Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Berita Viral

Agus Resah Dicurigai Pembeli Jual Beras Premium Oplosan, Biasa Jual 1 Ton Dalam Seminggu

Terungkapnya tentang beras premium oplosan yang beredar di masyarakat membuat pedagang di pasar resah.

Penulis: Ani Susanti | Editor: Mujib Anwar
Freepik
BERAS PREMIUM OPLOSAN - Ilustrasi beras. Baru-baru, Agus (51), pedagang beras dan sembako di Pasar Pagi Kota Tegal mengatakan, banyak warga yang kini ragu dan waswas membeli beras di kiosnya. Itu efek terungkapnya peredaran beras premium oplosan. 

TRIBUNJATIM.COM - Terungkapnya tentang beras premium oplosan yang beredar di masyarakat membuat pedagang di pasar resah.

Di antaranya dirasakan pedagang beras di pasar tradisional Tegal, Jawa Tengah.

Mereka ikut dirugikan atas hal tersebut.

Agus (51), adalah satu pedagang yang dicurigai pembelinya.

Pedagang beras dan sembako di Pasar Pagi Kota Tegal ini mengatakan, banyak warga yang kini ragu dan waswas membeli beras di kiosnya.

"Dampaknya ke pedagang, jadi kepercayaan pelanggan menurun. Mereka jadi sering tanya, oplosan apa enggak," kata Agus, Selasa (15/7/2025), melansir dari TribunBanyumas.

Agus mengakui, terungkapnya kasus peredaran beras premium oplosan belum begitu berpengaruh pada penjualan.

Namun, dia khawatir, jika kasus tersebut terus dibiarkan, warga engga lagi membeli di pasar.

Agus biasa menjual 1 ton beras dalam satu pekan.

Baca juga: Ada Sania, Sovia hingga Setra Ramos, Cek 26 Merek Beras Oplosan, Kerugian Tembus Rp1.000 Triliun

Beras yang dijualnya dari berbagai merek, di antaranya merek lokal jenis C4 premium, yaitu Chan-Chan, Poeny, dan MS.

Beras premium itu dijual Rp16.500 per kilogram dan beras medium Rp14.500 per kilogram. 

"Sampai saat ini, nama-nama beras yang katanya oplosan itu, di Pasar Pagi, setahu saya belum ada. Kalau di toko, saya tidak ada," ungkapnya. 

Menurut Agus, keberadaan beras oplosan juga sangat merugikan masyarakat.

Mereka yang seharusnya bisa menikmati beras enak justru mendapatkan campuran dengan beras jelek.

Dari segi harga, warga juga sudah bayar mahal tetapi dapatnya justru yang jelek.

Halaman
123
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved