Berita Viral
Satu RW dengan Siswa yang Lolos, Ratnawati Murka Anak Tak Lolos SPMB, Pihak Sekolah: Ngisi Kuota
Tinggal satu RW dengan siswa yang lolos di sebuah sekolah, Ratnawati begitu kecewa anaknya justru tak diterima SPMB 2025.
Penulis: Ignatia | Editor: Mujib Anwar
TRIBUNJATIM.COM - Ratnawati, seorang ibu yang anaknya ingin bersekolah di SMAN 21 Makassar begitu kecewa dan murka.
Kemarahan Ratnawati itu ditambah dengan kemarahan wali murid lainnya.
Para wali murid akhirnya menggeruduk SMAN 21 Makassar karena merasa dicurangi
Ratnawati mengaku rumahnya sebenarnya begitu dekat dengan sekolah.
Ternyata, rumah yang dekat dengan sekolah tak menjamin anak Ratnawati bisa bersekolah di SMAN 21 Makassar.
Dugaan adanya praktik jual beli kursi itupun mewarnai keluhan para wali murid.
Sudah kepalang emosi, wali murid termasuk Ratnawati menyegel sekolah dengan membaw las besi.
Puluhan warga Bumi Tamalanrea Permai (BTP) menggelar unjuk rasa di SMAN 21 Makassar, Selasa (15/7/2025) sore.
Pantauan Tribun-Timur.com seperti dikutip TribunJatim.com, Rabu (16/7/2025), warga tergabung dalam Aliansi Warga BTP menyuarakan protes karena anak-anak mereka tidak diterima di sekolah tersebut.
Aksi ini disertai penyegelan pagar sekolah menggunakan las besi.
Baca juga: Kepsek SDN Kranggan Sampai Rela Datangi Masyarakat Demi Dapat Murid, Pasrah Bakal Kena Merger
Salah satu warga, Ratnawati, mengaku rumahnya sangat dekat dengan sekolah.
Namun, anaknya, Ridho Algaffar, tidak lolos seleksi masuk.
“Saya minta kebijakan dari pihak sekolah. Jangan kasihan beda-bedakan antara yang ada uangnya dengan yang tidak ada uangnya,” keluh Ratnawati kepada Tribun-Timur.com.
“Padahal rumah tempat tinggal kami dengan sekolah ini satu RW. Kenapa kami tidak bisa masuk di sekolah ini,” sambungnya.

SMAN 21 Makassar berada di RW 18, Kelurahan Tamalanrea, Kecamatan Tamalanrea, Makassar.
Ratnawati juga menyebut, ada puluhan anak di sekitar sekolah tidak diterima.
Ia dan ibu-ibu lainnya pun menyuarakan harapan agar Gubernur Sulsel, Andi Sudirman Sulaiman, turun tangan.
“Tolong kami, Pak Gubernur, bantu kami agar kami bisa menikmati pendidikan di SMA 21,” ucap Ratnawati dengan nada lirih.
Baca juga: Reaksi Kepala Bapanas Soal 212 Merek Beras Oplosan, Pengawasan Lemah, Jual 5 Kg tapi Isinya 4,5 Kg
Sementara itu dihubungi terpisah, Ketua Komite SMAN 21 Makassar buka suara.
Ketua Komite SMAN 21 Makassar Amir Laolong, menyebutkan bahwa aksi warga dipicu banyaknya siswa yang tidak diterima.
Meski demikian, setelah warga menemui pihak Dinas Pendidikan Sulsel, menurut Amir, sudah ada solusi.
“Kita diberikan peluang untuk mengisi kuota kosong yang ada di SMA 21 Makassar,” ujarnya.
Baca juga: Joget Pacu Jalur di Atas Pajero, Remaja Pengen Viral Malah Kena Tilang Rp750 Ribu
Salah satu calon siswa, Reski Salsabila (15), ikut turun berunjuk rasa.
Ia juga tidak diterima di SMA 21 Makassar.
Menurutnya, ia tinggal satu RW dengan sekolah tersebut dan kecewa karena tidak lolos.
Reski juga meminta agar pemerintah menghapus sistem penerimaan siswa baru yang dinilai menyulitkan.
“Supaya warga di sini juga bisa menikmati sekolah di SMA 21 Makassar,” harapnya.
Reski menambahkan, sebelumnya pihak Disdik Sulsel dan SMA 21 Makassar telah mensosialisasikan bahwa satu rombongan belajar akan diisi 40 siswa.
Namun, saat pelaksanaan tes, kuota tersebut berubah menjadi 36 siswa tanpa pemberitahuan kepada warga.
“Kami harap SPMB dihapus supaya kami bisa sekolah,” tegasnya.

Ratusan warga Bumi Tamalanrea Permai (BTP) mengungkap sumber masalah di SMA 21 Makassar.
Warga pun unjuk rasa di SMA 21 Makassar untuk perjuangkan nasib anak mereka.
Pantauan Tribun-Timur.com, Selasa (15/7/2025) sore, warga kesal anaknya tidak diterima di sekolah itu kemudian nekat menyegel pagar sekolah dengan las besi.
Puluhan warga yang mengatasnamakan Aliansi warga BTP ini kemudian membentangkan spanduk bertuliskan mempertanyakan soal Sistem Penerimaan Murid Baru (SPMB) yang dilakukan SMA 21 Makassar.
Selain itu, belasan personil dari Polsek Tamalanrea dan TNI, mengawal aksi unjuk rasa ini.
Kordinator aksi, Junaedi mengatakan alasan mereka menyegel pagar sekolah itu karena belum menemukan solusi dari pihak sekolah maupun Disdik terkait calon murid yang tidak diterima disekolah tersebut.
"Karena tidak ada solusi, kasihan anak-anak yang dekat dari sekolah tapi tidak diterima, mereka mau sekolah dimana?,"ucap Junaedi saat ditemui di depan Gerbang SMA 21 Makassar. Selasa (15/7/2025) sore, dikutip TribunJatim.com, Rabu (16/7/2025)
Ia juga menduga kalau ada oknum yang mempermainkan proses masuk di sekolah tersebut.
"Ada oknum yang bermain dibelakang, ada titipan anggota dewan dan lain-lain, sehingga seharusnya anak-anak yang dekat bisa sekolah disini, tapi karena ada titipan menjadi tidak dapat sekolah,"tuturnya.
Menurutnya, penyegelan sekolah menggunakan las tersebut, sebagai bentuk kekecewaan mereka terhadap pihak sekolah dan Disdik Sulsel.
Baca juga: Soal Riders Artis yang Semena-mena, Nugie Sebut Tak Perlu Berlebihan: Siapa Tahu Bawa Massa Banyak
Ia juga menegaskan baru akan melepaskan las besi tersebut jika sudah ada solusi yang diberikan pihak sekolah maupun Disdik nantinya.
"Apabila sudah ada solusi dari pihak kepala sekolah dan kepala dinas pendidikan Sulsel,"ucapnya.
Terpisah, Warga BTP, Andi Emmang menyebutkan kalau mereka sudah melakukan dua kali unjuk rasa.
Ia juga menyampaikan kalau kembali melakukan aksi unjuk rasa, karena belum menemukan solusi soal murid yang tidak diterima di SMA 21 Makassar.
Berita viral lainnya
Informasi lengkap dan menarik lainnya di Googlenews TribunJatim.com
Kisah Driver Ojol Riri Terima Pesanan Martabak dari Luar Pulau, Ternyata Salah Orderan |
![]() |
---|
Warga Terdampak Debu Tambang Cuma Diberi Ganti Rugi Sembako Rp200 Ribu, DPRD Tegur Perusahaan |
![]() |
---|
Presiden Prabowo Kasihan Immanuel Ebenezer Diborgol Pakai Baju Oranye: Mungkin Dia Khilaf |
![]() |
---|
Menu MBG Nasi Tutug Oncom untuk Siswa Viral, Camat Jelaskan Sudah Diperiksa Ahli Gizi |
![]() |
---|
Kronologi Mbah Endang Didenda Rp115 Juta Atas Hak Siar Pertandingan Bola, 2 Pria Datang Foto Kafenya |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.