Berita Viral
Tak Ada yang Bisa Merawat, 4 Anak Buang Ibu Kandung ke Panti Jompo, Rela Tak Dikabari Jika Meninggal
Pemilik panti jompo tak menyangka dengan penjelasan dari sang anak yang berniat kuat untuk membuang ibunya sendiri.
Penulis: Alga | Editor: Mujib Anwar
TRIBUNJATIM.COM - Kisah empat anak kompak menitipkan ibu kandung sendiri ke panti jompo Griya Lansia Khusnul Khatimah, jadi sorotan.
Hal itu sontak membuat sang pemilik panti jompo, Arief Camra, tergerak hatinya untuk bertanya ke empat anak tersebut.
Yakni perihal alasan mereka menitipkan ibu kandung ke panti jompo.
Baca juga: Kakek Berusia 60 Tahun Sakit Hati Lamarannya Ditolak Berkali-kali, Nekat Culik Siswi SMP Incaran
Mendengar cerita dari salah satu anak, Arief Camra pun pilu.
Arief Camra tak menyangka dengan penjelasan dari sang anak yang berniat kuat untuk membuang ibunya sendiri.
Peristiwa anak titipkan ibu ke panti jompo ini terjadi di wilayah Perlis Gang 6, Kota Surabaya, Jawa Timur.
Melalui akun TikTok-nya, Arief Camra merekam detik-detik ia menjemput seorang ibu bernama Fatimah yang hendak dititipkan anak-anaknya.
"Hari ini ada serah terima ibu secara total ke Griya Lansia oleh empat anak kandungnya yang tidak bersedia merawat ibu kandungnya," ungkap Arief Camra, disadur Rabu (16/7/2025).
"Insyaallah beliau akan kami rawat dengan baik, dengan layanan gratis 100 persen," sambungnya, melansir TribunnewsBogor.com.
"Dan jika beliau meninggal, akan kami makamkan di Griya Lansia Malang," lanjut Arief Camra.
Namun, sebelum membawa Fatimah ke panti jompo, Arief Camra penasaran dengan alasan anak-anaknya menitipkan ibu.
Salah satu anak yang ada di rumah, Lukman, mengurai cerita.
Ternyata ia dan kakak serta adik-adiknya tidak ada lagi yang mau merawat sang ibu.
Bahkan, kata Lukman, saudara perempuannya juga tidak mau mengurus ibunya, Fatimah.

"Dari cerita, kan sampeyan empat bersaudara mas, masak enggak ada yang mau ngurus ibunya?" tanya Arief.
"Kondisi saya kan lagi enggak punya rumah, sedangkan yang mbak saya enggak ada, yang perempuan itu di luar pulau," jawab Lukman.
Heran dan gusar, Arief pun bingung kenapa sama sekali tidak ada anak yang mau merawat ibunya.
Lukman lantas mengaku bahwa saudara perempuannya ada di luar Pulau Jawa.
"Meskipun luar pulau, masak enggak bisa urunan, maksudnya membiayai ibu?" tanya Arief.
"Enggak mau," ujar Lukman.
"Anak pertama namanya siapa?" tanya Arief lagi.
"Faisal," jawab Lukman.
"Anak kedua? Ketiga?" tanya Arief.
"(Anak kedua) saya, Lukman. (anak ketiga) perempuan namanya Warda. Keempat ini ada masalah di kepolisian," beber Lukman.
"Intinya keempat-empatnya anak ini enggak mau merawat atau enggak sanggup merawat?" tanya Arief untuk kesekian kalinya.
"Iya," akui Lukman.
Baca juga: Padahal TPP Sudah Dinaikkan, Masih Banyak ASN yang Kerjanya Malas-malasan saat Disidak Wali Kota
Merasa tak habis pikir dengan alasan tersebut, Arief pun akhirnya memakai senjata terakhirnya agar anak-anak tersebut tidak jadi membuang ibunya.
Yakni Arief memberitahukan aturan soal Griya Lansia Khusnul Khatimah.
Bahwa nantinya Lukman dan saudaranya tidak boleh menjenguk ibu mereka ke panti sama sekali.
Lukman dan saudaranya juga tidak akan diberi tahu jika ibu mereka meninggal dunia.
Penjelasan ini diurai Arief dengan harapan Lukman mengurungkan niatannya membuang sang ibu.
Namun, usaha Arief sia-sia.
Lukman tetap bersikeras menyerahkan ibunya ke panti.
"Di Griya Lansia ini kan sebenarnya tidak boleh untuk yang masih punya anak."
"Tapi berhubung sampeyan tidak mau merawat, saya siap merawat, dengan catatan, serah terima total."
"Sampeyan enggak boleh mengunjungi dan kalau meninggal enggak dikabari. Setuju?" tanya Arief Camra.
"Iya, setuju," kata Lukman.
"Jadi kalau misalnya nanti rame, sampeyan enggak bisa protes ke saya," ujar Arief.
"Oke," imbuh Lukman.
Kembali bertanya, Arief dibuat kecewa dengan jawaban anak Fatimah, Lukman.
"Ini saya tanya sekali lagi, apa tidak dipertimbangkan ulang, apa sudah mantap dengan serah terima ini?" tanya Arief lagi.
"Sudah," ujar Lukman.
"Setelah ini ibu kami bawa ke Malang, ini soalnya serah terima total lho ya. Sampeyan nanti kalau ramai di medsos enggak boleh protes ya."
"Soalnya kami di Griya Lansia serba terbuka, mulai mendapatkan lansia, merawatnya, sampai menguburkan, kita sampaikan apa adanya. Siap ya?" tanya Arief.
"Siap," jawab Lukman.
Melihat Lukman ngotot membuang ibunya, Arief akhirnya benar-benar memboyong Fatimah ke pantinya.
Terlihat Fatimah sempat menengok ke arah sang putra sebelum dibawa ke Malang.
Setibanya di Griya Lansia Khusnul Khatimah, Fatimah langsung dibersihkan dan dirawat.
Baca juga: Bupati Bantah Tahan SK PPPK Imbas Balon Terbang Duluan di Pelantikan, Akui Kecewa Pegawai Tak Tertib
Sebelumnya, kejadian Mbah Nasikah (74) yang dititipkan kedua anaknya ke panti jompo, juga viral di media sosial.
Kini terungkap alasan kedua anaknya memutuskannya untuk menitipkan ibu kandungnya ke panti Jompo.
Sambil menangis, anak kedua Mbah Nasikah, Fitria, mengungkap kehidupan yang serba kekurangan.
Diketahui, keputusan Fitria dengan sang kakak, Sri Rahayu, malah jadi bumerang setelah viral di media sosial karena dianggap membuang ibu kandung sendiri.
Ia tak menyangka akan menerima bullyan dan kecaman begitu keras, terlebih dari sejumlah orang terdekat yang ikut marah.
Padahal, selama dua tahun, Mbah Nasikah tinggal di rumahnya dengan ukuran 4x4 meter, Fitria berupaya merawat ibunda.
Sayangnya, dirinya tak bisa menjaga ibunda 24 jam lantaran harus bekerja mencari nafkah.
Semua diceritakan dalam tayangan di kanal YouTube milik anggota polisi Jawa Timur, PURNOMO BELAJAR BAIK, yang tayang pada Sabtu (28/6/2025).

Dalam video YouTubenya, Purnomo membagikan momen perbincangan dengan anak-anak Mbah Nasikah.
"Habis viral itu semuanya marah, sampai saya itu disebarkan pakai Story temen-temen saya, karena membuang orang tua," ungkap Fitria dengan menangis.
Diakui Fitria, selama ini ia dan kakaknya sampai berutang demi menafkahi ibunya.
"Saya gali lubang tutup lubang juga untuk ibu, karena apa? Pabrik kan ada liburnya," bebernya.
Diketahui, Sri Rahayu sebagai anak pertama hanya bekerja sebagai tukang sapu perumahan.
Sedangkan Fitria anak perempuan keduanya bekerja buruh pabrik dan serabutan.
Hal itulah yang membuat keduanya kesulitan untuk merawat ibunya.
Selain itu, ketika anak-anaknya bekerja, Mbah Nasikah sering keluar sambil ngesot di jalan.
Baca juga: Ditegur Tak Pernah Absen & Jarang Masuk, Guru Ngamuk Tak Terima, Tinju Cermin di Dalam Kelas
"Kalian ini ke Griya Lansia tujuannya apa?" tanya Purnomo.
"Menitipkan supaya ibu saya punya tempat yang layak, ada yang jaga, terus kan saya kerja," ujar Fitria.
"Kalau saya kerja, ibu sering ngesot ke jalan raya, minta keluar," tambahnya.
Terkait dengan alasannya membawa ibunya ke panti jompo, Fitria mengaku cuma ingin ibunya hidup di tempat yang layak.
Sebab, selama ini, Fitria merawat ibunya di rumahnya dengan luas 4x4 meter.
"Supaya ibu ini ada yang merawat, ada yang mantau, terus secara kesehatan kan ibu saya enggak bisa jalan, kan bisa capek, ada diperiksa dokter, itu kemauan saya. Saya memohon bantuan," ucap Fitria.
Baru sehari dititipkan, Sri Rahayu dan Fitria berubah pikiran dan kembali menjemput ibu mereka di Griya Lansia.
Sri Rahayu dan Fitria membantah disebut baru sadar setelah viral.
"Setelah kamu tinggal, berapa lama kalian akhirnya menjemput lagi orang tua?" tanya Purnomo.
"Ya langsung, habis asar itu langsung, PP jadi seharian full, langsung pak," imbuh Fitria.
Fitria menyayangkan banyaknya tudingan miring sampai dicibir orang-orang terdekat pasca diviralkan.
Padahal faktanya, Fitria dan Sri Rahayu langsung menjemput ibunda hari itu juga, setelah video viral, hingga harus ngutang Grab sebesar Rp900 ribu.

Mendengar penjelasan Fitria dan Sri Rahayu, Purnomo pun mengurai pesan ke netizen.
"Kalau kita tidak bisa membantu beliau berdua, tolong jangan sebarkan gosip yang enggak-enggak. Tolong jangan dihujat."
"Beliau berdua ini, keluarga ini sudah berusaha nyari solusi, namun karena hari ini viral, ya mau diapain," ungkap Purnomo.
Purnomo pun menawarkan diri akan mengurus Mbah Nasikah seumur hidup.
Bahkan, kedua anaknya diperbolehkan untuk menjenguk ibunya tanpa batas.
"Saya tawarkan ke njenengan ya, saya siap merawat ibu seumur hidup, kalau saya yang ngerawat boleh datang."
"Kalau Ibu Nasikah sakit, saya kabarin, enggak usah malu kalau dihujat se-Indonesia, yang penting doa njenengan, kapanpun datang boleh," ucap Purnomo.
Mbah Nasikah sendiri menolak tawaran sang polisi lantaran jarak jauh di Lamongan.
Purnomo kemudian berkoordinasi dengan Arief Camra selaku Ketua Yayasan Griya Lansia Husnul Khatimah, Malang, agar bisa menitipkan sang nenek.
"Saya sudah komunikasi dengan Pak Arief, nanti tetap dirawat di Griya Lansia, namun boleh dateng, sudah tanggung jawab saya, nanti mulai tanggal 2 atau tanggal 7 karena ada kegiatan, nanti saya jemput," tutup Purnomo.
Informasi lengkap dan menarik lainnya di Googlenews TribunJatim.com
Baru Sadar, Pedagang Layani Transaksi Rp 350.000 Padahal Penipu Cuma Transfer Rp 350 |
![]() |
---|
Melihat Rumah Mewah Bos Minyak Riza Chalid yang Kini Jadi Tersangka Korupsi Pertamina |
![]() |
---|
Hukuman untuk Polisi Lempar Helm ke Siswa SMK hingga Koma, Keluarga Korban: Beri Bingkisan untuk Apa |
![]() |
---|
Ulah Bocah Gondol Mobil Polisi Berisi Senjata Api Lalu Kabur ke Hutan, Sempat Buron |
![]() |
---|
Imbas Kasus Keracunan Massal MBG, Sejumlah Guru Tak Mau Cicipi Makanan Meski sudah Diperintah |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.