Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Berita Viral

Sosok Ibu di Tangsel yang Aniaya Bocah Penjual Risol ABK, Gegara Dagangan yang Dijajakan Tidak Habis

N, bocah penjual risol yang diduga menjadi korban penganiayaan ibu kandungnya berinisial LH (46) di Ciputat, Tangerang Selatan, merupakan ABK.

KOLASE KOMPAS.com/Pexels/Cottonbro Studio
PENGANIAYAAN BOCAH - Video bocah penjual risol di Tangsel diduga alami kekerasan. Wajahnya tampak lesu, dan bagian kakinya terlihat penuh luka, seperti bekas sayatan dan sundutan rokok. 

Ratusan Anak Berkebutuhan Khusus di Trenggalek Putus Sekolah, SLB Terbatas

SLB TERBATAS - Uji coba makan siang bergizi di Sekolah Luar Biasa (SLB) Kemala Bhayangkari, Kelurahan Sumbergedong, Kecamatan/Kabupaten Trenggalek, Jawa Timur, Senin (24/2/2025). Hanya ada 3 SLB di Trenggalek, terbatasnya SLB di Trenggalek sebabkan banyak ABK putus sekolah.
SLB TERBATAS - Uji coba makan siang bergizi di Sekolah Luar Biasa (SLB) Kemala Bhayangkari, Kelurahan Sumbergedong, Kecamatan/Kabupaten Trenggalek, Jawa Timur, Senin (24/2/2025). Hanya ada 3 SLB di Trenggalek, terbatasnya SLB di Trenggalek sebabkan banyak ABK putus sekolah. (TribunJatim.com/Sofyan Arif Candra)

Ratusan anak berkebutuhan khusus (ABK) di Kabupaten Trenggalek harus putus sekolah karena akses pendidikan yang sangat terbatas.

Menurut Kepala Dinas Sosial, Pemberdayaan Perempuan, dan Perlindungan Anak Kabupaten, Christina Ambarwati di Kabupaten Trenggalek hanya terdapat tiga Sekolah Luar Biasa (SLB).

"Di Trenggalek ada 3 SLB, yakni SLB Kampak, SLB Kemala Bayangkari dan SLB Harapan Mulia di Panggungsari. Itu sangat terbatas daya tampungnya," kata Tina, sapaan akrab Christina Ambarwati, Senin (5/5/2025).

Namun demikian menurut Tina, Pemkab melalui Dinas Pendidikan, Pemuda, dan Olahraga telah berkomitmen untuk membuka sekolah reguler sebagai sekolah inklusi.

"Sekolah tidak boleh menolak jika ada siswa ABK yang mendaftar," lanjutnya.

Namun demikian, sistem sekolah inklusi tersebut saat ini masih dalam tahap penyempurnaan baik dari tenaga pengajar maupun fasilitas yang ada.

Baca juga: Pemkot Malang Wacanakan Pemecahan Sejumlah Dinas, Dinsos P3AP2KB Berpotensi Terdampak

Bukan hanya itu, Dinsos bersama Dindik juga mengedukasi orang tua ABK untuk tetap menyekolahkan anaknya.

"Karena terkadang orangtua beranggapan anak seperti itu kok disekolahkan, karena ndak bisa apa-apa," jelas Tina meniru alasan orang tua ABK enggan untuk menyekolahkan anaknya.

Orang tua ABK juga harus tahu, jika masuk sekolah pun ABK akan mendapatkan standar kompetensi khusus yang dirancang untuk ABK. 

Salah satu penekanannya adalah bukan capaian akademik ABK, namun yang prioritas adalah interaksi sosial dengan masyarakat, guru dan temannya serta tidak adanya diskriminasi. 

"Mereka diterima oleh lingkungan sosialnya, dia belajar adab, mereka belajar tumbuh kembang yang lain dan tidak tidak ditolak dari sekolah dan temannya," jelas Tina.

 "Yang lebih penting lagi, komitmen ini untuk meneguhkan semua anak berhak atas layanan pendidikan," pungkasnya.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com

Berita Viral dan Berita Jatim lainnya

Informasi lengkap dan menarik lainnya di GoogleNews TribunJatim.com

Sumber: Kompas.com
Halaman 2 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved