Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Berita Viral

Eks Rektor UGM Mendadak Minta Maaf Soal Ijazah Jokowi, Rismon Iba, Curiga Sofian Dapat Tekanan

Rismon Sianipar menduga eks Rektor UGM tersebut mengalami tekanan yang besar ketika berbicara soal ijazah Jokowi.

Penulis: Alga | Editor: Mujib Anwar
YouTube/Balige Academy
REKTOR CABUT PERNYATAAN - Sofian Effendi secara resmi menarik semua pernyataannya terkait ijazah Jokowi yang tayang di kanal YouTube. Rismon Sianipar menduga eks Rektor UGM mendapat tekanan. 

TRIBUNJATIM.COM - Eks Rektor UGM, Sofian Effendi, sempat menyebutkan bahwa tidak pernah menerbitkan ijazah Jokowi.

Dia juga merasa kurang yakin bahwa Jokowi telah menyelesaikan perkuliahan sarjana di UGM.

Sebab, Jokowi cuma memiliki IPK yang rendah, sehingga tidak bisa melanjutkan ke skripsi.

Baca juga: Istri Pilu Suami Divonis 5 Bulan Penjara karena Curi Beras untuk Makan, Kerja Jadi ART di 2 Tempat

Sofian juga menyebutkan bahwa ijazah yang diperlihatkan oleh Jokowi ke publik diduga milik mendiang Hari Mulyono, suami pertama adik dari Jokowi, yakni Idayati.

Namun, dalam hitungan jam, Sofian Effendi menganulir semua pernyataannya dan menyatakan pelarangan mengutip pernyataannya.

Ia juga tidak mau ikut campur dalam polemik ijazah Jokowi.

Rismon Sianipar menduga eks Rektor UGM tersebut mengalami tekanan yang besar ketika berbicara soal ijazah Jokowi.

Ia merasa heran dengan hal tersebut.

Namun, Rismon meminta masyarakat agar tidak mencibir Sofian.

Sebab, Sofian sudah memberikan keterangan yang dia ketahui soal ijazah Jokowi.

"Di benak saya jelas dong, di benak publik mungkin sebagian masyarakat juga akan merasakan itu," ungkap Rismon, dikutip dari tayangan di kanal YouTube Langkah Update, Jumat (18/7/2025).

"Bagaimana mungkin seorang pemimpin UGM dalam 1x24 jam itu bisa berubah?" tambahnya.

Dengan ini, Rismon pun menduga, Sofian mendapatkan tekanan besar setelah menyinggung ijazah Jokowi tersebut.

Sehingga, dia tertekan secara psikologis kemudian memutuskan untuk mencabut pernyataannya.

POLEMIK IJAZAH JOKOWI - Rismon Sianipar berharap Jokowi dan Kasmudjo dipenjara dalam satu sel terkait polemik ijazah. Ia menuding Kasmudjo juga sebagai penipu.
Rismon Sianipar dan polemik ijazah Jokowi (YouTube/Balige Academy - Instagram/jokowi)

"Saya kan pernah punya kakek yang lebih kurang seusia Profesor Sofian Effendi ya."

"Artinya, secara psikologis itu gampang ditekan, diberikan pressure gitu. Jadi ya beliau bisa saja mengalami tekanan yang cukup besar ya," ujar Rismon, melansir Tribun Medan.

"Jadi, kalau pernyataan yang ditarik dari secarik kertas itu, kalau saya ya menginterpretasikan bahwa ada tekanan yang cukup besar ya, yang sampai saat ini belum bisa kita ungkapkan apa itu," katanya.

Rismon pun meminta agar masyarakat jangan cepat mencibir karena tidak tahu apa yang sebenarnya dirasakan oleh Sofian.

"Kita jangan mencibir ya, janganlah cepat mencibir Profesor Sofian Effendi karena kita tidak tahu apa yang dialami," paparnya.

Meski kini Sofian mencabut pernyataannya soal ijazah Jokowi, Rismon tetap berterima kasih kepada mantan rektor UGM tersebut.

Lantaran Sofian sudah mau menerima kehadirannya dan memberikan informasi.

"Saya tetap berterima kasih kepada Profesor Sofian Effendi, mau menerima kami, mau memberikan informasi-informasi dan mengingatkan kami ya."

"Khususnya alumni-alumni Gadjah Mada untuk memegang penuh Pancasila dan integritasnya karena itu merupakan simbol dari berdirinya Gadjah Mada yang diresmikan oleh Ir Soekarno, presiden kita yang pertama, ujarnya.

"Jadi janganlah cepat kita menuding. Apalagi yang kita bicarakan ini bukan orang yang sembarangan lho ya."

"Ini profesor yang banyak dikagumi orang dengan idealismenya. Jangan cepat kita mencibir tanpa mengetahui alasan yang sesungguhnya," ucap Rismon.

Dia juga meminta masyarakat agar tetap mengapresiasi apa yang telah dilakukan oleh Sofian, meskipun kini pernyataannya ditarik semua.

Sebab, kata Rismon, hal-hal seperti yang dirasakan oleh Sofian sudah biasa terjadi di Indonesia, yakni banyak tekanan yang tak terlihat di publik.

Kondisi demikian juga sudah rasakan oleh Rismon beserta pakar telematika Roy Suryo dan Tifauzia Tyassuma alias Dokter Tifa yang juga mempersoalkan ijazah Jokowi ini.

"Masyarakat harus tetap mengapresiasi Profesor Sofian Effendi, karena beginilah Indonesia yang sesungguhnya, banyak tekanan-tekanan yang sebenarnya tidak muncul di ruang publik tetapi nyata," tuturnya.

"Dan sudah kami rasakan juga ya, saya, Roy Suryo, Dokter Tifa, juga merasakannya. Bukan hanya psikologis tetapi fisik juga gitu, itu kan harga yang harus dibayar juga," ucap Rismon.

Baca juga: Sudah Sesuai Aturan, Pegawai BUMN Malah Dipermalukan Dirut dalam Forum: Saya Dianggap Tidak Kompeten

Turut menanggapi, pakar telematika sekaligus eks Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora), Roy Suryo, menilai ada orang-orang yang melakukan intervensi.

Terkait Sofian yang mencabut pernyataannya, Roy Suryo menyayangkan perubahan sikap dari eks roktor UGM tersebut.

Dia pun menduga ada pihak tertentu yang menekan dan cawe-cawe terhadap Guru Besar Ilmu Administrasi Negara UGM tersebut.

"Perubahan sangat mendadak sikap Prof Sofian Effendi yang sebelumnya sudah mau jujur dan terbuka membongkar kasus ijazah palsu yang sempat disebutnya 'skandal besar' ini memang sangat disayangkan."

"Namun perubahan beliau itu bukan tidak mungkin ada 'tangan-tangan jahat' yang masih bermain dan cawe-cawe," katanya dalam keterangan tertulis, Jumat (18/7/2025).

Kendati demikian, Roy Suryo menegaskan, dirinya akan tetap mendampingi Sofian di tengah dugaan tekanan yang dialaminya.

"Kita sepakat tetap berdiri bersama Prof Sofian Effendi, penegak kejujuran selain Ir Kasmudjo," tuturnya.

Surat mantan rektor Universitas Gadjah Mada (UGM) 2002-2007, Prof Sofian Effendi, secara resmi menarik semua pernyataannya terkait ijazah Jokowi yang tayang di kanal YouTube.
Surat mantan rektor Universitas Gadjah Mada (UGM) 2002-2007, Prof Sofian Effendi, secara resmi menarik semua pernyataannya terkait ijazah Jokowi yang tayang di kanal YouTube. (YouTube/Balige Academy - X)

Pihak UGM menyebut bahwa pernyataan dari Sofian tidak benar.

UGM juga menyayangkan sejumlah pihak yang menggiring pernyataan Sofian menyangsikan status Jokowi sebagai alumni UGM dalam sebuah tayangan live streaming di channel YouTube pada Rabu (16/7/2025).

UGM menegaskan bahwa pernyataan tersebut tidak sesuai dengan data akademik resmi yang dimiliki oleh institusi, khususnya dari Fakultas Kehutanan tempat Jokowi menempuh pendidikan.

Dalam pernyataan resminya, UGM menilai bahwa opini yang disampaikan oleh Sofian merupakan opini yang keliru dan tidak berdasar.

"Kami menyayangkan pihak-pihak yang telah menggiring beliau untuk menyampaikan opini yang keliru dan tidak berdasar," ujar Sekretaris Universitas, Andi Sandi Antonius Tabusassa Tonralipu, dalam keterangan tertulis, Kamis (17/7/2025).

Ia juga menambahkan bahwa pernyataan tersebut dapat menimbulkan konsekuensi hukum yang menjadi risiko pribadi bagi Sofian Effendi.

Baca juga: Sudah 3 Kali Minta Perbaikan, Kondisi SDN 5 Ngembalrejo Makin Miris, Masih Banyak Atap yang Bolong

UGM menegaskan kembali bahwa Presiden ke-7 RI, Joko Widodo, adalah alumnus Fakultas Kehutanan UGM yang sah.

Berdasarkan data resmi, Jokowi tercatat sebagai mahasiswa dengan nomor 80/34416/KT/1681 yang memulai studi pada tahun 1980 dan lulus pada 5 November 1985.

Pihak kampus juga mengingatkan bahwa UGM adalah institusi publik yang tunduk pada peraturan perlindungan data pribadi dan keterbukaan informasi publik.

Karena itu, data pribadi hanya dapat diungkap atas permintaan resmi dari aparat penegak hukum.

"UGM tidak terlibat dalam konflik kepentingan antara Tim Pembela Ulama dan Aktivis (TPUA) dengan Saudara Joko Widodo," tegas Sandi.

Dengan penegasan ini, UGM berharap tidak ada lagi penyebaran informasi yang menyesatkan terkait status akademik Presiden Jokowi.

Informasi lengkap dan menarik lainnya di Googlenews TribunJatim.com

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved