Mengintip 'Galeri Hidup' Masrur di Jombang, Kisah Kesabaran hingga Miliaran Rupiah di Balik Bonsai
Di antara deretan rumah di kawasan Perum Citra Raya, Blok E1-8, Desa Pandanwangi, Kecamatan Diwek, Kabupaten Jombang, ada satu rumah yang berbeda.
Penulis: Anggit Puji Widodo | Editor: Sudarma Adi
Laporan Wartawan Tribun Jatim Network, Anggit Pujie Widodo
TRIBUNJATIM.COM, JOMBANG - Di antara deretan rumah di kawasan Perum Citra Raya, Blok E1-8, Desa Pandanwangi, Kecamatan Diwek, Kabupaten Jombang, ada satu rumah yang berbeda.
Bukan karena pagar tinggi atau ornamen mencolok, melainkan karena keteduhan dan keindahan yang memancar dari puluhan tanaman mini di halaman depannya.
Rumah tersebut merupakan kediaman seorang Mohamad Masrur (48).
Sosok pria yang hampir 50 tahun hidup di dunia, yang mengubah rumahnya menjadi galeri hidup bonsai, sebuah ruang kontemplatif tempat seni, kesabaran, dan alam bersatu dalam pot kecil.
Baca juga: Serangan Monyet Liar di Jombang Terulang, Bocah 7 Tahun Luka Parah Dicakar saat Keluar Rumah
Tiap pohon di sana bukan sekadar tanaman. Mereka adalah karya seni hidup, dirawat dan dibentuk perlahan selama bertahun-tahun.
Koleksi bonsainya beragam, mulai dari ulmus mikro Thailand, cemara sargenti, beringin dolar, hingga santigi yang bentuknya melengkung anggun ya g menunjukkan posisi membungkuk seolah sedang memberi salam pada pengunjung.
Bagi Masrur, bonsai bukan sekedar bentuk rupa, melainkan ada nilai serat makna filosofis serta perjalan waktu.
“Bonsai itu bukan soal bentuk saja, tapi juga filosofi dan perjalanan waktu,” ucap Masrur, saat ditemui Sabtu (19/7/2025).
Masrur bukan pemain baru dalam dunia bonsai, saking cintanya dengan bonsai, ia telah dibawa melintasi berbagai kontes, mulai dari tingkat lokal sampai nasional.
Keindahan bonsai miliknya itu tak hanya dipamerkan, namun ikut terjun dalam kompetisi dan pernah membawa pulang penghargaan.
Salah satu bonsainya, jenis santigi, bahkan pernah ia lepas dengan harga puluhan juta rupiah usai tampil di pameran bonsai Bojonegoro.
Nominal yang ia tentukan dari bonsai bukan ditentukan dari ukuran besar atau kecil, namun ukurannya adalah karakter, keserasian serta kualitas dalam perawatan.
“Nilainya tidak diukur dari besar pohonnya, tapi dari karakter, keserasian, dan kualitas perawatannya,” ungkapnya.
Proses membentuk bonsai menjadi sebuah karya seni nan indah di pandang juga ia sebut merupakan latihan ketelatenan atau kesabaran. Setiap cabang dan ranting dibentuk dengan hati-hati dengan penuh fokus dan dan memperhatikan setiap detail kecil.
Baca juga: Fatwa Haram Sound Horeg, MUI Jombang Dorong Sinergi Lembaga Keagamaan dan Aparat Penegak Hukum
Desa Pandanwangi
Mohamad Masrur
galeri hidup bonsai
Bonsai
hobi bonsai
perawatan bonsai
Jombang
TribunJatim.com
Syarat dan Cara Ikut Magang Nasional 6 Bulan Gaji UMP, Kuota 20.000 Peserta |
![]() |
---|
Anggota Komisi B DPRD Jatim Indra Widya Agustina: UMKM Jadi Tulang Punggung Perekonomian |
![]() |
---|
Aji Darmaji Urus Hak Perwalian 4 Anaknya, Keluarga Mpok Alpa Kecewa Tak Diberi Tahu: Hargain Dikit |
![]() |
---|
Aksi Pelajar di Jombang Terekam Bermesraan di Minimarket, Dewan Bakal Panggil Sekolah |
![]() |
---|
Wakil Ketua DPRD Surabaya Arif Fathoni: Program Kesbangpol Harus Adaptif dengan Perkembangan Era |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.