Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Mengintip 'Galeri Hidup' Masrur di Jombang, Kisah Kesabaran hingga Miliaran Rupiah di Balik Bonsai

Di antara deretan rumah di kawasan Perum Citra Raya, Blok E1-8, Desa Pandanwangi, Kecamatan Diwek, Kabupaten Jombang, ada satu rumah yang berbeda.

Penulis: Anggit Puji Widodo | Editor: Sudarma Adi
TRIBUNJATIM.COM/ANGGIT PUJIE WIDODO
BONSAI JOMBANG - Mohammad Masrur saat menunjukkan koleksi bonsai miliknya di galeri bonsai di kawasan Perum Citra Raya, Blok E1-8, Desa Pandanwangi, Kecamatan Diwek, Kabupaten Jombang, Jawa Timur pada Sabtu (19/7/2025). Merawat bonsai ia sebut melatih kesabaran dan belajar disiplin dalam hidup.  

Laporan Wartawan Tribun Jatim Network, Anggit Pujie Widodo

TRIBUNJATIM.COM, JOMBANG - Di antara deretan rumah di kawasan Perum Citra Raya, Blok E1-8, Desa Pandanwangi, Kecamatan Diwek, Kabupaten Jombang, ada satu rumah yang berbeda.

Bukan karena pagar tinggi atau ornamen mencolok, melainkan karena keteduhan dan keindahan yang memancar dari puluhan tanaman mini di halaman depannya.

Rumah tersebut merupakan kediaman seorang Mohamad Masrur (48).

Sosok pria yang hampir 50 tahun hidup di dunia, yang mengubah rumahnya menjadi galeri hidup bonsai, sebuah ruang kontemplatif tempat seni, kesabaran, dan alam bersatu dalam pot kecil.

Baca juga: Serangan Monyet Liar di Jombang Terulang, Bocah 7 Tahun Luka Parah Dicakar saat Keluar Rumah

Tiap pohon di sana bukan sekadar tanaman. Mereka adalah karya seni hidup, dirawat dan dibentuk perlahan selama bertahun-tahun. 

Koleksi bonsainya beragam, mulai dari ulmus mikro Thailand, cemara sargenti, beringin dolar, hingga santigi yang bentuknya melengkung anggun ya g menunjukkan posisi membungkuk seolah sedang memberi salam pada pengunjung.

Bagi Masrur, bonsai bukan sekedar bentuk rupa, melainkan ada nilai serat makna filosofis serta perjalan waktu. 

“Bonsai itu bukan soal bentuk saja, tapi juga filosofi dan perjalanan waktu,” ucap Masrur, saat ditemui Sabtu (19/7/2025).

Masrur bukan pemain baru dalam dunia bonsai, saking cintanya dengan bonsai, ia telah dibawa melintasi berbagai kontes, mulai dari tingkat lokal sampai nasional. 

Keindahan bonsai miliknya itu tak hanya dipamerkan, namun ikut terjun dalam kompetisi dan pernah membawa pulang penghargaan. 

Salah satu bonsainya, jenis santigi, bahkan pernah ia lepas dengan harga puluhan juta rupiah usai tampil di pameran bonsai Bojonegoro. 

Nominal yang ia tentukan dari bonsai bukan ditentukan dari ukuran besar atau kecil, namun ukurannya adalah karakter, keserasian serta kualitas dalam perawatan. 

“Nilainya tidak diukur dari besar pohonnya, tapi dari karakter, keserasian, dan kualitas perawatannya,” ungkapnya.

Proses membentuk bonsai menjadi sebuah karya seni nan indah di pandang juga ia sebut merupakan latihan ketelatenan atau kesabaran. Setiap cabang dan ranting dibentuk dengan hati-hati dengan penuh fokus dan dan memperhatikan setiap detail kecil. 

Baca juga: Fatwa Haram Sound Horeg, MUI Jombang Dorong Sinergi Lembaga Keagamaan dan Aparat Penegak Hukum

Halaman
12
Sumber: Tribun Jatim
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved