Berita Viral
Minta Rp 15 Juta ke Calon Siswa untuk Kursi SPMB, Guru Honorer Dinonaktifkan, Pemkot: Dia Sendiri
Seorang guru honorer dinonaktifkan dari sekolah karena terbukti mengambil keuntungan dalam pelaksanaan SMPB
Penulis: Ignatia | Editor: Mujib Anwar
"Kami warga Tegal Rotan RW 07/08 menuntut dengan tegas," tulis spanduk lainnya yang dipasang di tembok sisi kiri gerbang sekolah.
Kepada Tribun Banten, seorang perwakilan warga, Saipul Basri mengatakan, aksi yang mereka lakukan bertujuan untuk memprotes permasalahan Sistem Penerimaan Murid Baru (SPMB) jalur domisili.
Pasalnya sebanyak 23 anak yang berada di lingkungan sekolah ditolak untuk bersekolah di SMAN 10 Tangsel.

Padahal jarak tinggal mereka berdekatan dengan sekolah tersebut, bahkan masih dalam satu lingkungan.
"Tuntutan kita dari RW 07 dan 08 sesuai dengan aspirasi masyarakat sekitaran, 23 anak ini yang di RW 07/08 harus diterima di SMA Negeri 10 ini," ujarnya.
Dirinya mengaku, 23 anak yang ditolak tersebut akibat nilai yang dianggap pihak sekolah tidak mencukupi.
"Alasannya (Ditolak) itu yang diadu nilai, jadi yang terkena anak-anak kita ini nilainya cuma 85 koma sekian," kata Saipul.
Ia lantas menyebut, bahwa aksi hari ini merupakan puncak dari beberapa aksi yang pernah dilakukan warga sebelumnya.
"Ini aksi sudah yang kelima kali ini, kita sudah pernah bersurat dan sudah pernah dipanggil sama pihak sekolah yaitu kepsek dan wakil kepala sekolah," ucap Saipul.
Baca juga: Akhir Nasib Wakil Ketua DPRD Banten yang Titip Siswa di SPMB 2025, Budi Prajogo Mengaku, PKS: Maaf
"Nah jawaban dari aksi kita yang pertama itu, disepakati dengan tanda tangan di atas materai oleh orang tua calon siswa bahwa 23 anak ini akan ajukan ke dindik dan gubernur," kata dia.
"Karena waktu itu, jawaban dari pihak kepala sekolah ada sisa bangku dari jalur afirmasi 17, terus dari jalur kepindahan orang tua itu masih ada sisa bangku 6," jelasnya.
Namun nyatanya, kata Saipul, pihak sekolah justru memberikan jawaban 23 anak tersebut dinyatakan ditolak.
"Nah kan dari Dindikbud dan Gubernur itu belum ada jawaban, tiba-tiba ada WhatsApp 'mohon maaf tuntutan masyarakat sekitar ditolak'" kata Saipul menjelaskan.
"Harusnya kan bersurat bukan melalui WhatsApp terkait jawaban dari dindik ataupun gubernur, karena kan kita bersurat. Ini jawabannya tidak memuaskan," ucapnya.
Adapun saat ditanya terkait hasil aksi yang dilakukan hari ini, Saipul menyebut, pihaknya telah mengagendakan adu data dengan pihak sekolah.
Namun jika 23 anak tersebut tetap ditolak, kata Saipul, pihaknya mengancam bakal tetap memblokir gerbang sekolah.
"Kita akan tutup jalan ini (gerbang sekolah) sampai tuntutan kita terpenuhi," pungkasnya.
Berita viral lainnya
Informasi lengkap dan menarik lainnya di Googlenews TribunJatim.com
Dapat Promo Hotel Rp 130 Ribu, Rama Malah Diusir dari Kamar setelah Ogah Bayar Biaya Tambahan |
![]() |
---|
Dokter Tirta Ajak Lari 20 Km Keluarga Pasien yang Paksa Dokter Syahpri Lepas Masker: Mak Bleng |
![]() |
---|
Tabiat Pria Simpan Puluhan Bangkai Kucing di Freezer karena Malas Ngubur, Pantas Warga Resah |
![]() |
---|
Suami Nekat Jual Istri Rp 300 Ribu Sekali Kencan Demi Kebutuhan Sehari-hari |
![]() |
---|
Menteri Fadli Zon Belum Nonton Merah Putih: One For All, Yakin Niat Pembuat Memajukan Perfilman |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.