Satu-satunya Penduduk Desa, Wanita ini Merangkap Wali Kota hingga 2 Profesi Lainnya, Ogah Hengkang

TRIBUNJATIM.COM - Inilah kisah wanita menjadi satu-satunya penduduk desa kecil Monowi yang terletak di Nebraska, Amerika Serikat.

Ia merangkap sebagai wali kota hingga dua profesi lainnya.

Wanita bernama Elsie Elier (89) ini juga menolak untuk meninggalkan desa yang hanya dihuni satu penduduk saja itu, yakni dirinya seorang.

Elsie lahir di desa tersebut dan menjadi satu-satunya penduduk setelah suaminya bernama Rudy meninggal dunia 2004.

Selama lebih dari dua dekade, Elsie memimpin desa tersebut sekaligus menjadi pustakawan dan penjaga bar.

Baca juga: Diduga Tak Mendapat Pelayanan, Pasien Meninggal di Puskesmas, Bupati Copot Jabatan Kepala

Monowi kehilangan penduduk sejak 1970-an

Dikutip dari Kompas.com, Monowi memiliki luas sekitar 0,21 mil persegi dan berjarak kurang dari lima mil dari South Dakota.

Awalnya, Monowi mencapai puncaknya selama era perluasan jalur kereta api, lengkap dengan toko kelontong, restoran, dan penjara.

Namun, otomatisasi pertanian dan migrasi perkotaan menyebabkan penurunan penduduk yang drastis.

Penyusutan penduduk ini dimulai sejak tutupnya kantor pos pada 1967.

Pada awal 1970-an, daerah ini semakin kehilangan sejumlah penduduk lokal karena semakin sedikit orang yang memutuskan untuk tinggal dan membesarkan keluarga di sana.

Hal lain yang menjadi pertimbangan warga adalah kurangnya lapangan pekerjaan, pertanian yang buruk, serta adanya pilihan kota yang lebih besar di dekat Monowi.

Hingga pada 1980, penduduk Monowi hanya tersisa 18 orang, dikutip dari The Sun (20/4/2025).

Pada sensus selanjutnya di tahun 2000, penduduk Monowi hanya tersisa Elsie dan Rudy.

Mereka sempat pindah ke Kansas dan memutuskan kembali karena merasa tidak cocok dengan kehidupan kota.

Setelah Rudy meninggal, Monowi menjadi satu-satunya wilayah berbadan hukum di AS yang tercatat memiliki satu penduduk.

Untuk menghormati mendiang suaminya, Elsie membangun sebuah perpustakaan dari buku-buku koleksi suaminya.

Perpustakaan tersebut merupakan bangunan publik kedua di Monowi.

Baca juga: Sudah Bayar Rp400 Ribu Sewa Ojek, Bidan Dona Akhirnya Berenang Terjang Arus Sungai Bawa Alat Medis

Kehidupan Elsie yang merangkap beberapa profesi

Selain mengurus perpustakan seluas 320 persegi dengan koleksi 5000 novelnya, Elsie juga menjalankan tugasnya sebagai wali kota dengan serius.

Pekerjaan dia temasuk memperbarui lisensi, mengecek sistem air, dan memastikan lampu kota tetap menyala.

Dia mengaku, pendanaan negara relatif mudah sebab dia hanya mengajukan pajaknya sendiri.

Di samping itu, Elsie juga menghidupi dirinya dengan membuka bar bernama Monowi Tavern yang buka selama 12 jam per hari.

Bar yang buka 6 hari per minggu tersebut ditujukan untuk para turis, pengemudi truk, atau petani lokal yang hendak beristirahat dan mengganjal perut.

Baca juga: Warga Digeruduk Aparat untuk Hapus Mural One Piece, Ketua Pemuda Minta Pemerintah Tak Salah Mengira

Hidup sendiri sambil tetap menjalankan tanggung jawab sosial membutuhkan ketahanan mental yang luar biasa.

Dilansir dari Journee Mondiale, Kamis (19/6/2025), Elsiee menyajikan bir dengan harga 2 dollar AS (sekitar Rp 33 ribu) dan burger seharga 3,50 dollar AS (sekitar Rp 57 ribu), yang jauh lebih murah dibandingkan harga pasaran di AS.

Adapun pembeli yang hendak menambah keju di burger cukup menambah 25 sen.

Sementara itu, hot dog dijual dengan harga 1,25 dollar AS (sekitar Rp 20 ribu).

Elsie memperkirakan, sekitar 50 orang mampir ke kedainya yang strategis, sebelum melanjutkan perjalanan.

Bukannya merasa kesepian, Elsie justru menyampaikan dia tidak berniat meninggalkan Monowi.

Sebab, dia tahu bahwa jika ia pergi, desa tersebut akan lenyap.

"Saya tahu saya selalu bisa pindah lebih dekat ke anak-anak saya atau tinggal bersama mereka kapan pun saya mau, tetapi kemudian saya harus mencari teman baru lagi," tutur Elsie.

"Selama aku masih bisa di sini, inilah yang benar-benar kuinginkan," imbuh dia.

Informasi lengkap dan menarik lainnya di Googlenews Tribunjatim.com