Berita Viral
Sial Penjual Rujak Niatnya Nazar Siswa Malah Muntah-muntah, Kepsek Tak Tega Lihat Istrinya
Seorang penjual rujak malah sial setelah melakukan nazar karena bersyukur atas kehamilan istrinya yang menginjak 4 bulan.
Penulis: Ignatia | Editor: Mujib Anwar
TRIBUNJATIM.COM - Niatnya baik, penjual rujak malah mendapat kesialan.
Penjual rujak tersebut mendadak dapat sial lantaran nasib para siswa.
Niatnya bagi bagi rejeki kepada para siswa sekolah di tempatnya berjualan, penjual itu malah berujung ke kantor polisi.
Pemeriksaan dilakukan terhadap pria penjual rujak karena diduga menjadi sumber keracunan para siswa
Sejak mengonsumsi susu yang diberikan penjual rujak tersebut, para siswa langsung mengalami gejala keracunan.
Awalnya penjual rujak itu bagikan roti dan kue ke para siswa dengan niat bernazar.
Penjual rujak bagikan roti dan susu ke siswa dengan niat memenuhi nazar istrinya yang sedang hamil.
Bukannya mendulang syukur, penjual rujak itu mendapati kondisi 7 orang siswa SDN 182 Palembang alami muntah-muntah dan dirawat di rumah sakit.
Kepala Sekolah SDN 182 Palembang, Hugannah mengatakan, pria yang membagikan roti dan susu ke siswanya itu berinsial D yang tinggal masih di sekitaran Kalidoni.
"Setelah kami telusuri ternyata dia ini pedagang rujak, baru pindah dan ngontrak tidak jauh dari sini. Istrinya lagi hamil empat bulan, jadi dia bagi-bagi itu niatnya baik dan lagi bernazar, " kata Hugannah, saat dijumpai, Kamis (31/7/2025), seperti dikutip TribunJatim.com dari TribunSumsel.com, Jumat (1/8/2025).
Baca juga: Jerit Panik Nenek Nganjuk Lihat Ada Ular di Kasur Kamarnya, Damkar Gercep Turun tangan
Kemudian penjual rujak tersebut diajak ke sekolah untuk dimintai pertanggungjawaban serta dimintai keterangan oleh polisi.
Dari cerita D, kata Hugannah istrinya sudah sempat beberapa kali hamil namun selalu tertimpa musibah.
"Katanya sudah beberapa kali istrinya hamil, tapi (anaknya) meninggal. Makanya pas hamil empat bulan ini dia mau bernazar supaya kehamilan istrinya diberi kelancaran," katanya.
Mendengar cerita tersebut dan melihat sendiri kondisi D dan istrinya, Hugannah memutuskan untuk tidak melaporkan pedagang rujak meskipun sudah membuat siswanya mengalami muntah-muntah.
Baca juga: Fakta Lima Warga Trenggalek Jadi Penganut Aliran Kepercayaan, Kini Tercatat Resmi di KTP
"Tidak kami laporkan. Karena kami tahu niatnya baik, mungkin caranya saja salah. Yang penting kami minta siswa yang dirawat, diberi tanggung jawab soal biaya pengobatan, " katanya.
Terpisah, Kapolsek Kalidoni AKP Hermansyah membenarkan adanya peristiwa tersebut.
Pihaknya sudah mendatangi sekolah dan meminta keterangan pedagang rujak.
"Iya memang ada silahkan koordinasi dengan Kanit Reskrim ya," kata Hermansyah.
Kanit Reskrim Polsek Kalidoni Iptu Sugriwa mengatakan, saat ini pihaknya belum menerima laporan dari sekolah maupun wali siswa.
"Belum ada laporan, karena yang bersangkutan ini juga tidak ada niat jahat dan tindak pidananya dalam 1 kali 24 jam kami lepas," katanya.
Baca juga: Permintaannya Ditolak, Nikita Mirzani Ngamuk Bentak Jaksa saat Disuruh Pakai Rompi: Jangan Sentuh
Sementara itu, ratusan siswa SMP Negeri 5 Kota Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT) secara kompak menolak mengonsumsi makan bergizi gratis (MBG) yang disediakan pemerintah dalam program makan gratis di sekolah.
Penolakan ini dipicu kekhawatiran kasus dugaan keracunan massal yang sebelumnya terjadi di SMPN 8 Kota Kupang.
Penolakan terjadi saat apel pagi sekitar pukul 07.00 WITA, yang dihadiri sekitar 900 siswa dari total 1.000 siswa di sekolah tersebut.
Para siswa serempak menyatakan penolakan mereka terhadap MBG dengan mengangkat tangan, menyuarakan ketakutan agar tidak mengalami kejadian serupa dengan teman-teman mereka di SMPN 8.
Kepala SMPN 5 Kota Kupang, Ferderik Mira Tade yang dikonfirmasikan membenarkan peristiwa tersebut.
Ia mengatakan, pihak sekolah sudah berusaha menenangkan para siswa dan orang tua, namun kekhawatiran mereka tetap besar.
"Semuanya sepakat, tunjuk tangan, tidak mau terima makan gratis hari ini karena mereka takut jangan sampai keracunan seperti teman-teman mereka di SMP 8," ujar Ferderik kepada Pos Kupang, Rabu (23/7/2025) di ruang kerjanya, dikutip dari Tribunnews.
Melihat respons siswa yang sangat kuat, pihak sekolah akhirnya memutuskan untuk menghentikan sementara distribusi makanan dan segera berkoordinasi dengan pihak pelaksana program, yakni SPPG.
"Fatal kalau saya memaksakan anak-anak, padahal mereka sudah jelas menolak tidak mau makan," imbuhnya.
Akibat penolakan tersebut, pihak sekolah juga memutuskan untuk memulangkan siswa lebih cepat dari jam belajar biasanya, mengingat banyak di antara mereka yang datang ke sekolah tanpa sarapan.
Meski begitu, Ferderik menegaskan program MBG selama ini berjalan lancar di SMPN 5 sejak Februari 2025.
Ia menyebut belum pernah ada kasus keracunan serupa. Pernah ada temuan makanan kurang layak, namun langsung ditangani dan diganti oleh pihak SPPG.
Baca juga: Yayasan Curiga soal Siswa SMK Temukan Belatung di Lele Menu MBG: Bisa Secepat itu Muncul
200 siswa keracunan usai santap MBG
Dikutip dari Tribun Kupang, tercatat sebanyak 200 siswa di SMPN 8 Kupang mengalami gejala keracunan usai menyantap MBG.
Dari 200 siswa tersebut, 140 di antaranya dirujuk ke Rumah Sakit Mamami, RSUD SK Lerik, dan Rumah Sakit Siloam.
Kepala BPOM RI Taruna Ikrar merespons kasus dugaan keracunan Makan Bergizi Gratis (MBG) yang terjadi di Kupang, NTT.
Kasus ini merupakan Kejadian Luar Biasa (KLB), pihaknya sedang menguji sampel untuk mengetahui penyebab pasti keracunan itu.
“Keracunan MBG di Kupang, Nusa Tenggara Timur adalah Kejadian Luar Biasa (KLB). Kami sudah berkoordinasi dengan Balai Besar Kupang untuk turun langsung,” kata Taruna Ikrar saat ditemui di kantor BPOM RI, Cempaka Putih, Jakarta Pusat, Jumat (25/7/2025).
Ia mengatakan, pihaknya langsung melakukan mitigasi untuk mencegah kejadian itu terulang lagi termasuk laboratorium di balai besar POM Kupang juga telah melaksanakan penyidikan penyebab keracunan.
Adapun menu MBG yang membuat ratusan siswa SMP di Kupang keracunan tersebut terdiri dari nasi, daging sapi, tahu, buncis, bunga pepaya dan buah pisang.

Aroma Makanan Tidak Sedap, Rendang Berbusa
Siswa SMP Negeri 8 Kota Kupang memberi kesaksian mengenai menu MBG yang mereka santap pada Senin (21/7/2025).
Adapun menu yang mereka makan, disediakan pengelola Makanan Bergizi Gratis, terdiri dari nasi, daging sapi, tahu, sayur buncis dan bunga pepaya serta buah pisang.
Anak-anak menyantap makanan tersebut sekitar pukul 10.50 WITA atau saat jam istirahat.
Salah satu siswa SMPN 8 Kupang korban keracunan MBG adalah Jordan Doko.
Dia mendapatkan perawatan di IGD RSUD SK Lerik, Selasa (22/7/2025).
Kondisinya perlahan membaik sehingga dapat melayani wawancara dengan wartawan, ditemani orang tuanya.
Jordan mengaku MBG yang dibagikan berbau. “Makanan yang dibagikan itu beraroma tidak sedap dan basi," ujarnya.
Dia sempat mencium makanan tersebut sebelum dimakan. “Sempat cium, aromanya kek kermana ko,” katanya dengan dialek Kupang.
Baca juga: Mengeluh Bau Basi di Makanan, Ratusan Siswa SMP Alami Sakit Perut Diduga Keracunan MBG
Jordan tidak sempat memberitahu guru bahwa makanan yang dia santap sudah basi.
Makanan yang disantap Jordan terdiri dari sayuran kacang panjang dan wortel, daging rendang serta pisang.
MBG basi juga dirasakan Julius Emanuel Boimau dan Anita Mbasa.
Julius dan Anita menyampaikan hal ini saat diwawancara Pos Kupang di halaman SMPN 8 Kupang.
Julius mengungkapkan, daging rendang sudah berbusa. "Yang kami makan terdiri dari nasi, sayur, tahu terigu dan daging rendang. Daging rendang berbusa," katanya.
Beberapa saat setelah makan, Julius mengalami mual dan sakit perut. "Saya rasa mual-mual saja dan perut sakit. Saya tidak muntah."
Anita menambahkan, dia mengalami gejala sejak Senin malam. "Perut sakit sejak kemarin, bolak balik ke kamar mandi terus," kata Anita.
Baca juga: Reaksi Wali Murid di Tuban Soal MBG Ada Temuan Belatung, Akui Kecewa Namun Tetap Dukung Program
Orang Tua Minta Dana MBG Dikelola Sendiri
Masdiana Wara, ibu salah satu siswa yang mengalami keracunan MBG, mengaku trauma dan tak ingin anaknya kembali ikut program MBG.
“Anak saya sudah dua kali masuk rumah sakit karena makanan dari program ini. Cukup. Saya tidak izinkan dia makan lagi dari MBG. Lebih baik bawa bekal dari rumah,” tegasnya.
Senada dengan Masdiana, Maria Nahak, salah satu orang tua siswa lain yang turut mendampingi anaknya, mengusulkan agar dana MBG diberikan langsung ke orang tua untuk dikelola secara mandiri.
“Kalau bisa, kasih uangnya saja ke orang tua. Kami yang kelola. Kami tahu masak makanan yang sehat untuk anak-anak. Daripada begini terus, mereka masuk rumah sakit,” ujarnya.
Berita viral lainnya
Informasi lengkap dan menarik lainnya di Googlenews TribunJatim.com
Sosok Firman Soebagyo yang Sebut Pengibaran Bendera One Piece adalah Makar: Harus Ditindak |
![]() |
---|
Memet Pura-pura Bantu Korban Kecelakaan yang Tak Sadar, Warga Merasa Janggal Lihat CCTV |
![]() |
---|
Pengakuan Wanita Sidoarjo Kenal Hafid Dokter Tinggal di Kolong Jembatan, Mau Melamar Kini Hilang |
![]() |
---|
Pedih Bambang Cek Rekening saat Istri Melahirkan, Syok dan Kebingungan ATM Diblokir PPATK |
![]() |
---|
Tangis Andree Niat Beli Vespa tapi Uang Sekolah Anak Rp 25,5 Juta Dibawa Kabur Pemilik Bengkel |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.