Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Berita Viral

Cucu Mantan Bupati Ancam Perang usai Warungnya Dibongkar Dedi Mulyadi, Makam Kakek Tak Boleh Kena

Cucu mantan bupati kecewa lantaran warung kopi miliknya dibongkar Satpol PP Bekasi yang dilakukan atas perintah Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi.

Editor: Torik Aqua
Kolase Tribunjabar.id, Kompas.com/Achmad Nasrudin Yahya, Kompas TV
KECEWA - Warga Kampung Gabus, Kabupaten Bekasi, bernama Irwansyah (kanan) merasa kecewa berat karena Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi membongkar tempat usahanya yang diklaim didirikan di tanah warisan kakeknya. Foto Dedi Mulyadi diambil pada Selasa (3/6/2025). Foto Irwansyah diambil pada Rabu (28/6/2025) 

TRIBUNJATIM.COM - Nasib cucu mantan bupati, Irwansyah (51) yang kecewa kepada Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi.

Ia kecewa lantaran warung kopi miliknya dibongkar oleh Satpol PP Kabupaten Bekasi yang dilakukan atas perintah Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi.

Pembongkaran bangunan tersebut dilakukan pada Rabu (18/6/2025).

Warung tersebut terletak di Jalan Kong Isah, Kampung Gabus, Desa Srimukti, Tambun Utara, Kabupaten Bekasi.

Baca juga: Kecewa Warungnya Hancur Dibongkar, Warga Tak Mau Pilih Dedi Mulyadi Lagi: Cuma Ngonten Doang

Pembongkaran bangunan tersebut dilakukan oleh Satuan Polisi Pamong praja (Satpol PP) Kabupaten Bekasi pada Rabu (18/6/2025) atas perintah Gubernur Dedi Mulyadi.

Irwansyah mengaku, tempat usaha yang dibongkar itu berada di atas lahan warisan kakeknya, Bupati Bekasi periode 1958-1960 bernama Kong Haji Nausan.

"Ini tanah warisan engkong saya, Kong Haji Nausan Bupati (ketiga) Bekasi," ungkap Irwansyah, Rabu (18/6/2025), dikutip dari Kompas.com.

Dengan alasan garis keturunan itu, kata Irwansyah, ia berani mendirikan bangunan di atas tanah Perum Jasa Tirta (PJT).

Selain itu, Irwansyah juga menerangkan bahwa makam kakeknya itu berada di lokasi yang sama.

"Itu ada makamnya di situ. Makanya saya berani bangun warung di sini, buat usaha," tambahnya.

Alasan pembongkaran bangunan di sepanjang Jalan Kong Isah ini pun menjadi tanda tanya besar bagi Irwansyah.

Terlebih, menurut Irwansyah, saluran air sawah sudah habis dibangun perumahan dan jalan.

"Jalanan yang ada juga belum dirapihin. Ini saja jalan enggak kepakai," keluhnya.

Lebih lanjut, Irwansyah mengaku tidak akan tinggal diam apabila makam kakeknya yang terletak tidak jauh dari lokasi turut dibongkar.

"Kalau makam mau dibongkar mending perang sekalian kalau makam engkong saya dibongkar," tegas Irwansyah.

Dengan perasaan kecewa yang begitu mendalam ini, Irwansyah berharap Dedi Mulyadi hanya memimpin Jawa Barat selama satu periode.

"Ya, terserah pemerintah. Mau diganti ya syukur, kalau enggak ya sudah, saya ikhlasin, paling Dedi Mulyadi satu periode," katanya.

Kekecewaan Irwansyah bertambah karena ia sendiri adalah pemilih Dedi Mulyadi saat Pilkada 2024 lalu, begitu pula dengan pemilik bangunan liar yang dibongkar lainnya.

"Enggak mau milih lagi saya, sudah kecewa. Saya rakyat kecil, jual kopi Rp1.000-Rp2.000, keuntungannya buat nafkahin anak saya, kalau begini kan saya mau makan dari mana, kerjaan susah," tegasnya.

Irwansyah juga menyayangkan Dedi Mulyadi tidak langsung menyampaikan rencana pembongkaran ketika berkunjung ke Kampung Gabus beberapa waktu lalu. 

Pasalnya, surat pemberitahuan pembongkaran diterima warga mendekati hari pelaksanaan pembongkaran. 

"Enggak dikasih tahu (saat Dedi Mulyadi berkunjung ke Kampung Gabus), cuma ngonten doang," ungkapnya. 

Hingga saat ini, Irwansyah belum mengetahui di mana ia akan kembali berdagang setelah tempat usahanya dibongkar. 

Tanah Perum Jasa Tirta

Sebelumnya, sebanyak 50 bangunan liar di sepanjang Jalan Kong Isah, Kampung Gabus, Desa Srimukti, Tambun Utara, Kabupaten Bekasi, dibongkar. 

Pembongkaran dimulai sekitar pukul 10.00 WIB dan diawali dengan pembacaan berita acara oleh petugas Satpol PP di hadapan warga.

Dalam berita acara tersebut, disebutkan bahwa bangunan liar tersebut berdiri di atas tanah milik Perum Jasa Tirta, sebuah Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang bergerak di bidang pengelolaan sumber daya air. 

Kabid Trantib Satpol PP Kabupaten Bekasi, Ganda Sasmita menyebut bahwa pemerintah daerah akan menormalisasi lokasi tersebut.

Rencananya, nanti akan dibagnun fasilitas oleh Dinas Sumber Daya (SDA) Jawa Barat.

"Setelah penertiban akan melaksanakan normalisasi dari Perum Jasa Tirta, dari SDA Jawa Barat juga sama akan dilakukan pembangunan, kita juga dari pemerintah daerah juga sama," kata Ganda Sasmita di lokasi.

Pembongkaran ini merupakan perintah langsung Dedi Mulyadi, yang disampaikan melalui Bupati Bekasi Ade Kuswara Kunang usai kunjungannya ke lokasi.

"Ini didasari dari kunjungan Pak Gubernur, kemudian meminta kepada Pak Bupati untuk menertibkan bangunan yang ada di Srimukti," ujar Ganda.

Sementara itu, Dedi Mulyadi malah dikasihani warganya

Nurcahyo, warga di Sukabumi bikin Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi kaget.

Bukan tanpa alasan, Dedi Mulyadi syok karena Nurcahyo memiliki tiga istri.

Bahkan Dedi Mulyadi juga menuliskan caption, "dont try this at home" atau jangan ditiru.

Obrolan Dedi Mulyadi dan Nurcahyo terekam dalam unggahan sang gubernur di media sosial pribadinya pada Senin (16/6/2025).

Baca juga: Respon Bupati Bandung Dadang Supriatna Disebut Meniru Gaya Kepemimpinan Gubernur Jabar Dedi Mulyadi

DEDI MULYADI KETAR KETIR - Dedi Mulyadi menceritakan kondisi ekonomi daerah di Jawa Barat yang tidak merata, pemerintahnya sedang kesulitan dalam menangani anggaran dana. Khususnya Bupati Pangandaran yang mengeluhkan kepada Dedi terkait fiskal yang kekurangan, Sabtu (14/6/2025).
DEDI MULYADI KETAR KETIR - Dedi Mulyadi menceritakan kondisi ekonomi daerah di Jawa Barat yang tidak merata, pemerintahnya sedang kesulitan dalam menangani anggaran dana. Khususnya Bupati Pangandaran yang mengeluhkan kepada Dedi terkait fiskal yang kekurangan, Sabtu (14/6/2025). (YouTube KDM1)

Nurcahyo mengaku bahwa dia merupakan warga yang berasal dari Ponorogo, Jawa Timur.

Ketika muda sekitar tahun 1990-an, dia merantau ke Jawa Barat untuk mencari rezeki.

"Saya di Sunda sudah 30 tahun," kata Nurcahyo sambil memamerkan kaos Kang Dedi Mulyadi yang dia pakai, melansir dari TribunBogor.

Kemudian kepada Dedi, Nurcahyo menjelaskan bahwa dia mencari nafkah bertahun-tahun di Jawa Barat untuk anak dan istrinya.

Ketika ditanya soal istri, Dedi melongo terkejut.

"Emang berapa istrinya?," tanya Dedi.

"Tiga," jawab Nurcahyo sambil mengacungkan tiga jarinya.

"Ya Allah! Saya satu aja ilang," timpal Dedi.

Lebih lanjut atas pertanyaan Dedi, Nurcahyo memberkan istri-istrinya dan bagaimana dia melakukan poligami ketika masih muda.

Istri pertama dan kedua tinggal di dua rumah berbeda yang bertetangga berjarak sekitar 500 meter.

Sementara istri ketiganya, dia tidak mau membeberkan.

Pernikahan pertama dilakukan Nurcahyo tahun 1996 ketika Nurcahyo berumur 20 tahun.

Ketika Nurcahyo berumur 22 tahun, dia menikah lagi dengan istri kedua, dan menikahi istri ketiga ketika berusia 23 tahun.

"Dalam waktu empat tahun dia menikahi tiga wanita. Saya sudah hampir lima tahun tidak satu wanita pun saya nikahi," kata Dedi Mulyadi.

"Makanya saya suka kasihan ke bapak tuh, suka kasihan," ucap Nurcahyo sambil mengelus pundak Dedi.

"Halah, jangan kasihani saya, kalau saya tidak bisa bangun jalan Jabar Selatan, baru kasihan sama saya," timpal Dedi.

Kemudian Dedi kembali menggali informasi Nurcahyo soal pekerjaannya.

Rupanya Nurcahyo punya beragam usaha, mulai dari dealer mobil, peternakan, dan pertanian.

Nurcahyo juga membeberkan keempat anaknya yang sudah sukses.

Anak pertama merupakan notaris, anak kedua dokter di Surabaya yang masih menjalani Koas, anak ketiga buka usaha showroom, dan anak yang keempat masuk akmil.

Dedi Mulyadi prihatin

Rasa kasihan ditunjukkan oleh Dedi Mulyadi.

Hal tersebut terkait Bupati Pangandaran yang suka menangis.

Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi mengungkapkan keprihatinannya terhadap kondisi fiskal sejumlah daerah di Jawa Barat, khususnya Kabupaten Pangandaran.

Menurutnya, keterbatasan anggaran membuat daerah-daerah seperti Pangandaran kesulitan membayar tunjangan pegawai, bahkan hingga berbulan-bulan.

Hal itu disampaikan Dedi saat menjelaskan alasannya tetap melarang pejabat dan pegawai Pemerintah Provinsi Jawa Barat menggelar rapat di hotel, meskipun Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) telah memperbolehkannya.

"Kasihan Pangandaran, Ibu Bupatinya (Citra Pitriyami) kalau ketemu saya suka nangis. Tunjangan pegawainya sudah lima bulan nggak bisa dibayar. Anggarannya terbatas, sedang saya pikirkan solusinya," kata Dedi dalam video yang diunggah di media sosial dan dikonfirmasi ulang Kompas.com, Sabtu (14/6/2025).

Baca juga: Bupati Nangis Daerahnya Sulit Uang, Dedi Mulyadi Larang Bawahan Rapat di Hotel: BPJS Belum Kebayar

Baca juga: Ancaman Dedi Mulyadi ke Kades yang Viral Menyawer di Diskotek Meski Pakai Dana Pribadi: Tunda

Menurut Dedi, larangan rapat di hotel adalah bagian dari upaya efisiensi anggaran dan bentuk kepedulian terhadap ketimpangan fiskal antara kota besar dan daerah tertinggal di Jawa Barat.

Ia menilai bahwa ketimpangan tersebut bukan sekadar soal angka, tetapi berdampak langsung pada layanan dasar masyarakat seperti pendidikan, kesehatan, dan infrastruktur.

"Apakah daerah-daerah miskin itu rela uang pajaknya dipakai buat rapat-rapat di hotel berbintang di kota besar?," tanya Dedi.

"Sekolahnya masih jelek, irigasinya rusak, jalan berlubang, puskesmasnya terbatas, BPJS belum terbayar. Bahkan banyak rakyatnya nggak punya toilet," tambahnya.

Dedi juga menyoroti praktik pemborosan yang sering terjadi dalam kegiatan rapat di hotel. Ia mengaku sudah cukup berpengalaman untuk memahami celah penyimpangan yang kerap terjadi.

"Saya ini pengalaman, tahu betul apa yang terjadi. Kamar yang dilaporkan lima, yang dipakai tiga. Makan sepuluh, yang hadir tujuh. SPJ-nya sering tidak sesuai realisasi," ungkapnya.

Berita Viral dan Berita Jatim lainnya

Informasi lengkap dan menarik lainnya di GoogleNews TribunJatim.com

Artikel ini telah tayang di TribunJabar.id

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved