Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Berita Viral

Sindiran Gubernur Jateng Ahmad Luthfi Soal Pejabat Ngonten Dibalas Dedi Mulyadi

Menurut Gubernur Jawa Tengah Ahmad Luthfi, pemimpin seharusnya bekerja nyata di lapangan dan bukan untuk kepentingan konten semata.

Editor: Torik Aqua
ig/dedimulyadi71/Youtube iNews TV via Tribun Sumsel
DEDI MERESPON - Gubernur Jawa Tengah Ahmad Lutfhi memperagakan pejabat yang ngevlog atau membuat konten kinerja mereka. Luthfi menyampaikan sindiran dan kritik tajam terhadap pejabat dan kepala daerah yang mengandalkan membuat konten atas kinerja mereka di media sosial. Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi merespon. 

Dugaan sindiran itu pun sampai ke telinga Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi.

Dedi Mulyadi merespons dengan santai kritikan bahwa dirinya aktif di media sosial.

"Buat warga Jabar dan seluruh warganet, mohon maaf ya kalau Kang Dedi jadi Gubernur hanya bisa menyelesaikan setiap hari satu masalah," katanya.

"Tapi gak apa-apa kan, daripada Kang Dedi jadi gubernur, gak mengerti masalah," kata Dedi Mulyadi.

Video kritikan dan sindiran Luthfi ini ditanggapi negatif oleh netizen di akun @informania.

Rata-rata netizen merasa sindiran Luthfi kurang pantas.

"ketawanya ketawa beban banget sih pak ! kesian warga jateng , butuh kesejahteraan , jalan yang mulus , ga banjir , mending kerjain itu semua !," ujar akun @sandypasband_.
 
Sebelumnya, nama Dedi Mulyadi sendiri tak hanya sekali ini saja disindir terkait kebiasaannya membuat konten.

Setiap aktivitasnya yang diunggah di media sosial.

Meski mendapat sindirian sebagai Gubenur Konten, namun Dedi Mulyadi merasa penggunaan media sosial pribadinya justru memangkas anggaran publikasi.

Dedi merasa tak perlu lagi menyewa jasa influencer, buzzer, atau konsultan dengan anggaran yang cukup besar.

"Bea jadi gubernur konten? Keun bae, lumayan, boga YouTube sorangan, boga TikTok sorangan, teu kudu nguli-keun ka batur. Sabab nguli-keun ka influencer, harga nguli-keun ka buzzer, mahal, miliaran, malahan puluhan miliar."

"(Enggak Apa-apa jadi gubernur konten? Ya biarkan saja, lumayan, saya punya YouTube sendiri, punya TikTok sendiri, tidak perlu menyewa orang lain. Karena menyewa influencer, menyewa buzzer itu mahal, miliaran, bahkan puluhan miliar)" ungkapnya dalam acara Abdi Nagri Nganjang Ka Warga Edisi 8 di Desa Panjalin Kidul, Kecamatan Sumberjaya, Kabupaten Majalengka, Rabu (21/5/2025), dilansir TribunJabar.id.

Meski segala aktivitasnya diunggah melalui akun media sosialnya, Dedi Mulyadi tidak pernah menggunakan anggaran pemerintah untuk membayar tim kontennya.

Pendapatan dari media sosialnya pun mampu membayar tim produksi yang ia punya.

"Aing mah teu kudu ngulikeun, teu kudu make konsultan, ku sorangan wae. (Saya tidak perlu menyewa, tidak perlu pakai konsultan, cukup saya sendiri saja)" terangnya.

Halaman
123
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved