Kisah Inspiratif PO Harapan Jaya, dari 2 Bus AL hingga Jadi Raja Jalanan dan Kebanggaan Tulungagung

Tahun inilah Sugio pertama kali menggunakan nama Harapan Jaya.

Menurutnya, nama Harapan berarti sikap yang tidak mendahului kehendak Tuhan.

“Harapan itu terus berkembang tapi tidak ndisiki kerso (mendahului kehendak). Karena berupa harapan jadi tidak pernah jaya, tapi terus menyala,” kelakarnya.

Logonya dipilih 8 ekor kuda, sebagai salah satu pakem dan filosofi Tiongkok.

Ia menyitir kata-kata bijak,  kedatangan kuda merupakan suatu keberhasilan.

Selain itu kuda yang makan rumput yang sudah dilalui, tidak akan kembali.

“Kuda itu kalau makan akan jalan terus, tidak memutar balik. Itu filosofinya,” papar Sugio.

Baca juga: Ini Penyebab Pemkab Tulungagung Belum Salurkan BLT untuk 1.625 Penerima

Secara filosofi, Sugio menghindari nama bunga karena bunga bisa mekar, bisa kuncup dan bisa layu.

Hal ini dikatakannya, karena saat itu banyak PO yang menggunakan nama bunga.

Usahanya terus berkembang, unitnya terus bertambah hingga tahun 1980-an.

Saat itu ada sekitar 8-11 PO yang tumbuh di Tulungagung, menjadikan Tulungagung daerah dengan PO terbanyak.

Sejumlah PO awal yang diingatnya, seperti Swadaya, Rejeki, Jaya Mulya, Gemilang, Sehat, dan Sri Lestari.

Kemudian muncul di gelombang kedua, seperti Putra Jaya, Surya Indah, dan Setia Jaya.

“Saat itu semua PO berkembang. Tapi seiring waktu, banyak yang tidak meneruskan usahanya,” tutur Sugio.

Sekitar 1990-an ke tahun 2000  satu per satu PO asal Kabupaten Tulungagung bertumbangan.