Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Jatimpedia

5 Fakta Sejarah Bondowoso, Wilayah Jawa Timur yang Tidak Memiliki Pesisir, Dijuluki Kota Tape

Berikut tersaji fakta sejarah Bondowoso, satu-satunya daerah di Jawa Timur yang tidak memiliki pesisir. Dijuluki sebagai Kota Tape.

Editor: Hefty Suud
Dokumentasi Rizky Juniardana via KOMPAS.com
SEJARAH BONDOWOSO - Pemandangan kebun sawi Jampit, Bondowoso, Jawa Timur yang viral lantaran mirip Jeju Island. Berikut tersaji fakta sejarah satu-satunya kabupaten/kota di Jawa Timur yang tidak memiliki pesisir ini. 

TRIBUNJATIM.COM - Bondowoso, kabupaten di Jawa Timur ini dijuluki sebagai Kota Tape hingga Republik Kopi

Ada fakta menarik, Bondowoso adalah satu-satunya daerah di Jawa Timur yang tidak memiliki pesisir.

Daerah dengan luas wilayah mencapai 1.560,10 kilometer persegi, dengan pusat pemerintahan di Kecamatan Bondowoso.

Bondowoso memiliki sejarah yang panjang. Usianya sudah mencapai 202 tahun, merujuk pada 17 Agustus 1819 sebagai Hari Jadi Kabupaten Bondowoso.

Lantas apa alasan Bondowoso dijuluki sebagai Kota Tape hingga Republik Kopi?

Berikut beberapa fakta sejarah tentan Bondowoso

1. Sejarah Kabupaten Bondowoso

Wilayah Kabupaten Bondowoso dahulunya merupakan bagian dari wilayah Besuki yang sekarang masuk menjadi wilayah Situbondo.

Sejarah Kabupaten Bondowoso berawal dari pemberontakan Ke Lesap terhadap Adikoro IV yang merupakan menantu Tjakraningrat Bangkalan, Madura.

Pemberontakan Ke Lesap terjadi pad atahun 1743. Dalam pertempuran di desa Bulangan, Adikoro IV meninggal dunia.

Adikoro IV memiliki beberapa anak, salah satunya Demang Walikromo. Demang Walikromo ini memiliki anak bernama Raden Bagus Assra.

Karena kondisi yang tidak kondusif, Nyi Sedabulangan atau istri Adikoro IV membawa lari Raden Bagus Assra ke wilayah Besuki.

Baca juga: Sejarah Kabupaten Sumenep, Dijuluki The Soul of Madura dan Bumi Sumekar, Berasal dari Bahasa Kawi

Pelarian ini dilakukan secara besar-besaran oleh para pengikut Adikoro IV. Raden Bagus Assra turut dibawa oleh neneknya untuk menjamin keselamatannya.

Di Besuki, Raden Bagus Assra diasuh oleh Ke Patih Alus, Patih Wiropuro. Raden Bagus Assra mendapatkan pengajaran baik ilmu kanuragan maupun ilmu agama.

Memasuki usia 17 tahun, Raden Bagus Assra diangkat menjadi Menteri Anom dengan gelar Abhiseka Mas Astruno. Bagus Assra juga dinikahkan dengan putri Bupati Probolinggo.

Halaman
1234
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved