Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Viral Internasional

Suami Digugat Cerai Istri karena Jatuh Cinta dengan Wanita AI, Tiap Hari Main HP Menanti Chat

Seorang istri di China menggugat cerai suaminya karena jatuh cinta dengan wanita AI. Tiap hari selalu HP-an menanti pesan.

Freepik
GUGAT CERAI - Ilustrasi perceraian. Seorang istri di China menggugat cerai suaminya karena jatuh cinta dengan wanita AI. Tiap hari selalu HP-an menanti pesan, Minggu (20/7/2025). 

TRIBUNJATIM.COM - Seorang istri di China menggugat cerai suaminya bernama Jiang (75) karena perkara yang tak biasa.

Jiang digugat cerai setelah dirinya jatuh cinta dengan seorang wanita virtual berbasis kecerdasan buatan (AI).

Jiang diketahui begitu terpikat oleh kata-kata manis yang dilontarkan persona AI tersebut, meski ucapan dan gerakan bibir sang wanita tak selalu selaras.

Setiap hari, Jiang tak sabar membuka ponselnya demi menanti pesan dari sang wanita virtual tersebut.

Fenomena ini ternyata bukan kasus tunggal.

Konten berbasis AI tengah menjadi tren di China, terutama di kalangan lansia yang memiliki keterbatasan mobilitas.

Baca juga: Sopan Bilang Tolong dan Terima Kasih ke ChatGPT, Bikin Perusahaan OpenAI Rogoh Puluhan Juta Dollar

Banyak dari mereka merasa terhibur bahkan mendapat “perhatian” yang selama ini dirindukan, dikutip dari World of Buzz pada Minggu (20/7/2025), via Kompas.com.

Anak-anak mereka sudah berulang kali mencoba meyakinkan sosok di layar itu hanyalah karakter buatan.

Namun, tak sedikit orang tua yang justru memilih mempercayai persona AI yang tampil memikat dan penuh perhatian.

Persona AI ini dirancang dalam berbagai peran, mulai dari pembawa acara cantik, mahasiswa menarik, hingga pria berpenampilan profesional, sosok yang disebut-sebut menjadi idola di kalangan wanita lansia.

Meski memberi kenyamanan emosional, konten-konten ini kerap diselipkan tujuan komersial.

Para persona AI tersebut mempromosikan berbagai produk, mulai dari gelang hingga susu.

Ilustrasi kakek (kiri) dan wanita AI.
Ilustrasi kakek (kiri) dan wanita AI. (Tangkapan layar via World of Buzz)

Dengan bujuk rayu yang memanfaatkan emosi, tak jarang para lansia menghabiskan uang untuk membeli produk yang sejatinya tidak ada.

Pakar memperingatkan, di balik kemudahan yang ditawarkan, teknologi AI menyimpan potensi manipulasi emosi yang berisiko merugikan secara finansial dan menciptakan ketergantungan yang tidak sehat.

Hal ini disampaikan dalam laporan sejumlah media di China.

Sumber: Kompas.com
Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved