Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Berita Viral

Warga Ramai Mandi & Cuci Baju di Kantor PDAM, Kesal Air Tak Mengalir: Kadang Keruh

Tak hanya mengambil air, warga juga mandi hingga mencuci baju di kantor PDAM Tirta Bukit Sulap.

Penulis: Alga | Editor: Mujib Anwar
Dok PDAM Tirta Bukit Sulap Lubuklinggau
MANDI DI PDAM - Ilustrasi berita warga Lubuklinggau kesal air tak mengalir, ramai-ramai mandi hingga mencuci di Kantor PDAM Tirta Bukit Sulap, Minggu (3/8/2025). 

TRIBUNJATIM.COM - Kondisi air yang tak mengalir membuat warga di Kelurahan Watas Lubuk Durian, Kecamatan Lubuklinggau Barat I, Kota Lubuklinggau, Sumatera Selatan, kesal.

Mereka pun mendatangi langsung kantor Perusahaan Daerah Air Minum Tirta Bukit Sulap (PDAM TBS) untuk mengambil air.

Tak hanya mengambil air, mereka juga aktifitas mandi hingga mencuci di kantor PDAM Tirta Bukit Sulap secara langsung.

Baca juga: Tipu Korban Rp500 Juta, WO Asrina Kabur Cuma Beri Kelambu ke Klien, Suami Pelaku: Nunggu Hasil Panen

Salah satu warga, Mat mengatakan, dirinya sangat kesal dengan kondisi air PDAM yang sering tidak mengalir ke rumah warga.

"Kami warga antre ambil air minum dari kantor PDAM langsung," keluhnya pada wartawan di Lubuklinggau, Minggu (3/8/2025).

"Karena kami krisis air bersih, inilah keadaannya sekarang," imbuhnya, melansir Tribun Sumsel.

Warga Kelurahan Watas Lubuk Durian, Kecamatan Lubuklinggau Barat 1, ini mengungkapkan, sangat tidak puas dengan kinerja PDAM TBS yang kebanyakan mati dari pada hidup.

Diperparah setiap air hidup, kondisi airnya sangat keruh.

Sehingga membuat air tersebut tidak layak dikonsumsi, baik untuk mandi maupun mencuci pakaian.

"Itu air kadang tidak layak untuk diminum karena keruh, karena air itu langsung dari (Sungai) Kasie. Air bersih cuma untuk mengisi tanki," ungkap Mat.

Sebelumnya, dalam beberapa kesempatan, Kepala PDAM Tirta Bukit Sulap, Hadi Purwanto mengatakan, berkurangnya produksi dikarenakan sumber air baku semua menyusut akibat kemarau.

"Karena sumber air baku baik Sungai Kelingi, Sungai Kasie, dan Sungai Apor, mengalami pendangkalan," kata Hadi kepada wartawan, belum lama ini.

Bahkan, dikhawatirkan Hadi, apabila debit air semakin mengecil, PDAM Tirta Bukit Sulap terancam akan stop operasi.

"Bila kondisi kemarau terus menyebabkan air sungai alami pendangkalan, maka pompa tidak dapat menyedot air lagi dari sumber baku air. Karena sumber air baku tidak masuk," katanya.

Namun, Hadi mengungkapkan untuk kondisi saat ini kondisinya masih stabil.

Setiap minggu, pihaknya terus monitor lapangan dan melakukan pengecekan.

"Kalau selagi tidak ada hujan, terus menyusut. Tapi alhamdulillah masih bisa kita bagi-bagi untuk sekarang kan keluhan sedikit."

"Sehari kita produksinya besar, kalau biasa 250 liter per detik," ujarnya.

Baca juga: Beli Pecel di Pedagang Keliling, Pengunjung Ditegur Pemilik Warung: Sudah Peraturannya

Beberapa waktu lalu, pegawai PDAM TBS Lubuklinggau sudah selama empat bulan belum gajian.

Akibatnya banyak karyawan mengeluh karena kesusahan untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari.

Terkait hal ini, Direktur PDAM TBS LubukLinggau, Hadi Purwanto, membenarkan bila karyawannya belum gajian.

"Iya memang belum gajian karena belum ada (uang) lantaran pemasukan berkurang disebabkan masih tingginya tunggakan pelanggan," kata Hadi pada Tribun Sumsel, Senin (28/4/2025).

Namun, Hadi mengatakan, saat ini sudah ada beberapa pegawai mereka yang gajinya sudah dibayar dan untuk yang belum masih menunggu adanya anggaran.

"Karena gaji kita bukan dari APBD kota, tapi memang dari jualan air, dari tagihan pelanggan. Ya kalau banyak yang nunggak, pemasukan jadi berkurang," ujarnya.

Sebagai upaya mendapatkan anggaran, Hadi mengaku, saat ini tengah berupaya gencar melakukan penagihan kepada pelanggan.

Hanya saja kendalanya, masih banyak pelanggan yang sulit untuk bayar tagihan dengan dalih berbagai alasan.

"Bulan depan kita kejar lakukan pemutusan, untuk pelanggan yang memang tidak mau bayar," ujarnya.

PDAM Tirta Bukit Sulap Lubuklinggau belum membayar gaji karyawan selama empat bulan terhitung hingga April 2025. Dirut PDAM Tirta Bukit Sulap menjelaskan hal ini tidak terlepas dari tunggakan pembayaran oleh para pelanggan.
PDAM Tirta Bukit Sulap Lubuklinggau belum membayar gaji karyawan selama empat bulan terhitung hingga April 2025. Dirut PDAM Tirta Bukit Sulap menjelaskan hal ini tidak terlepas dari tunggakan pembayaran oleh para pelanggan. (Instagram)

Hadi menyebutkan, untuk biaya operasional mereka butuh Rp750 juta per bulannya.

Sehingga pemasukan minimal harus di angka yang sama supaya pengeluaran dan pemasukan seimbang.

"Operasional kita satu bulan itu bisa sampai Rp750 juta. Untuk gaji saja bisa sekitar Rp265 juta. Listrik bisa Rp100 juta lebih, belum lagi Jamsostek dan sebagainya," ungkapnya. 

Sebagai upaya mencari solusi dalam waktu dekat, pihaknya akan menghadap Wali Kota Lubuklinggau untuk melaporkan kondisi di PDAM TBS Lubuklinggau.

"Kita rencananya mau menghadap, minta bantu atau support misalnya Pemkot bantu bayar listrik. Jadi kita tinggal cari untuk gaji saja. Kita juga mau usulkan Pompa air dan sarana lainnya," ujarnya. 

Baca juga: Ayah Tak Terima Putrinya Babak Belur Dianiaya Bibi Gegara Sandal Dipakai ke Warung

Tak hanya permasalahan air dan gaji, pelanggan PDAM Tirta Bukit Sulap di Kelurahan Bandung Kiri, Kecamatan Lubuklinggau Barat II, Kota Lubuklinggau, Sumsel, dibuat resah karena kasus pencurian meteran yang makin marak.

Tercatat sudah 30 meteran air milik PDAM di wilayah tersebut raib digondol maling.

Warga mengaku sudah merasa resah dan dan berharap pelaku segera ditangkap.

Terbaru, pencurian meteran PDAM terjadi di Gang Makruf dan pelakunya terekam CCTV.

Salah satu warga bernama Sisto menyampaikan, aksi pencurian tersebut diperkirakan terjadi pada Senin (7/7/2025) pagi.

"Kita dapat kabar ada pencurian dan pelakunya jelas terekam CCTV saat melintas hendak melakukan pencurian," ungkap Sisto ke wartawan pada Rabu (9/7/2025).

Sisto menyebutkan, aksi pencurian tersebut sudah terjadi berkali-kali, bahkan menurut Sisto jumlahnya sudah tak terhitung 

"Tempat kami sudah banyak yang kehilangan, jumlahnya sudah tak terhitung lagi kalau 30 kali lebih," ujarnya.

Diduga pelaku pencurian meteran air terekam CCTV saat melakukan pencurian di Kelurahan Bandung Kiri, Kecamatan Lubuklinggau Barat II, Kota Lubuklinggau, Sumsel, Senin (7/7/2025).
Diduga pelaku pencurian meteran air terekam CCTV saat melakukan pencurian di Kelurahan Bandung Kiri, Kecamatan Lubuklinggau Barat II, Kota Lubuklinggau, Sumsel, Senin (7/7/2025). (ISTIMEWA)

Sisto menduga, pelaku yang kerap melakukan aksi pencurian meteran air di rumah warga tersebut bukan orang jauh, melainkan sudah sering datang ke wilayah itu.

"Kemungkinan masih warga sini pelakunya, karena ketika ditunggu-tunggu pelakunya tidak beraksi, tidak ditunggu beraksi," ujarnya.

Sisto berharap polisi Lubuklinggau, khususnya Polsek Lubuklinggau Baratm segera menangkap pelaku, karena aksinya ini sudah sangat meresahkan.

"Pelaku ini bukan meresahkan lagi, tapi sudah sangat meresahkan," ungkapnya.

Baca juga: Bambang Kecewa Anaknya Gagal Diterima Meski Jarak Rumah & Sekolah Hanya 179 Meter: Saya Terdzolimi

Kanit Reskrim Polsek Lubuklinggau Barat, Aiptu Erwinsyah, mengaku sudah mengetahui informasi adanya pencurian meteran air tersebut yang terekam CCTV.

"Sudah dapat informasi, tapi belum ada laporan terkait peristiwa itu (pencurian meteran air)," ungkap Erwin.

Erwin mengaku setiap pengungkapan kasus pencurian di lapangan selalu terkendala informasi yang kadang kurang jelas.

"Memang yang kemarin terekam CCTV, tapi setiap pengungkapan kadang ketika ditanya, masyarakat tidak tahu, tidak kenal," ujar dia.

Bahkan, Erwin menduga, pelaku ini bukan hanya melakukan aksi pencurian di wilayah Lubuklinggau Barat saja, melainkan juga melakukan aksi pencurian di wilayah lain.

"Pelakunya keliling-keliling mereka ini pindah -pindah, pernah kemarin di Simpang Periuk," ungkapnya.

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved