Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Berita Viral

Berlokasi di Lereng Gunung, SD Negeri Dapat 0 Murid Baru, Kepsek Pasrah Cuma Mengajar 19 Siswa

Kepsek mengatakan, sekolahnya tidak mendapat siswa dalam Sistem Penerimaan Murid Baru tahun 2025.

Penulis: Alga | Editor: Mujib Anwar
kemdikbud.go.id
NOL SISWA BARU - SDN Dilem di Kecamatan Gondang, Kabupaten Mojokerto, tidak mendapat siswa baru pada tahun ajaran 2025/2026. 

TRIBUNJATIM.COM - SDN Dilem di Kecamatan Gondang, Kabupaten Mojokerto, Jawa Timur, tidak mendapat satu pun siswa baru pada tahun ajaran 2025/2026.

Penyebab utama SDN Dilem mendapat nol siswa baru lantaran tidak adanya anak usia kelas 1 SD di desa pelosok lereng Gunung Anjasmoro.

Selain karena berlokasi di lereng Gunung Anjasmoro, jumlah penduduk sedikit juga membuat SDN Dilem nihil siswa baru.

Baca juga: Kepsek Syok Cuma Dapat 2 Murid Baru dari SPMB, Heran Padahal SD-nya Banjir Prestasi: Ortu Antusias

Hal itu disampaikan Kepala SDN Dilem, Uswatun Khasanah.

Ia mengatakan, sekolahnya tidak mendapat siswa dalam SPMB (Sistem Penerimaan Murid Baru) tahun 2025.

Adapun faktor yang menyebabkan tidak adanya siswa baru di sekolahnya adalah kondisi demografi Desa Dilem yang notabenenya desa kecil dengan penduduk berjumlah sedikit.

"Sehingga pada tahun 2025 ini, tidak ada siswa kelas 1 yang masuk di SDN Dilem," kata Uswatun, Senin (14/7/2025).

"Karena anak usia yang masuk ke SD dari masyarakat tidak ada di tahun ini," sambungnya.

Ia menyebut, pihaknya hanya bisa pasrah karena tahun ini sekolahnya tidak mendapat murid baru.

Peserta didik di SDN Dilem saat ini sebanyak 19 siswa dengan lima rombel (rombongan belajar).

"Sekarang kosong tidak ada siswa baru (kelas 1)," ucap Kepala SDN Dilem.

Menurutnya, memang kondisi tahun ini tidak ada anak usia kelas 1 SD di Desa Dilem.

Berbeda dengan tahun lalu, masih ada tiga anak yang masuk ke SDN Dilem.

"Kalau tahun kemarin ada tiga siswa tapi usianya kurang, sehingga dijadikan satu di tahun (2024) kemarin," tutur Uswatun.

MINIM SISWA - Kondisi PAUD Mentari di Desa Dilem, Kecamatan Gondang, Kabupaten Mojokerto saat direnovasi untuk mendukung pendidikan anak usia dini di desa tersebut.
Kondisi PAUD Mentari di Desa Dilem, Kecamatan Gondang, Kabupaten Mojokerto, Jawa Timur, saat direnovasi untuk mendukung pendidikan anak usia dini di desa tersebut. (TribunJatim.com/Mohammad Romadoni)

Meski tidak mendapat siswa baru, sambung Uswatun, pihaknya tetap membuka kegiatan MPLS (Masa pengenalan lingkungan sekolah) yang diikuti siswa di sekolahnya.

"Tadi tetap ada upacara untuk pembukaan MPLS. Walaupun siswanya hanya sedikit, kita tetap menjalankan pembelajaran sesuai jadwal aturan dari Dinas pendidikan Kabupaten Mojokerto," tandasnya.

Sebagai informasi, Desa Dilem di Kecamatan Gondang terletak di pelosok ujung Kabupaten Mojokerto.

Desa Dilem merupakan daerah dataran tinggi dengan berbatasan langsung wilayah Tahura Raden Soerjo dan Gunung Anjasmoro.

Kepala Desa Dilem, Heru mengungkapkan, kondisi inilah yang diduga memicu kekurangan siswa baru di SDN Dilem.

Dirinya mengakui, anak usia kelas 1 SD sangat minim di desanya.
 
"Sangat minim lulusan TK, kalau di sini cuma ada 1 PAUD dan 1 SD," ujar Heru.

Kades Heru menambahkan, jumlah penduduk di Desa Dilem kurang lebih 150 KK (Kepala keluarga), dengan mayoritas bekerja sebagai petani.

"Jumlah penduduk di Desa Dilem kurang lebih sekitar 325 jiwa dan, mayoritas petani."

"Anak-anak di sini lulusan PAUD, karena di Desa Dilem tidak ada TK," tukasnya. (Mohammad Romadoni)

Baca juga: Sudah 2 Tahun SDN Setono Tak Dapat Siswa Baru, Guru Kembali Mengajar Bangku Kosong, Kepsek Sedih

Kondisi serupa juga terjadi di SDN 2 Kedungwaru, Kecamatan Kedungwaru, Kabupaten Tulungagung, Jawa Timur.

Jumlah siswa baru yang didapatkan dari Sistem Penerimaan Murid Baru (SPMB) 2025 ini jauh dari harapan.

Sang kepala sekolah, Listina Kusumaningsih, menyayangkan hal ini.

Situasi ini diduga buntut karena lokasi SD yang terjepit di antara sekolah lain yang dinilai lebih maju.

Padahal SD ini juga sering menyabet prestasi di tingkat kecamatan maupun kabupaten.

"Terakhir kami meraih juara 3 Futsal tingkat Kecamatan Kedungwaru," ujar Listina saat ditemui, Senin (14/7/2025).

Menurut Listina, sebenarnya ada tiga siswa.

Namun, satu di antaranya mengundurkan diri.

Orang tua siswa yang mundur memilih menyekolahkan anaknya ke Madrasah Ibtidaiyah (MI) swasta.

Yang tersisa dua siswa laki-laki asal Jawa Barat dan asal Malang.

"Mereka ikut orang tuanya yang tugas di Tulungagung," tutur Listina.

"Kedua orang tuanya juga tidak masalah, karena menilai malah anaknya akan dapat perhatian lebih," sambungnya.

Hanya mendapat dua siswa selama SPMB 2025 membuat dirinya dan para guru di SDN 2 Kedungwaru kaget.

"Tapi ternyata hanya dapat dua siswa, kami syok," ujar Listina.

SEPI - Suasana di SDN 2 Kedungwaru Tulungagung terlihat sepi setelah pelaksanaan MPLS, Senin (14/7/2025) siang. SDN 2 Kedungwaru hanya mendapatkan 2 siswa selama Sistem Penerimaan Murid Baru (SPMB) 2025.
Suasana di SDN 2 Kedungwaru Tulungagung terlihat sepi setelah pelaksanaan MPLS, Senin (14/7/2025) siang. SDN 2 Kedungwaru hanya mendapatkan dua siswa selama Sistem Penerimaan Murid Baru (SPMB) 2025. (Tribun Jatim Network/David Yohanes)

Padahal, menurut Listina, pihaknya sudah melakukan sosialisasi di TK-TK yang ada di Desa Kedungwaru.

Sambutan orang tua siswa juga positif selama proses sosialisasi.

"Padahal selama sosialisasi, sambutan orang tua siswa juga baik, bisa menerima," ungkapnya.

Listina menduga, kondisi ini tidak lepas dari lokasi SDN 2 Kedungwaru yang terjepit.

SDN 1 Kedungwaru yang ada di satu desa mendapat siswa yang lebih banyak.

Banyak calon siswa yang memilih di SD Al Azhar yang juga ada di Desa Kedungwaru.

Sedangkan calon siswa yang ada di sebelah selatan justru banyak yang memilih ke SDN 1 Kelurahan Kenayan.

"Padahal kami sudah minta tolong ke Pak Kades, supaya diarahkan ke sini. Tapi ternyata banyak yang memilih ke Kenayan," ucap Listina.

Baca juga: Seruduk Mobil Ibu-ibu yang Malah Tutupi Jalan, Aksi Petugas Pemadam Kebakaran Jadi Sorotan: Lambat

Sebenarnya pada SPMB 2025, SDN 2 Kedungwaru menargetkan bisa mendapat 20 siswa.

Namun, karena jauh dari pagu, Listina berharap ada siswa yang masuk ke SDN 2 Kedungwaru saat proses pembelajaran akan mulai.

Hal ini berkaca dari tahun sebelumnya, ada siswa yang baru mendaftar setelah Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS).

"Masih bisa siswa baru mendaftar, karena pagu kami kan belum terpenuhi," terangnya.

SDN 2 Kedungwaru saat ini mempunyai lima GTT (guru tidak tetap) dan enam guru ASN (PPPK dan PNS), termasuk kepsek.

Sekolah ini mempunyai ekstrakurikuler andalan drum band.

Selain itu berbagai kesenian seperti reog kendang serta olahraga juga diwadahi di sekolah ini.

Pada PPDB tahun 2024, SDN 2 Kedungwaru mendapatkan 10 siswa, lalu tahun 2023 mendapatkan tujuh siswa.

Kondisi ini terbalik dengan SDN 1 Kedungwaru yang pada SPMB tahun 2025 mendapat 51 siswa.  

Kemudian pada PPDB 2024 mendapatkan 60 siswa, dan tahun 2023 mendapatkan 49 siswa. (David Yohanes)

Informasi lengkap dan menarik lainnya di Googlenews TribunJatim.com

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved