Berita Viral
Sindiran Gubernur Jateng Ahmad Luthfi Soal Pejabat Ngonten Dibalas Dedi Mulyadi
Menurut Gubernur Jawa Tengah Ahmad Luthfi, pemimpin seharusnya bekerja nyata di lapangan dan bukan untuk kepentingan konten semata.
Poin Penting:
- Sindiran: Gubernur Jateng Ahmad Luthfi sindir pejabat yang doyan konten saat blusukan, diduga menyindir Dedi Mulyadi.
- Respons Dedi: Dedi jawab santai, klaim tetap selesaikan masalah tiap hari meski aktif di media sosial.
- Efisiensi: Dedi tak pakai dana pemerintah untuk konten, justru hemat anggaran publikasi.
TRIBUNJATIM.COM - Jawaban Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi setelah dirinya disindir soal kepala daerah yang kerap membuat konten saat blusukan.
Sindiran itu dilontarkan oleh Gubernur Jawa Tengah Ahmad Lutfhi.
Ahmad Luthfi menjadi sorotan usai menyampaikan sindiran dan mengiritik kepala daerah yang hanya mengandalkan membuat konten untuk pamer kinerja di media sosial.
Ia juga berpesan agar jajarannya termasuk para bupati dan wali kota di Jawa Tengah tidak melakukan hal itu.
Baca juga: Dedi Mulyadi Sebut Study Tour Pembodohan Publik, Tegas Bakal Copot Kepala Sekolah: Piknik Boleh
Meski tanpa menyebut nama pejabat yang dimaksud, banyak pihak yang menduga kritik tersebut lebih ditujukan kepada Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi, yang dikenal aktif di media sosial.
Video sindiran dan kritik Ahmad Lutfhi itu diantaranya diunggah di akun Instagram @informania_ yang juga menyandingkan dengan pernyataan Dedi Mulyadi yang seakan jawaban atas kritik Ahmad Lutfhi.
Video Ahmad Lutfhi yang lebih lengkap juga ditayangkan di channel YouTube Official iNews.
Menurut Ahmad Luthfi, pemimpin seharusnya bekerja nyata di lapangan dan bukan untuk kepentingan konten semata.
"Gusy, hari ini saya ketemu orang miskin. Tidak akan menyelesaikan masalah. Lek kowe gelem silakan, nek aku ora aku banget (kalau kamu mau silakan, ya kalau aku enggak banget)," kata Lutfhi. sembari memperagakan adegan ngevlog.
Ahmad Luthfi mengatakan dalam bekerja mesti ikhlas dan menjadi diri sendiri saja.
"Gak usah, ikhlas saja. Jadi diri kita sendiri saja. Gak usah gaya. Halo guys. Kowe ko lek ceblok loro (kalau jatuh nanti sakit). Normal aja," ujar Lutfhi sembari memperagakan adegan ngevlog yang mengundang tawa hadirin.
Bahkan katanya jika kinerja sang pejabat dikritik maka lewat akun media sosialnya sang pejabat akan sibuk mengklarifikasi.
"Begitu dikritik, di medianya sibuk jawab. Akhirnya opo? Sikapnya diubah-ubah. Mangan teratur, ngomong teratur. Karena apa? Syuting. Opo enak urip ngono kui (Apa enak hidup kayak gitu)," katanya.
Di akun Instagram @informania_, diunggah pula pernyataan Dedi Mulyadi setelah video kritik dari Luthfi.
Dedi Mulyadi Bereaksi
Dugaan sindiran itu pun sampai ke telinga Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi.
Dedi Mulyadi merespons dengan santai kritikan bahwa dirinya aktif di media sosial.
"Buat warga Jabar dan seluruh warganet, mohon maaf ya kalau Kang Dedi jadi Gubernur hanya bisa menyelesaikan setiap hari satu masalah," katanya.
"Tapi gak apa-apa kan, daripada Kang Dedi jadi gubernur, gak mengerti masalah," kata Dedi Mulyadi.
Video kritikan dan sindiran Luthfi ini ditanggapi negatif oleh netizen di akun @informania.
Rata-rata netizen merasa sindiran Luthfi kurang pantas.
"ketawanya ketawa beban banget sih pak ! kesian warga jateng , butuh kesejahteraan , jalan yang mulus , ga banjir , mending kerjain itu semua !," ujar akun @sandypasband_.
Sebelumnya, nama Dedi Mulyadi sendiri tak hanya sekali ini saja disindir terkait kebiasaannya membuat konten.
Setiap aktivitasnya yang diunggah di media sosial.
Meski mendapat sindirian sebagai Gubenur Konten, namun Dedi Mulyadi merasa penggunaan media sosial pribadinya justru memangkas anggaran publikasi.
Dedi merasa tak perlu lagi menyewa jasa influencer, buzzer, atau konsultan dengan anggaran yang cukup besar.
"Bea jadi gubernur konten? Keun bae, lumayan, boga YouTube sorangan, boga TikTok sorangan, teu kudu nguli-keun ka batur. Sabab nguli-keun ka influencer, harga nguli-keun ka buzzer, mahal, miliaran, malahan puluhan miliar."
"(Enggak Apa-apa jadi gubernur konten? Ya biarkan saja, lumayan, saya punya YouTube sendiri, punya TikTok sendiri, tidak perlu menyewa orang lain. Karena menyewa influencer, menyewa buzzer itu mahal, miliaran, bahkan puluhan miliar)" ungkapnya dalam acara Abdi Nagri Nganjang Ka Warga Edisi 8 di Desa Panjalin Kidul, Kecamatan Sumberjaya, Kabupaten Majalengka, Rabu (21/5/2025), dilansir TribunJabar.id.
Meski segala aktivitasnya diunggah melalui akun media sosialnya, Dedi Mulyadi tidak pernah menggunakan anggaran pemerintah untuk membayar tim kontennya.
Pendapatan dari media sosialnya pun mampu membayar tim produksi yang ia punya.
"Aing mah teu kudu ngulikeun, teu kudu make konsultan, ku sorangan wae. (Saya tidak perlu menyewa, tidak perlu pakai konsultan, cukup saya sendiri saja)" terangnya.
Dedi Mulyadi pun menyindir penggunaan dana besar yang sering digunakan untuk membuat sebuah pencitraan.
Sebab, kata dia, anggaran itu seharusnya bisa digunakan untuk kebutuhan masyarakat yang lebih penting.
"Lumayan kan anggaran jeung influencer, buzzer jeng konsultan ku aing dipake imah ma Icih. Bener teu? Bener. (Lumayan kan, anggaran buat influencer, buzzer, dan konsultan saya pakai untuk bangun rumah sama Icih. Benar enggak? Benar)" imbuhnya.
Artikel ini telah tayang di TribunSumsel.com
| 1.073 Pegawainya Bermain Judi Online, Gubernur Bobby Nasution Surati Satu-satu: Kita Lihat Saja |
|
|---|
| Asal Awan Busa Hitam di Langit Subang yang Bikin Warga Khawatir, Dedi Mulyadi Minta KLH Turun Tangan |
|
|---|
| Diinterogasi Istri Suci, Mahasiswi Kedokteran Blak-blakan Hubungan dengan Ronny: di Ruang Tamu |
|
|---|
| Rumah Warsini Rusak hingga Berakhir Ngungsi, Pemda Madiun Khawatir Sejak 500 Meter Tanah Retak |
|
|---|
| Tindaklanjut Menteri Bahlil Setelah BBM di Jatim Bermasalah, Pertamina Terjun Langsung ke SPBU |
|
|---|
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/jatim/foto/bank/originals/Gubernur-Jawa-Tengah-Ahmad-Lutfhi-sindir-Gubernur-Jawa-Barat-Dedi-Mulyadi.jpg)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.