Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Berita Viral

Tangis Dedi Mulyadi Ketika Lihat Kondisi Alam di Bogor, Sebut ada Rakyat yang Menderita

Dedi Mulyadi hadir dalam acara Abdi Nagri Nganjang Ka Warga. Pria yang karib disapa KDM itu mengaku sering menangis saat berada di Bogor.

Editor: Torik Aqua
TribunnewsBogor.com/Muamarrudin Irfani
MENANGIS - Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi menangis saat melihat kondisi alam di Puncak Bogor yang tergerus pembangunan tempat wisata, Kamis (6/3/2025). Pengakuan Dedi Mulyadi sering menangis setiap melihat kondisi alam di Bogor hingga singgung konglomerat. 

"Sumoreang ka alam ka tukang baheula, pan aya Pakuan Pajajaran," tegas Gubernur Jawa Barat.

"Pakuan Pajajaran aya Kanjeng Prabu Siliwangi, Sri Baduga Maharaja Jaya Dewata Ratu Haji Bubar kata tauran di Pakuan ngahiang teuing kamana leungit tanpa lebih ilang tanpa ninggalkeun rakyatna nu sing gorowok, sing koceak papentar paham jeung pamimpinna," papar Dedi Mulyadi.

"Urang teh anu miindung ka waktu, mi bapa ka zaman, anu ngajarkeun miara gunung, ngajarkeun miara sagala, ngajarkeun miara lemah geuningan, jadi patuliksak awut-awutan urang dieu jadi bebek nu dianteurkeun ka kenca, anteurkeun ka katuhu," jelas Dedi Mulyadi dengan khas bahasa Sundanya.

"Nu baleungharna mah nu gogorowokan, rakyatna mah sangsara, balangsak," kata Gubernur Jawa Barat.

Keresahan Warga Parungpanjang

Sementara itu, Dedi Mulyadi pun sempat menyampaikan keresahan warga di Parungpanjang.

Dia mendengarkan keluhan warga mengenai kondisi jalan yang rusak parah.

“Barusan saya sempat menelepon kepala Bappeda. Saya paksa perubahan anggaran masuk dari Rp100 miliar untuk membenahi jalan Parung Panjang. Saya heran. Betul, kan? Bapak Wakil Bupati dan Bupati sudah bicara jalan tambang tahun depan akan dibebaskan oleh kabupaten, akan dibeli tanahnya dan bagian pembangunan jalan tambangnya akan dilakukan oleh provinsi,” kata Dedi Mulyadi.

Ia menegaskan jalan bukan hanya untuk tambang namun untuk rakyat.

“Saya tidak rela rakyat saya yang tergilas ditindas.

Saya tidak rela rakyat saya. Menderita, nafasnya sesak menghirup debu dari aktivitas pertambangan di sini. 

Saya menangis karena rakyat saya hanya dijadikan keset oleh penguasa,” katanya disambut tepuk riuh hadirin.

Dedi pun menyampaikan jangan jadikan rakyat hanya sebagai alat untuk menginjak demi jabatan.

“Tapi jadikan rakyat sebagai tujuan dari jabatan kita.

Kita punya jabatan bukan untuk diri kita. Kita punya jabatan untuk rakyat kita,” katanya.

Artikel ini telah tayang di TribunnewsBogor.com 

Halaman 2 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved