Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Berita Viral

Pantas Sri Rejeki Tutup Jalan Rumah Tetangganya, Juladi Kini Terpaksa Lewat Sungai: Sosok Bermasalah

Sang anak, JIS, harus melewati sungai demi berangkat ke sekolah karena kasus sengketa rumah orang tuanya.

Penulis: Alga | Editor: Mujib Anwar
TRIBUNJATENG.COM/F Ariel Setiaputra - Instagram/im.semarang_official
AKSES LEWAT SUNGAI - Juladi Boga Siagian (54) saat menunjukkan jalan yang ia viralkan di media sosial saat anaknya berangkat sekolah, Senin (28/7/2025). Anaknya berinisial JES (8), siswa kelas II SDN 01 Sampangan, Kecamatan Gajahmungkur, Kota Semarang, berangkat ke sekolah melewati sungai. 

Belakangan terkuak jika warga sempat membuat surat pernyataan keberatan dengan beberapa catatan.

Keluhan tersebut dilayangkan kepada Zaenal Choridin selaku pemilik tanah tersebut.

Beberapa catatan tersebut mulai dari mencabut portal Covid-19 tanpa seizin warga hingga tidak pernah ikut dalam kegiatan warga seperti kerja bakti, melayat, hingga sosialisasi.

Juga disebutkan bahwa yang bersangkutan melakukan ancaman fisik kepada warga lain.

Sebagai gambaran, rumah kecil Juladi Boga Siagian berada di tepi aliran sungai.

Akses yang biasa dilaluinya seukuran pintu rumah seukuran 1 meter, sementara ini ditutup.

"Satu-satunya jalan untuk saya keluar rumah sekarang hanya lewat sungai. Anak saya juga harus lewat situ kalau mau sekolah," tutur Juladi.

Saat ditemui dirumahnya, Juladi masih menjalankan rutinitasnya memilah-milah barang bekas, bekerja sebagai pemulung.

Dengan akses utama yang tertutup, satu-satunya jalan yang bisa dilalui hanyalah jalur sungai yang licin dan berbahaya.

Bahkan saat awak media akan meninggalkan rumahnya, Juladi memandu agar para awak media tidak kejatuhan kotoran dari saluran kakus di rumah milik warga lain.

"Hati-hati mas, lewat sini agar tidak kejatuhan kotoran," katanya sambil menunjuk sebuah paralon besar.

Baca juga: Beli Sayur Kecambah Rp20 Ribu, Pria Lansia Ditangkap Pedagang Pasar

Sementara itu, pengacara Sri Rejeki, Roberto Sinaga, membenarkan penutupan akses jalan tersebut.

Menurutnya, tindakan ini dilakukan untuk mencegah hal-hal yang tidak diinginkan, mengingat sudah banyak keluhan dari warga sekitar.

"Penutupan itu langkah preventif karena akses yang mereka pakai adalah bagian dari tanah milik klien saya. Sudah sejak 2019 juga kami coba mediasi, tetapi tidak ada titik temu," ujar Roberto.

Dia menyebut, proses hukum sudah berjalan selama bertahun-tahun dan akhirnya diputus bersalah secara pidana terhadap Juladi.

Halaman 3 dari 4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved