Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Kapal Penumpang Tenggelam di Selat Bali

Peluk dan Ciuman Terakhir Eko pada Istri sebelum Naik KMP Tunu Pratama Jaya, Kirim Video ke WA: Maaf

Eko Sastrio (51) menjadi salah satu korban meninggal dalam tragedi tenggelamnya KMP Tunu Pratama Jaya, Rabu (2/7/2025).

Penulis: Aflahul Abidin | Editor: Sudarma Adi
TRIBUNJATIM.COM/AFLAHUL ABIDIN
KORBAN KAPAL - Keluarga korban KMP Tunu Pratama Jaya, Eka Toniansah dan Eko Sastrio di rumahnya di Kelurahan Klatak, Kecamatan Kalipuro, Kabupaten Banyuwangi, Jumat (4/7/2025). Dalam tragedi itu, Toniansah selamat, sementara Eko meninggal. 

Laporan Wartawan Tribun Jatim Network, Aflahul Abidin

TRIBUNJATIM.COM, BANYUWANGI - Eko Sastrio (51) menjadi salah satu korban meninggal dalam tragedi tenggelamnya KMP Tunu Pratama Jaya, Rabu (2/7/2025).

Sopir truk tronton asal Kelurahan Klatak, Kecamatan Kalipuro, Kabupaten Banyuwangi itu tak mampu bertahan saat kapal tenggelam di perairan Selat Bali itu.

Missatun Al Tunia (44), istri Eko memiliki kenangan mendalam yang dilakukan oleh sang suami kepadanya beberapa saat sebelum tragedi.

Missatun menjelaskan, Eko sudah belasan tahun bekerja sebagai sopir truk tronton. Selama menjadi sopir, ia lebih banyak hidup di jalan daripada di rumah.

Baca juga: Pencarian Korban KMP Tunu Pratama Jaya Dilanjut Malam Hari, Kerahkan Kapal dan Helikopter Tambahan

Sejak Lebaran lalu, Eko hanya sekali pulang ke rumah. Yakni saat hendak berangkat ke Bali untuk mengirim semen ke Singaraja, Kabupaten Buleleng, Bali.

Saat itu, Eko baru saja selesai mandi. Sementara Missatun sedang mencuci piring di dekat kamar mandi.

"Aku tiba-tiba dipeluk, dicium sebelum berangkat. Ada apa? Saya tidak tahu kalau ternyata dia mau pergi," kata Missatun di kediamannya, Jumat (4/7/2025).

Hal tersebut sebenarnya membuat Missatun kaget. Maklum, suaminya tak biasa mengungkapkan perasaan kepadanya dengan cara demikian.

Beberapa waktu sebelumnya, Eko juga sempat mengirim video kepada Missatun melalui pesan WhatsApp.

"Sore dikirimi (video). Saya merinding. Dia mengirim video katanya 'istriku tersayang'. katanya (Eko) minta maaf. Tapi ternyata aku ditinggalkan (untuk selamanya)," cerita Missatun.

Missatun menjelaskan, Eko adalah pria yang pemurah. Ia sering berbagi ke anak-anak dan tetangganya. Sebelum tragedi itu, Eko sempat membagi-bagikan uang untuk anak-anak kecil. Juga membelikan rokok untuk teman-temannya.

Baca juga: Padahal Baru Sebulan Kerja, Elok Jadi Korban Tenggelam KMP Tunu Pratama Jaya, 2 Anaknya Yatim Piatu

"Dia suka sekali anak kecil. Dia sampai angkat anak empat. Tiga dari Kecamatan Giri, satu dari sini. Dia baik hati sama keluarganya," kenangnya.

Beberapa waktu sebelum kapal tenggelam, saat telah berangkat untuk mengirim muatan semen, Eko sempat mengabari Missatun.

"Tapi saat itu kayak tidak ada apa-apa. Jam 23.00, saya masih belum tidur. Setelahnya saya tidur, lalu bangun jam 2, paginya disusul adik," ceritanya.

Susulan itu untuk mengabarkan bahwa kapal yang dinaiki Eko tenggelam.

Sekadar informasi, Eko juga meninggalkan dua anak kandung. Yakni Eka Toniansyah (25) dan Marta Aulia Saskia (15). Toniansyah juga turut menjadi penumpang dalam tragedi KMP Tunu Pratama Jaya. Ia termasuk korban selamat.

Sumber: Tribun Jatim
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved