungkapnya. 

Meski begitu, Tarmin mengaku salah dan meminta maaf atas perbuatannya yang memungut Rp 15.000. 

"Jadi mohon maaf yang sebesar-besarnya. Mungkin kepada aparatur daerah setempat, dari tingkat RT, RW, camat, dan Bapak Wali Kota," ungkapnya. 

Lebih lanjut, Kapolsek Bantargebang Kompol Sukadi menjelaskan kasus panitia kurban di Kota Bekasi tersebut telah diselesaikan secara kekeluargaan.

Sebagian artikel ini telah tayang di Tribuntangerang.com

Berita tentang Idul Adha 2025 lainnya

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved