Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Berita Viral

Cak Imin Tak Peduli Isu Dalang Ijazah Palsu yang Menyeret Jokowi: Nggak Ikut-ikut

Ketua Umum DPP Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Abdul Muhaimin Iskandar alias Cak Imin tak peduli dengan isu tersebut.

Editor: Torik Aqua
Tribunnews.com/Fauzi Alamsyah
TAK IKUT - Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Abdul Muhaimin Iskandar atau Cak Imin mengaku tak mau ikut-ikut soal sosok dalang isu dugaan ijazah palsu Jokowi. 

TRIBUNJATIM.COM - Isu dalang dugaan ijazah palsu yang menyeret Presiden ke-7 RI Joko Widodo (Jokowi) kini masih menjadi sorotan.

Namun Ketua Umum DPP Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Abdul Muhaimin Iskandar alias Cak Imin tak peduli dengan isu tersebut.

Ia mengaku tidak tahu-menahu soal isu dalang dugaan ijazah palsu Presiden ke-7 RI Joko Widodo (Jokowi).

Menurutnya, dalang dugaan ijazah palsu itu tidak ada kaitannya dengan partai politik yang dipimpinnya.

Baca juga: Sosok Mulyono Asli, Teman Kuliah Jokowi di Fakultas Kehutanan UGM, Tertawa Bahas Isu Ijazah Palsu

Karena yang disinggung merupakan partai politik berwarna biru.

"Wah, kebetulan partai saya hijau ya. Nggak tahu saya," kata Cak Imin saat ditemui awak media di Kompleks Gelora Bung Karno (GBK), Senayan, Jakarta, Rabu (30/7/2025).

Cak Imin menegaskan, dirinya enggan untuk ikut-ikutan terhadap isu dalang dugaan ijazah palsu Jokowi tersebut.

Cak Imin memilih untuk berlalu meninggalkan awak media di lokasi.

"Nggak tahu, nggak tahu saya. Nggak ikut-ikut. Makasih ya, makasih," tandas dia.

Dalang Ijazah Palsu

Sebelumnya, ramai di media sosial segelintir pihak menyatakan kalau dalang atau ada pihak yang memback-up isu kasus Ijazah Palsu Presiden ke-7 RI Joko Widodo (Jokowi).

Bahkan, Ketua Umum Solidaritas Merah Putih Silfester Matutina yang juga merupakan pelapor Roy Suryo dalam kasus Ijazah Palsu Jokowi ini menyebut kalau dalang dari persoalan ini adalah kekuatan besar.

"Saudara Roy Suryo Cs ini kan hanya pion-pion saja, di belakangnya kan pasti ada tokoh-tokoh yang menginginkan agar Prabowo-Gibran ini berpisah gak sukses hingga 2029," kata Silfester dalam tayangan YouTube Kompas TV, dilihat Senin (28/7/2025).

"Mereka ingin menggantikan dengan anaknya atau orangnya, ini mantan-mantan petinggi di Republik ini, ya mereka-mereka inilah penuduh ijazah palsu dan pemakzulan, karena apa, dasar-dasarnya tidak ada sama sekali," sambung Silfester.

Sementara itu, Sekjen Peradi Bersatu Ade Darmawan memberi kode kalau tokoh politik tersebut berbaju biru.

"Bahwa siapa sih dalangnya, saat ini saat berbaju apa? Itu mungkin salah satu clue yang bisa saya sampaikan," kata Ade dalam tayangan YouTube yang sama saat mengenakan kemeja berwarna biru.

Menyikapi hal ini, DPP Partai Demokrat sebagai partai berwarna biru membantah soal adanya pelabelan 'Partai Biru' yang diduga menjadi dalang dari kasus Ijazah Palsu Presiden ke-7 RI Joko Widodo (Jokowi).

Kepala Badan Komunikasi Strategis (Bakomstra) DPP Partai Demokrat, Herzaky Mahendra Putra menyatakan, apabila julukan 'Partai Biru' itu mengarah kepada Demokrat, maka dia memastikan kalau hal tersebut menyesatkan.

"Tuduhan tersebut adalah fitnah yang tidak berdasar. Istilah “partai biru” yang diarahkan kepada Partai Demokrat merupakan upaya insinuatif yang menyesatkan dan mencemarkan nama baik kami," kata Herzaky kepada Tribunnewscom, Senin (28/7/2025).

Lebih lanjut, Herzaky juga menyatakan, hubungan antara keluarga Presiden ke-6 RI Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dan keluarga Joko Widodo sangat baik dan penuh saling hormat.

Bahkan kata dia, kedua putra Jokowi yakni Gibran Rakabuming Raka yang juga merupakan Wakil Presiden RI bersama dengan Kaesang Pangarep yang merupakan Ketua Umum PSI turut menghadiri Kongres V Partai Demokrat yang dipimpin oleh Ketua Umum Agus Harimurti Yudhoyono (AHY).

"Mas AHY yang kebetulan sedang merawat ayahnya, telah mengutus Sekjen Herman Khaeron dan Waketum Teuku Riefky Harsya untuk menghadiri Kongres Partai Solidaritas Indonesia (PSI) yang dipimpin oleh Kaesang Pangarep," kata dia.

"Wakil Presiden Gibran bahkan menjenguk langsung Bapak SBY di RSPAD saat beliau kemarin dirawat," sambung Herzaky.

Hubungan antar keluarga tersebut yang menurut Herzaky, mencerminkan keharmonisan yang kuat dan tidak pantas dijadikan sasaran provokasi.

Dirinya lantas beranggapan, tindakan yang diduga dilakukan oleh segelintir pihak ini sangat tidak etis dan hanya untuk mengadu domba.

Bahkan menurut dia, hal tersebut berpotensi merusak ruang publik, dan tidak mencerminkan semangat demokrasi yang sehat.

"Kami mencermati adanya pihak-pihak yang mencoba mengail di air keruh, dengan memanfaatkan isu ini untuk mengadu domba antara Bapak SBY dan Bapak Jokowi," tandas dia.

 

Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com 

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved