Breaking News
Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Mengenal Komunitas Jaranan Desa Kebonrejo Kediri, Anggota Termuda Masih 8 Tahun

Kesenian Jaranan masih langgeng dilestarikan di Dusun Tegalrejo, Desa Kebonrejo, Kecamatan Kepung, Kabupaten Kediri, Jawa Timur.

Penulis: Cindy Dinda Andani | Editor: Ndaru Wijayanto
tribunjatim.com/Cindy Dinda Andani
KOMUNITAS JARANAN - Kesenian Jaranan masih langgeng dilestarikan di Dusun Tegalrejo, Desa Kebonrejo, Kecamatan Kepung, Kabupaten Kediri, Jawa Timur. 

Laporan Wartawan TribunJatim.com, Cindy Dinda Andani

TRIBUNJATIM.COM, KEDIRI - Kesenian Jaranan masih langgeng dilestarikan di Dusun Tegalrejo, Desa Kebonrejo, Kecamatan Kepung, Kabupaten Kediri, Jawa Timur.

Bagaimana tidak, dari tahun 1982, melalui komunitas kesenian Turonggo Mudo Generasi 1, warga Kebonrejo aktif berlatih Jaranan hingga saat ini.

Generasi Turonggo Mudo Generasi 2 lahir pada tahun 1999, dilanjutkan Putro Turonggo Mudo pada tahun 2016, dan yang terbaru, Bocil'e Turonggo Mudo pada tahun 2022.

Mujito (55) selaku Penasihat Putro Turonggo Mudo menuturkan, biasanya anggota komunitas merupakan turun temurun, dari kakek hingga cucu.

"Biasanya kakeknya ikut jaranan, nanti anaknya juga ikut, begitu juga cucunya, semua keinginan pribadi tidak ada paksaan," tuturnya saat ditemui di tempat latihan Putro Turonggo Mudo, Sabtu (14/6/2025).

Erna Sulistyani (52), Pembina Putro Turonggo Mudo, menjelaskan untuk anggota Bocil'e Putro Turonggo Mudo, mayoritas masih sangat muda dengan usia termuda 8 tahun.

Baca juga: Bermula dari Iseng, Bocah SD di Banyuwangi Raup Pundi Rupiah, Rakit Kostum Kesenian Jaranan & Barong

KOMUNITAS JARANAN - Kesenian Jaranan masih langgeng dilestarikan di Dusun Tegalrejo, Desa Kebonrejo, Kecamatan Kepung, Kabupaten Kediri, Jawa Timur.
KOMUNITAS JARANAN - Kesenian Jaranan masih langgeng dilestarikan di Dusun Tegalrejo, Desa Kebonrejo, Kecamatan Kepung, Kabupaten Kediri, Jawa Timur. (tribunjatim.com/Cindy Dinda Andani)

Baca juga: Festival Jaranan Trenggalek Kembali Digelar, Ribuan Masyarakat Antusias Datang Menonton

Mereka akan berlatih terlebih dahulu agar pecut yang dipakai untuk Jaranan tidak terkena diri sendiri maupun temannya.

Wanita yang akrab disapa Lis ini berharap, agar pemerintah setempat memberikan perhatian dan pendanaan agar alat untuk menampilkan kesenian Jaranan mereka bisa memadai.

"Harapannya agar anak-anak tetap semangat dan pemerintah bisa mendanai, karena alatnya banyak yang kurang," jelasnya.

Farel (8) anggota Bocil'e Turonggo Mudo termuda mengaku suka berlatih dan tampil saat ada pentas Jaranan.

Baca juga: Kampung Tambak Bayan Surabaya Gelar Barongsai Bersama Jaranan Rea Reo, Wujud Imlek Penuh Toleransi

Yang paling ia suka adalah saat "Ndadi".

"Ndadi" sendiri merupakan kepercayaan bahwa mereka "dirasuki", meskipun faktanya tidak benar-benar ada makhluk halus yang memasuki tubuh mereka.

Mereka akan merasa "Ndadi" untuk memacu adrenalin agar lebih percaya diri dan semangat saat tampil.

Para penabuh di komunitas itu juga banyak yang masih berusia muda, salah satunya penabuh gong, Khoiril Fi'li (30).

Khoir mengaku senang gabung dalam komunitas kesenian jaranan ini untuk melestarikan budaya.

"Nguri-nguri budaya asli jawa dan senang juga (keseniannya)," ujarnya.

Ia pun berharap agar Putro Turonggo Mudo semakin maju dan anggotanya semakin kompak.

Baca juga: Museum SBY-ANI Pacitan Gelar Pameran Rekacipta, Hadirkan 130 Lukisan Seniman Nasional hingga Anak TK

Sumber: Tribun Jatim
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved