Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Berita Viral

Rumah Subsidi 18 Meter Persegi dari Pemerintah Dinilai Tak Manusiawi, REI: Enggak Bisa Bayangkan

Wacana lahan minimal rumah subsidi 18 meter persegi dari pemerintah adalah hal yang tidak manusiawi.

Penulis: Alga | Editor: Mujib Anwar
TRIBUNSOLO.COM/GARUDEA PRABAWATI
KRITIK RUMAH SUBSIDI - Ilustrasi proyek rumah subsidi di Solo Raya, beberapa waktu lalu. Para pengembang pun makin banyak yang mencari lahan di daerah pinggiran yang makin jauh dari pusat kota. 

Hanya saja, lahan yang terjangkau bisa didapat di pinggiran yang cukup jauh dari pusat kota.

"Memang betul harga tanah naik. Cuma kalau agak yang pinggir masih dapat."

"Kalau yang tengah kota enggak mungkin. Kalau ketersediaan unit enggak masalah," jelasnya.

Meski begitu, ia mengakui daya beli masyarakat yang terus tertekan.

Harga rumah subsidi di Jawa Tengah saat ini Rp166 juta dengan angsuran sekitar Rp1 juta.

Sementara itu, Upah Minimum Kota (UMK) Solo hanya sekitar Rp2,4 juta.

Dengan beban angsuran sebesar itu, maka rumah subsidi masih sulit dijangkau warga Solo Raya.

"Daya beli memang semua merasakan. Daya belinya memang tertekan pada umumnya," jelas Oma.

Baca juga: Guru Mundur Massal dari Sekolah Bodong, Kerja Bak ART, Disuruh Beli Ayam Goreng Buat Anak Kepsek

Berdasarkan Peraturan Menteri PUPR Nomor 689/KPTS/M/2023 harga jual rumah subsidi di Jawa Tengah, kecuali Jabodetabek seharga Rp166 juta.

Para pengembang pun makin banyak yang mencari lahan di daerah pinggiran yang makin jauh dari pusat kota.

"Agak menepi karena dipatok Rp166 juta, harus cari lahan yang terjangkau. Kalau tepi kota secara harga tidak klop," ungkap Oma.

Ia menyebut, sejumlah wilayah banyak dibangun rumah subsidi di Solo Raya.

Di antaranya Kecamatan Makamhaji dekat Pasar Jongke, sekitar Waduk Lalung Karanganyar, dan sekitar Waduk Cengklik hingga Bandara Adi Soemarmo Ngemplak, Boyolali.

"Hampir semua merata di Sukoharjo daerah Pasar Jongke, Boyolali Bandara, Waduk Cengklik, Karanganyar Waduk Lalung," jelasnya.

Menurutnya, hunian vertikal belum menjadi pilihan karena jarak antara daerah penyangga dengan pusat kota tak begitu jauh.

Halaman
123
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved