Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Nasib SDN Cilodan akan Ditutup karena Siswa Sisa 36, Tak Ada Murid Baru Sejak Tahun 2024

Sekolah yang akan ditutup adalah SDN Cilodan yang berada di Jalan Sunangiri, Kecamatan Ciwandan, Kota Cilegon, Banten.

Penulis: Ani Susanti | Editor: Mujib Anwar
KOMPAS.COM/M. Elgana Mubarokah
SEKOLAH NEGERI DITUTUP - Foto ilustrasi siswa SD. Pemerintah Kota Cilegon, Banten, akan menutup aktivitas di SDN Cilodan yang berada di Jalan Sunangiri, Kecamatan Ciwandan, Kota Cilegon, Banten. 

TRIBUNJATIM.COM - Sebuah sekolah SD Negeri akan ditutup karena muridnya tinggal sedikit.

Sekolah yang dimaksud adalah SDN Cilodan yang berada di Jalan Sunangiri, Kecamatan Ciwandan, Kota Cilegon, Banten.

SDN Cilodan akan ditutup Pemerintah Kota Cilegon.

Hal ini dibenarkan oleh Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Cilegon, Heni Anita Susila.

Heni mengatakan, penutupan sekolah telah disetujui oleh Wali Kota Cilegon Robinsar setelah mempertimbangkan sejumlah kajian.

Penutupan dilakukan karena jumlah murid sudah sangat sedikit, melansir dari Kompas.com.

Saat ini hanya tersisa 36 siswa karena sekolah sudah tidak mendapat murid baru sejak 2024.

Penutupan juga dilakukan karena SDN Cilodan masuk dalam perluasan kawasan industri yang mulai ditinggalkan penduduk.

"Kita sudah melakukan kajian, karena sekarang sudah tidak menerima murid baru. Tadi Pak Wali secara lisan, belum ada SK-nya, setuju untuk ditutup karena muridnya sekarang jumlahnya hanya 36 anak," ujar Heni saat diwawancarai wartawan di kantor Wali Kota Cilegon Rabu (16/7/2025).

Baca juga: Kepsek SDN Ciledug Barat Akui Salah soal Pungutan Seragam Rp 1,1 Juta, Anak Nur Sudah Bisa Sekolah

Jika surat keputusan wali kota untuk penutupan SDN Cilodan terbit, maka para murid akan dipindahkan ke sekolah-sekolah terdekat seperti SDN Pangabuan dan SDN Gunung Sugih.

Kegiatan belajar mengajar di sekolah ini masih berlangsung.

Sementara itu, dunia pendidikan dasar di Kabupaten Ponorogo dihadapkan dengan tantangan.

Untuk tahun ajaran 2025/2026, sebanyak 8 Sekolah Dasar Negeri (SDN) di wilayah ini tidak mendapat satu pun siswa baru kelas 1.

Adalah SDN Setono di Kecamatan Jenangan, SDN Nambak di Kecamatan Bungkal, SDN 03 Pomahan di Ke Kecamatan Pulung, SDN 4 Tempuran di Kecamatan Sawoo.

Lalu SDN 3 Ngilo Ilo, SDN Nailan, SDN Truneng yang ketiganya berlokasi di Kecamatan Slahung. Terakhir adalah SDN Nampan di Sukorejo.

“Masih ada beberapa sekolah dasar itu yang belum diminati masyarakat sehingga belum terima peserta didik baru,” ungkap Kepala Dinas Pendidikan (Kadindik), Nurhadi Hanuri, Kamis (17/7/2025).

Baca juga: Siswa SD Terpaksa Belajar di Ruang Tamu Kepsek di Hari Pertama, Sekolah Cuma Dapat 4 Murid Baru

Meski tidak mendapat murid baru, SD negeri tersebut masih diizinkan membuka pendaftaran sesuai regulasi. Dengan begitu ada kesempatan mendapatkan siswa baru.

“Karena sambil evaluasi, apakah semua masyarakat sudah sekolahkan anak mereka,” kata Nurhadi saat dikonfirmasi Tribunjatim.com.

Jika belum sekolah, jelas dia, masih diberi kesempatan untuk daftarkan ke SDN yang kosong. Artinya negara tetap hadir.

“Sehingga tidak ada layanan pendidikan yang tidak berpihak ke masyarakat,” urai mantan Kepala Cabang Pendidikan (Cabdindik) Jawa Timur di Ponorogo dan Magetan ini.

Faktor minimnya peminat, Nurhadi menyebutkan salah satu penyebab utama adalah jumlah lulusan TK (Taman Kanak-Kanak) yang sedikit di sekitar lokasi sekolah. Hal ini menyebabkan kekosongan siswa meski pendaftaran telah dibuka.

“Lalu memang harus butuh inovasi terbaik oleh kepala sekolah dan warga sekolah untuk memikat, masyarakat tertarik untuk sekolahkan anaknya ke sana,” pungkasnya.

Sekedar diketahui, SDN Setono di Kelurahan Setono, Kecamatan Jenangan, Kabupaten Ponorogo, Jatim tak dapat siswa baru.

Tahun ajaran 2025/2026 merupakan tahun ajaran kedua sekolah yang terletak di Jalan Niken Gandini Kelurahan Setono, Kecamatan Jenangan, Kabupaten Ponorogo, Jatim tak mendapatkan siswa baru.

Pantauan di lokasi, tak ada hiruk pikuk seperti sekolah lain pada hari pertama sekolah, Senin (14/7/2025).

Hanya terlihat beberapa wali murid mengantarkan sekolah anaknya. Selebihnya siswanya ada yang jalan kaki maupun naik sepeda pancal.

Mereka menggunakan pakaian surjan maupun kaos bergambar batik. Pun para guru juga menggunakan baju surjan.

Maklum saja, himbauan Bupati Ponorogo mulai Rabu (9/7/2025) sampai Selasa (15/7/2025) menggunakan baju surjan, momentum Ponorogo Rikolo Semono.

Baca juga: 8 SD Negeri di Ponorogo Nihil Siswa Baru, Kadindik Minta Sekolah Berinovasi

Ada belasan siswa dikumpulkan menjadi satu.

Hari pertama mereka diperkenalkan lingkungan sekolah.

Sementara ruang kelas I dan II terlihat melompong. Karena tidak punya siswa, guru hanya membuka ruang kelas kemudian membersihkannya.

Terlihat memang banyak sarang laba-laba, pertanda ruang kelas lama tidak digunakan.

Informasi lengkap dan menarik lainnya di Googlenews TribunJatim.com

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved