Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

TNI Bangun Jalan Impian Siswa dan Warga di Pelosok Desa di Nganjuk

Pengerjaan pembangunan jalan sepanjang 1,1 km di Nganjuk itu berhasil rampung tepat waktu. Kini kondisinya jauh berbeda dari sebelumnya.

|
Penulis: Danendra Kusuma | Editor: Dwi Prastika
Istimewa/TribunJatim.com
TMMD - TNI Manunggal Membangun Desa (TMMD) ke-124 yang dipusatkan di Dusun/Desa Sumbermiri, Kecamatan Lengkong sampai Dusun Suru, Desa Lengkong Lor, Kecamatan Ngluyu, Kabupaten Nganjuk. Program ini resmi dimulai pada Selasa (6/5/2025) dan selesai pada Rabu (4/6/2025).  

Laporan Wartawan Tribun Jatim Network, Danendra Kusuma

TRIBUNJATIM.COM, NGANJUK - Jarum jam menunjukkan pukul 05.00 WIB. Mentari perlahan muncul dari balik bukit yang mengelilingi Dusun Suru, Desa Lengkong Lor, Kecamatan Ngluyu, Kabupaten Nganjuk, Jawa Timur.

Selaras, sinarnya mulai berpendar dan menyusup ke celah jendela rumah warga di sana. 

Sorot binar ini seolah menjadi alarm bagi Beta Fatma Jauhar. Ia seketika terjaga. 

Bocah 10 tahun ini lantas lekas-lekas beranjak dari kasur meski belum tersadar sepenuhnya dan terus menguap. Beta harus melawan rasa kantuk itu. Sebab pada Rabu (23/4/2025), ia harus masuk sekolah. 

Kemudian, Beta berjalan menuju kamar mandi. Selang beberapa menit, dia tuntas mandi dan kembali ke kamar untuk bersiap-siap.

Ia menjumput seragam sekolah yang tergantung di lemari sudut ruangan kamar tidur, disambung menata buku pelajaran.

Di tengah aktivitas tersebut, dia mendadak termenung lantaran teringat sesuatu. Dahinya mengernyit. 

"Kemarin, cuaca lagi tidak bersahabat. Hujan deras mengguyur semalaman. Kondisi akses jalan menuju sekolah pasti berlumpur," gumamnya seraya mendengus, Rabu (23/4/2025).

Baca juga: Personel TNI Kebut Pembangunan Jalan Penghubung Dusun di Nganjuk dalam Program TMMD ke-124

Seragam sekolah pun urung dikenakan, Beta berganti kaus lengan panjang serta celana training. Ia tak mau seragamnya kotor penuh cipratan lumpur saat melintasi jalan itu. 

Seragam sekolah sekaligus sepatu hitam, ia jejalkan ke dalam tas menyatu dengan buku pelajaran. Isi tasnya benar-benar penuh sesak. Selanjutnya, Beta menyantap hidangan sarapan yang dibuat ibunya. 

Segala persiapan rampung, tepat pukul 05.30 WIB, waktunya Beta pergi ke sekolah. Ia mengawalinya dengan berpamitan kepada kedua orang tuanya. 

BERANGKAT SEKOLAH - Dua siswa SDN 1 Ngepung Nganjuk berangkat ke sekolah dengan berjalan kaki, Rabu (7/5/2025). Jalan yang dilalui siswa sangat ekstrem, masih tanah, berbatu, dan banyak lubang. Kalau hujan berlumpur. 
BERANGKAT SEKOLAH - Dua siswa SDN 1 Ngepung Nganjuk berangkat ke sekolah dengan berjalan kaki, Rabu (7/5/2025). Jalan yang dilalui siswa sangat ekstrem, masih tanah, berbatu, dan banyak lubang. Kalau hujan berlumpur.  (Tribun Jatim Network/Danendra Kusuma)

Rutinnya, terlebih ketika hujan, Beta ke sekolah berjalan kaki bersama kawan, yakni Kharisma Fitri Salsabilah (11).

Keduanya tetanggaan. Rumah Beta dan Kharisma berdampingan.

Beta dan Kharisma merupakan siswi SDN 1 Ngepung yang berlokasi di Dusun Sumbermiri, Desa Sumbermiri, Kecamatan Lengkong, Kabupaten Nganjuk.

Beta duduk di kelas 4, sedangkan Kharisma kelas 5.

"Kharisma, Kharisma, ayo kita berangkat ke sekolah," seru Beta di depan rumah Kharisma.

Tak lama Kharisma menyahut.

"Iya, ayo aku sudah siap," Kharisma lalu berlari keluar rumah. 

Serupa dengan Beta, Kharisma berpakaian kaus oblong dipadu celana training.

Seragam sekolah dan sepatu masuk tas ransel. Keduanya sarat pengalaman sehingga masing-masing tahu apa yang harus dilakukan saat melintasi jalan rusak selepas hujan. 

Mereka pun berjalan bersama. Beberapa meter meninggalkan rumah, Beta dan Kharisma akhirnya berhadapan dengan jalan rusak yang selalu jadi aral dalam mencari ilmu. Jalan tersebut harus mereka lalui. Karena itu satu-satunya akses jalan menuju ke sekolah. 

"Lagi-lagi kita harus melewati jalan ini, ya. Saat kering saja sudah susah dilintasi. Karena dari awal jalannya memang rusak, masih tanah, berbatu, dan banyak lubang. Apalagi kalau sudah berubah berlumpur kayak gini. Makin menguras tenaga," kata Beta kepada Kharisma.

"Iya, Bet. Semoga jalan ini jadi perhatian pemerintah untuk diperbaiki, ya," timpal Kharisma. 

"Sudah, sudah. kita tidak bisa lama-lama mengobrol. Ayo jalan agar tidak terlambat. Lagian kita juga sudah terbiasa melewati jalan rusak ini. Tidak usah khawatir berlebihan," seloroh Kharisma lagi menutup perbincangan. 

Beta dan Kharisma tanpa ragu melanjutkan langkahnya. Selain medan yang menantang, jarak rumah mereka dengan sekolah terbilang cukup jauh.

Jarak tempuhnya sekitar 2 kilometer atau memakan waktu satu jam. 

Beta dan Kharisma berjalan dengan ekstra hati-hati lantaran jalan begitu licin akibat berlumpur. Sekali salah langkah saja, keduanya bakal terjungkal.

Di sepanjang perjalanan Beta dan Kharisma bergandengan tangan. Ini cara mereka untuk saling menopang.

Jika salah satu tubuh mereka gontai dapat langsung diseimbangkan.

Bahkan, mereka juga terkadang menanggalkan sandal jepitnya guna meningkatkan daya cengkram kaki pada permukaan tanah berlumpur. 

"Sebentar lagi kita sampai sekolah," celetuk Kharisma dengan napas terengah. 

Pukul 06.30 WIB, Beta dan Kharisma tiba di sekolah. Mereka lalu duduk di pembatas lapangan voli untuk beristirahat, menyelonjorkan kaki. 

Tak lama, mereka melaju ke kamar mandi.

Di situ, Beta dan Kharisma membasuh kakinya yang penuh lumpur serta beralih memakai seragam sekolah dan sepatu. Sesudah itu, keduanya masuk kelas masing-masing. 

Jalan terjal yang merintangi nyatanya membentuk mereka bermental baja. Beta dan Kharisma bukan bocah cengeng, yang selalu merengek minta diantar pulang-pergi ke sekolah naik motor pada orang tua. Kemauan belajar mereka juga tinggi demi menggapai cita-cita.

Guru SDN 1 Ngepung, Minto Nugroho membenarkan hal itu.

Semangat bersekolah anak didiknya tak pernah surut meski tiap hari meniti jalan berliku.

Berdasar data, siswa SDN 1 Ngepung berjumlah 54 orang. Sekitar 30 siswa di antaranya merupakan warga Dusun Suru, Dusun Bendorayot, dan Dusun Kalimati, Desa Lengkong Lor, Kecamatan Ngluyu, Kabupaten Nganjuk

Siswa dari tiga dusun itulah yang merasakan asam garam mengarungi jalur menantang ke sekolah. Termasuk Beta dan Kharisma. 

"Saya salut sekaligus terenyuh melihat perjuangan siswa. Semangat belajar mereka saya acungi jempol. Mereka anak-anak yang tangguh. Saat hujan opsi terbaik memang berjalan kaki melintasi jalan tersebut, seperti yang dilakoni Beta dan Kharisma. Pakai kendaraan tak memungkinkan," terangnya kepada Tribun Jatim Network. 

TNI-Pemkab Nganjuk Bergerak Bangun Jalan Impian 

Beta dan Kharisma bisa bernapas lega. Doa dan impian mereka memiliki jalan mulus terkabul. TNI dan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Nganjuk memutuskan memperbaiki jalan rusak akses ke sekolah lewat program TNI Manunggal Membangun Desa (TMMD) ke-124. 

"Saya senang jalan menuju sekolah diperbaiki. Jadi, saya dan teman-teman tak perlu lagi susah payah melewatinya. Terima kasih pak TNI dan pak bupati," ujarnya dengan senyum merekah. 

Program TMMD ke-124 resmi dimulai pada Selasa (6/5/2025). Kegiatan ini ditargetkan beres Rabu (4/6/2025). 

TMMD - Prosesi upacara dan pemukulan kentongan oleh Bupati Nganjuk, Marhaen Djumadi sebagai pembukaan TMMD ke-124 yang dipusatkan di Dusun/Desa Sumbermiri, Kecamatan Lengkong sampai Dusun Suru, Desa Lengkong Lor, Kecamatan Ngluyu, Kabupaten Nganjuk. Program ini resmi dimulai pada Selasa (6/5/2025) dan selesai pada Rabu (4/6/2025). 
TMMD - Prosesi upacara dan pemukulan kentongan oleh Bupati Nganjuk, Marhaen Djumadi sebagai pembukaan TMMD ke-124 yang dipusatkan di Dusun/Desa Sumbermiri, Kecamatan Lengkong sampai Dusun Suru, Desa Lengkong Lor, Kecamatan Ngluyu, Kabupaten Nganjuk. Program ini resmi dimulai pada Selasa (6/5/2025) dan selesai pada Rabu (4/6/2025).  (Istimewa/TribunJatim.com)

Pembukaan TMMD ditandai dengan prosesi upacara dan pemukulan kentongan oleh Bupati Nganjuk, Marhaen Djumadi. 

Kang Marhaen, sapaan Bupati Nganjuk, mengatakan TMMD tahun ini dipusatkan di wilayah Dusun/Desa Sumbermiri, Kecamatan Lengkong sampai Dusun Suru, Desa Lengkong Lor, Kecamatan Ngluyu, Kabupaten Nganjuk

Pemilihan lokasi ini bukan tanpa sebab.

Pemerintah bersama TNI hadir menjawab keresahan masyarakat salah satunya mengenai jalan rusak. Sehingga penderitaan yang dirasakan warga selama bertahun-tahun itu akan berangsur terhapus. 

"Lokasinya sangat strategis. Pembangunan yang dilaksanakan akan berdampak positif bagi masyarakat setempat. Tak terkecuali anak-anak sekolah," katanya. 

Ia menyebut, Pemkab Nganjuk memberikan sokongan anggaran Rp 4 miliar bersumber dari APBD 2025 demi kesuksesan TMMD. 

Selama Kang Marhaen menjabat, ini merupakan kali ketiga TMMD digelar di Kota Angin. 

Sebelumnya, TMMD dilaksanakan di Desa Bajulan, Kecamatan Loceret dan Desa Bajang, Kecamatan Ngluyu

"Kami siap mendukung program TMMD. Kami berharap TMMD bisa berkelanjutan," ungkapnya. 

Dandim 0810/Nganjuk, Letkol Inf Andi Sasmito menerangkan sebanyak 150 personel diterjunkan dalam TMMD kali ini. 

Ratusan personel tersebut terdiri dari, Yon Arhanud Sidoarjo, Yon Armed 2, Kodim Nganjuk, dan Pasukin Marinir (Pasmar). 

"Tujuan TMMD TNI adalah membantu pemerintah daerah untuk percepat pembangunan. Sekaligus mensejahterakan masyarakat. Tahun ini, membangun jalan dari Ngluyu ke Lengkong agar masyarakat lebih mudah menuju sekolah maupun kegiatan perekonomian," terangnya. 

Andi menjabarkan lebih rinci pelaksanaan TMMD. Terdapat dua pembangunan yang dilakukan di TMMD, yakni fisik dan non fisik. 

Pembangunan fisik meliputi pengecoran jalan sepanjang 1,1 km dengan menggunakan rijig beton yang menghubungkan Dusun Suru, Desa Lengkong Lor, Kecamatan Ngluyu menuju Dusun/Desa Sumbermiri, Kecamatan Lengkong.

Pematangan lahan ruas jalan Gampeng-Sumbermiri di Desa Lengkong Lor dan Desa Sumbermiri sejauh 5,9 km. Pembangunan ini yang didambakan Beta dan Kharisma ataupun warga di dua desa itu. 

Lalu, rehabilitasi rumah tidak layak huni (RTLH) sebanyak 13 unit. 

Selanjutnya, untuk non fisik, antara lain penanganan stunting, pengobatan massal, pelatihan UMKM, layanan perpustakaan keliling, serta pencegahan kekerasan pada anak. 

"Di samping fisik, sasaran non fisik tak kalah penting. Sasaran non fisik memberikan pemahaman dan mengasah kemampuan lebih dalam di segala bidang kepada masyarakat," cetusnya. 

Para Kesatria Berjibaku Hadapi Cuaca Ekstrem Saat Bangun Jalan

Usai upacara pembukaan, para pasukan bergegas bertandang ke lokasi kegiatan TMMD, Desa Lengkong Lor dan Desa Sumbermiri.

Setibanya di lokasi, derap langkah ratusan prajurit menggema memecah keheningan kawasan pelosok tersebut. Menyadari kehadiran para kesatria itu, para warga tunggang-langgang ke luar rumah untuk menyambutnya. 

Mereka berkerumun tanpa sekat satu sama lain. Perbincangan hangat antara warga dan TNI pun terjalin. Di waktu yang sama, raut bahagia terpancar dari wajah mereka. Kegembiraan warga tak bisa dibendung. Maklum ini adalah momen yang telah dinantikan. 

Selepas itu, para personel TNI langsung melaksanakan pembangunan jalan. Segala perlengkapan pendukung disiapkan. Mulai dua unit alat berat, sekop, hingga cangkul. 

Pengerjaan awal betonisasi dimulai dengan perataan permukaan jalan. Deru mesin dua alat berat sontak terdengar bersahutan dengan suara nyaring sekop dan cangkul yang beradu dengan bebatuan.

Kala itu, matahari mengangkang di tengah langit. Suhu panas terik terasa menyengat di kulit. Tak pelak, peluh bercucuran membasahi pakaian loreng pasukan. 

"Kami sudah mulai melakukan pembangunan jalan penghubung Dusun Suru-Desa Sumbermiri. Prosesnya dilakukan dengan alat berat dan tenaga manusia. Di hari pertama, cuacanya mendukung," kata Danramil 0810/13 Lengkong, Lettu Infanteri Yoyok Krisbiantoro.

Denting jam berdetak. Hari bergulir. Cuaca ekstrem mendadak melanda. Saat pagi menjelang, cakrawala amat cerah. Siangnya bisa mendadak berubah kelabu dan turun hujan deras dibarengi angin kencang. 

Perubahan tak menentu pada cuaca ini pun menjadi tantangan tersendiri bagi para pasukan dalam menjalankan pembangunan jalan. Bahkan, mereka sampai terpaksa menghentikan sementara pengerjaan. 

"Kalau langit sudah mendung kami harus cepat kembali ke pos istirahat di Balai Desa Sumbermiri. Sebab, di lokasi tidak ada tempat berteduh. Kanan-kiri jalan rimbun pepohonan, jauh dari rumah warga. Otomatis pengerjaan dihentikan sementara," jelasnya.

Meski begitu, asa mereka tak pupus. Esok harinya, para personel mengatur jam kerja lebih awal atau sejak pagi buta, mengebut pekerjaan yang kemarin tersendat. Selain itu, tak ada hari libur. Itu semua dilakoni demi jalan impian warga terbangun sesuai target waktu yang telah ditentukan. 

Di samping itu, para warga tak tinggal diam. Mereka merapat membantu pengerjaan. Sejumlah emak-emak juga turut andil. Mereka menyediakan aneka olahan palawija untuk dikonsumsi. 

"Kami bersatu padu dengan warga, gotong-royong membangun jalan," ungkap Yoyok. 

TMMD - Dandim 0810/Nganjuk, Letkol Inf Andi Sasmito konsisten turun ke lapangan guna meninjau proses pengerjaan, terutama sasaran fisik, pembangunan jalan dan RTLH dalam TNI Manunggal Membangun Desa (TMMD) ke-124 yang dipusatkan di Dusun/Desa Sumbermiri, Kecamatan Lengkong sampai Dusun Suru, Desa Lengkong Lor, Kecamatan Ngluyu, Kabupaten Nganjuk. Program ini resmi dimulai pada Selasa (6/5/2025) dan selesai pada Rabu (4/6/2025). 
TMMD - Dandim 0810/Nganjuk, Letkol Inf Andi Sasmito konsisten turun ke lapangan guna meninjau proses pengerjaan, terutama sasaran fisik, pembangunan jalan dan RTLH dalam TNI Manunggal Membangun Desa (TMMD) ke-124 yang dipusatkan di Dusun/Desa Sumbermiri, Kecamatan Lengkong sampai Dusun Suru, Desa Lengkong Lor, Kecamatan Ngluyu, Kabupaten Nganjuk. Program ini resmi dimulai pada Selasa (6/5/2025) dan selesai pada Rabu (4/6/2025).  (Istimewa/TribunJatim.com)

Dandim Rutin Cek Pengerjaan Sasaran Fisik

Dandim 0810/Nganjuk, Letkol Inf Andi Sasmito konsisten turun ke lapangan guna meninjau proses pengerjaan, terutama sasaran fisik, pembangunan jalan dan RTLH.

Peninjauan dilakukan agar pengerjaan berjalan maksimal. Ia tak ingin personel bekerja asal-asalan, seluruh komponen pembangunan tertakar dengan baik. 

"Perintah pak Dandim, pekerjaan kami harus sesuai target. Kualitas juga harus teruji. Karenanya, ia melaksanakan pengecekan proses pembangunan secara berkala," sambung Yoyok.

Yoyok menambahkan, Dandim tak segan menyentil personel apabila menemukan bahan-bahan pembangunan yang belum sempurna. Tak sekadar itu, Dandim meminta personel mengulang mengolah bahan. Dia tak beranjak dari lokasi. Pengolahan bahan dipantau dengan detail agar tak ada yang kurang sedikit pun. 

"Kami pernah ditegur pak Dandim lantaran semen yang kami aduk ada kekurangan takaran. Kami diminta mengaduk ulang. Pak Dandim memantau kami sampai olahan semennya tepat," urainya. 

TMMD - TNI Manunggal Membangun Desa (TMMD) ke-124 yang dipusatkan di Dusun/Desa Sumbermiri, Kecamatan Lengkong sampai Dusun Suru, Desa Lengkong Lor, Kecamatan Ngluyu, Kabupaten Nganjuk. Program ini resmi dimulai pada Selasa (6/5/2025) dan selesai pada Rabu (4/6/2025). 
TMMD - TNI Manunggal Membangun Desa (TMMD) ke-124 yang dipusatkan di Dusun/Desa Sumbermiri, Kecamatan Lengkong sampai Dusun Suru, Desa Lengkong Lor, Kecamatan Ngluyu, Kabupaten Nganjuk. Program ini resmi dimulai pada Selasa (6/5/2025) dan selesai pada Rabu (4/6/2025).  (Istimewa/TribunJatim.com)

Pengerjaan Tertunaikan, Jalan Rusak Kini Tinggal Kenangan

Kerja keras pasukan TMMD membuahkan hasil. Pengerjaan pembangunan jalan sepanjang 1,1 km itu berhasil rampung tepat waktu. Kini kondisinya jauh berbeda dari sebelumnya. Rata bercor. Lubang, lumpur, serta bebatuan sirna.

Atas capaian ini, Kepala Desa Lengkong Lor, Tutik Susilowati menyampaikan rasa syukur dan terima kasih kepada TNI serta Pemkab Nganjuk. Dengan jalan baru ini para warga bisa melenggang bebas hambatan. 

Warga Dusun Suru, Desa Lengkong Lor yang merasakan manfaat pembangunan jalan berjumlah 66 KK. Untuk Desa Sumbermiri 157 KK. 

"Saya mewakili masyarakat Desa Lengkong Lor mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya jalan kami sudah dibangun," tuturnya. 

Ia menyebut, jalan penghubung Dusun Suru dan Desa Sumbermiri perannya sungguh vital bagi warga. Tiap hari, jalan tersebut digunakan mengantar hasil pertanian dan akses ke sekolah. 

"Banyak warga kami yang bersekolah di desa tetangga, SDN 1 Ngepung. Lantaran sekolah itu paling dekat dijangkau dibanding sekolah yang ada di Desa Lengkong Lor. Dengan dibangunnya jalan para siswa tak lagi belepotan kena lumpur. Aktivitas usaha tani jadi lancar," sebutnya.

Danrem 081/Dhirotsaha Jaya, Kolonel Arm Untoro Hariyanto mengapresiasi langkah Kodim 0810/Nganjuk dan Pemkab menyentuh jalan Dusun Suru-Desa Sumbermiri dengan perbaikan nyata. Upaya tersebut juga sejalan dengan tujuan digelarnya TMMD. 

"Seluruh program dan sasaran TMMD ke-124 di Nganjuk selesai 100 persen. Harapan kami, ekonomi bisa bergerak, lahir siswa-siswa berprestasi di Dusun Suru dan Desa Sumbermiri, serta kesejahteraan warga meningkat," tutupnya. 

Sumber: Tribun Jatim
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved