Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Berita Viral

Nasib Sekolah Swasta Elite di Bekasi Kini Digembok Gegara Diduga Bodong, Ortu Minta Kembalikan Uang

Setelah dilaporkan oleh puluhan orangtua murid, sekolah swasta elite di Kota Bekasi, Jawa Barat, mendadak berhenti beroperasi pada Senin (16/6/2025).

Wartakotalive.com/Rendy Rutama
SEKOLAH ELITE BODONG - Momen saat orangtua murid datang ke sekolah swasta mewah di Jalan Baru Perjuangan RT 04 RW 11 Marga Mulya, Kecamatan Bekasi Utara, Kota Bekasi, Senin (16/6/2025). Ortu siswa kecewa karena sekolah berhenti operasi tiba-tiba tanpa ada pemberitahuan. 

Sebab, sebuah program fasilitas konseling dari psikolog untuk anaknya tak terealisasi.

"Jadi saya selama anak saya sekolah di sini tidak pernah ketemu psikolog," tuturnya.

Selama anaknya bersekolah, Nurhaliza juga mengungkapkan biaya yang tak sedikit untuk membayar fasilitas yang akan didapatkannya.

Namun, beberapa program justru tak terlaksana sama sekali meskipun sudah membayar hingga jutaan rupiah.

Dia berharap pihak pengelola sekolah dapat bertanggungjawab dengan mengembalikan uang orangtua siswa.

"Sebaiknya bertanggungjawab pihak sekolah dan kembalikan uang yang sudah terlanjur bayar, saya juga masih ada uang pangkal di sekolah ini udah kebayar Rp7,3 juta," harap Nurhaliza.

SEKOLAH ELITE BODONG - Momen saat orangtua murid datang ke sekolah swasta mewah di Jalan Baru Perjuangan RT 04 RW 11 Marga Mulya, Kecamatan Bekasi Utara, Kota Bekasi, Senin (16/6/2025). Ortu siswa kecewa karena sekolah berhenti operasi tiba-tiba tanpa ada pemberitahuan.
SEKOLAH ELITE BODONG - Momen saat orangtua murid datang ke sekolah swasta mewah di Jalan Baru Perjuangan RT 04 RW 11 Marga Mulya, Kecamatan Bekasi Utara, Kota Bekasi, Senin (16/6/2025). Ortu siswa kecewa karena sekolah berhenti operasi tiba-tiba tanpa ada pemberitahuan. (Wartakotalive.com/Rendy Rutama)

Baca juga: Kasus Kematian Siswa SMK di Sungai Brantas Mojokerto Terungkap, Paman Teman Sekolah Jadi Tersangka

Diberitakan sebelumnya, aksi orangtua melapor ke polisi atas dugaan penipuan akibat gagalnya proses mediasi pada Sabtu (14/5/2025).

Satu di antara orangtua murid, Silvia Legina (30), mengatakan dugaan penipuan menguat seusai para orang tua murid dijadwalkan berkumpul untuk mencari solusi dengan bertemu pihak sekolah.

Hanya saja, setelah menunggu enam jam, pihak orangtua justru tidak kunjung mendapat kepastian dan kejelasan. 

"Jadwalnya itu pertemuan orangtua murid atas keputusan rapat pihak sekolah dan yayasan dan lawyer, tapi dari 14.30 WIB sampai semalam tidak ada titik temu," kata Silvia, Minggu (15/6/2025).

Silvia menyebutkan, biaya masuk sekolah mencapai Rp23 juta, belum termasuk iuran bulanan sekitar Rp2 juta. 

Ia merasa kecewa karena dana sebesar itu tidak sebanding dengan layanan dan program yang dijanjikan.

"Pendaftaran sekira Rp23 juta tapi di luar uang bulanan, jadi Rp23 juta itu termasuk activity fee sama uang bulanan sekolah selama tiga bulan, tapi bulanan ke empat kami bayar lagi kurang lebih Rp2 juta per bulan, makanya dengan biaya yang menurut saya mahal itu kami kecewa karena tidak sesuai dengan apa yang kami harapkan," lanjutnya.

Kekecewaan serupa diungkapkan oleh Benny Sugeng Waluyo (42), orangtua dari anak berkebutuhan khusus (ABK), yang semula tertarik menyekolahkan anaknya di sana karena adanya program inklusi dan dukungan psikolog. 

Namun, ia mengaku tidak melihat realisasi dari layanan tersebut selama anaknya belajar di sana.

Sumber: Tribunnews.com
Halaman 2/3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved