Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Siswi SMP Yatim Piatu Dihamili Paman

BREAKING NEWS: Siswi SMP Yatim Piatu di Surabaya Dihamili Paman, Melahirkan Lewat Operasi Caesar

Siswi SMP yatim piatu berusia 15 tahun di Kecamatan Tambaksari, Kota Surabaya dikabarkan dihamili oleh pamannya alias suami dari tante yang merawatnya

Penulis: Luhur Pambudi | Editor: Ndaru Wijayanto
Tribunnews.com
Ilustrasi Seorang siswi SMP yatim piatu berusia 15 tahun di Kecamatan Tambaksari, Kota Surabaya dikabarkan dihamili oleh pamannya alias suami dari tantenya hingga melahirkan seorang anak lewat operasi caesar. 

Laporan Wartawan TribunJatim.com, Luhur Pambudi

TRIBUNJATIM.COM, SURABAYA - Seorang siswi SMP yatim piatu berusia 15 tahun di Kecamatan Tambaksari, Kota Surabaya, dikabarkan menjadi korban tindak asusila yang dilakukan oleh pamannya sendiri, suami dari tante yang merawatnya.

Akibat perbuatan tersebut, korban yang baru naik kelas dua SMP itu hamil hingga melahirkan seorang bayi perempuan melalui operasi caesar di salah satu rumah sakit kawasan Surabaya Timur pada Senin (16/6/2025).

Seorang siswi SMP yatim piatu berusia 15 tahun di Kecamatan Tambaksari, Kota Surabaya dikabarkan dihamili oleh pamannya alias suami dari tantenya hingga melahirkan seorang anak lewat operasi caesar. 

Kini, Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak serta Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DP3A-PPKB) Kota Surabaya sudah memberikan pendampingan kesehatan dan psikologi kepada korban serta anak yang baru dilahirkan di shelter. 

Sedangkan kasus dugaan tindak pidana asusila yang dialami korban kabarnya juga sedang diselidiki oleh Anggota Unit Perempuan dan Anak (PPA) Satreskrim Polrestabes Surabaya. 

Baca juga: 1 Keluarga Diusir Warga Gegara Kasus Bocah SD Dihamili Ayah Tiri, Terkuak Seusai Korban ke Puskesmas

Ketua RT setempat pria berinisial SO membenarkan bahwa korban diduga berbadan dua karena menjadi korban asusila pamannya yang merawat korban di rumah tersebut. 

Ia juga tak menampik bahwa korban sudah melahirkan anaknya dalam keadaan sehat. Bahkan, kini korban beserta si jabang bayi anak yang baru dilahirkan itu, sedang dirawat di shelter perlindungan milik instansi Pemkot Surabaya. 

Shelter tersebut milik Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak serta Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DP3A-PPKB) Kota Surabaya. 

"Saya enggak tahu detail. Tahunya saat kasus sudah ramai di kampung. Iya sudah melahirkan. Iya kalau gak salah (di RS daerah Surabaya Timur)," ujarnya saat ditemui TribunJatim.com di depan rumahnya, pada Jumat (18/7/2025) malam. 

Baca juga: Pengakuan Ibu Mertua Dihamili Menantu, Kades Ungkap Momen Keduanya Didudukkan, Istri Sah Mengalah

SO mengungkapkan, pihak terduga pelaku perbuatan asusila terhadap korban, diketahui merupakan suami dari tante pertama yang selama ini turut merawat korban sepeninggal orangtuanya. 

Sekadar diketahui, ibunda korban merupakan anak bungsu dari empat bersaudara.

Kakak pertama ibu korban, berjenis kelamin perempuan. Sedangkan, kakak kedua dan kakak ketiga ibunda korban, berjenis kelamin laki-laki. 

Sepeninggal ibu dan ayah korban karena sakit beberapa tahun lalu, akhirnya korban dirawat oleh kakak pertama dari ibunda atau sang tante. 

Namun, siapa sangka, lanjut SO, korban malah bernasib nahas menjadi sasaran keranjingan berahi yang dilakukan oleh suami dari tante sendiri. 

"Pokoknya pindah-pindah (tempat tinggal), kadang tinggal di sini (di rumah tante pertama dari keluarga ibunya). Kadang pindah ke kelurahan lain, ke rumah kakeknya (dari ayahnya)," ungkapnya. 

Ditanyai mengenai modus operandi si terduga pelaku melancarkan aksi berahinya kepada korban. SO tidak mengetahui detail. Karena, cuma mendengar kesaksian dari beberapa tetangga yang tinggal berdekatan dengan rumah korban. 

Bahkan, paman kedua korban yang selama ini 'mondar-mandir' mengurus pemberkasan laporan kasus ke Mapolrestabes Surabaya serta DP3A-PPKB Surabaya agar mendampingi proses pemulihan korban, juga tidak banyak tahu mengenai modus operandi si terduga pelaku. 

"Awal saat dapat kabar 'jeder', kampung ramai. (Paman kedua korban) sendiri juga engga tahu bagaimana-bagaimananya. Kata dia: wes pikiranku peteng, emosi, di sini saya hajar (orangnya atau si terduga pelaku)," jelasnya. 

Kemudian, mengenai latar belakang dan sosok si terduga pelaku. SO juga mengaku tidak terlalu banyak tahu mengenai sosok tersebut. 

Karena, dianggap oleh warga sekitar, sosok tersebut cenderung tertutup. Jarang bersosialisasi dan tak diketahui pasti pekerjaannya selama ini. 

"Saya enggak tahu. Tertutup. Jarang keluar. Enggak tahu. Kalau lewat cuma menyapa saja. Tapi ya tertutup," kata pria berkaus polo warna biru dongker itu. 

Terlepas dari proses hukum kasus tersebut, SO mengatakan, para tetangga sebelah kanan dan kiri rumah tetap berusaha memberikan support kepada pihak korban agar tetap fokus pada pemulihan kondisi fisik dan psikis pascamelahirkan, serta kesehatan sang buah hati. 

Bahkan, beberapa waktu lalu, para tetangga sempat menggalakan santunan seikhlasnya berupa uang atau barang kebutuhan bayi agar dapat diberikan kepada korban yang sedang berada di shelter pendampingan. 

"Alhamdulillah ya sehat semua. Kemarin ibu-ibu RT menjenguk juga. Saya tarikan semua warga seikhlasnya, untuk diberikan ke dia. Iya kami juga berikan dukungan agar sehat dulu korbannya," pungkasnya. 

Sementara itu, Kasi Humas Polrestabes Surabaya AKP Rina Shanty Nainggolan mengatakan, sejumlah orang saksi termasuk korban sudah menjalani pemeriksaan oleh pihak penyidik guna mengusut kasus tersebut, sejak beberapa hari lalu. 

"Iya sudah ada beberapa orang saksi. Korban juga sudah diperiksa," ujarnya saat dihubungi TribunJatim.com, pada Jumat (18/7/2025). 

Hal senada juga disampaikan oleh Kanit PPA Satreskrim Polrestabes Surabaya Iptu Eddie Oktavianus Mamoto. Bahkan, kasus tersebut sudah memasuki tahapan penyidikan. 

Artinya, sosok paman yang menjadi terlapor dalam kasus tersebut sudah menjalani serangkaian tahapan pemeriksaan di Mapolrestabes Surabaya. 

Mengenai status hukumnya, sementara masih sebagai saksi terlapor. Namun, lanjut Eddie, pihaknya tak menampik status hukum tersebut dapat berubah, manakala tahapan gelar perkara atas kasus ini dinyatakan rampung, dalam waktu dekat. 

"Masih proses penyidikan. Belum (status tersangka). Segera kami akan melakukan gelar perkara," kata mantan Kanit Reskrim Polsek Tandes itu, saat dihubungi TribunJatim.com, pada Jumat (18/7/2025). 

Di lain sisi, Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak serta Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DP3A-PPKB) Kota Surabaya, Ida Widayati membenarkan, pihaknya sedang mendampingi penanganan kesehatan dan psikologis terhadap korban. 

"Iya benar (DP3A-PPKB Surabaya memberikan pendamping korban)," ujar Ida, saat dihubungi TribunJatim.com

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved