Berita Viral
Warga Keberatan Dapur MBG Dibangun di Lahan Sempit Perumahan, Tak Izin Jebol Tembok Pembatas
Polemik muncul karena pembangunan dapur MBG atau makan bergizi gratis di di Perumahan Kampung Rambutan Indah, Kalikabong, Purbalingga, Jawa Tengah.
Penulis: Ani Susanti | Editor: Mujib Anwar
TRIBUNJATIM.COM - Sebuah polemik muncul karena pembangunan dapur MBG atau makan bergizi gratis di di Perumahan Kampung Rambutan Indah, Kalikabong, Purbalingga, Jawa Tengah.
Warga keberatan karena dapur MBG itu dibangun di lahan sempit dan aksesnya minim.
Selain itu, pihak pengelola juga membongkar tembok pembatas tanpa izin.
Janji akan memperbaiki pun tak terlaksana hingga kini.
Diketahui, dapur MBG itu nekat dibangun di atas lahan yang sempit dan minim akses.
Bagian belakang bangunan berhadapan langsung dengan sungai.
Bagian samping kanan bersebelahan dengan rumah warga di perumahan, sedangkan samping kiri bersebelahan dengan rumah warga di luar perumahan.
Di samping kiri yang bersebelahan dengan rumah warga di luar perumahan, terdapat jalan setapak kecil yang bisa menjadi akses bagi dapur tersebut.
Namun akses tersebut memang cukup sulit untuk dilalui kendaraan.
Sehingga pengelola diduga memilih akses perumahan sebagai akses keluar masuk dapur dengan cara menjebol tembok pembatas.
Sayangnya hal tersebut justru menimbulkan permasalahan baru.
Baca juga: MBG Jombang Gandeng Kemitraan Lokal Desa dan Pesantren, Kolaborasi Menjanjikan
Pihak pengelola sebelumnya diketahui secara tiba-tiba membongkar tembok tanpa sepengetahuan dan izin para warga.
Warga yang melihat peristiwa tersebut lantas mempertanyakan hak atas kenyamanan mereka apabila aktivitas dapur tersebut menggunakan akses jalan perumahan.
Mereka pun dengan tegas menolak apabila jalan perumahan digunakan sebagai akses keluar masuk aktivitas dapur.
Salah satu warga berinisial AB, mengaku sudah melaporkan hal ini ke kanal aduan Lapor Mas Bup.
Ia menyatakan, Dinas Perumahan dan Permukiman (Dinrumkim) Kabupaten Purbalingga sudah meninjau dan memberikan hasil kesepakatan tinjauan mereka.
Baca juga: Heboh Menu MBG di SMK 1 Tambakboyo Tuban Ditemukan Belatung, Camat: Nanti Ada Perbaikan
Di antara hasil tinjauan tersebut, disebutkan pemilik yayasan dapur tersebut akan mengembalikan tembok seperti sedia kala dan melakukan komunikasi dengan warga.
Namun rupanya setelah satu Minggu tidak ada tindak lanjut.
Ia dan warga lainnya pun merasa diabaikan, dan diacuhkan.
Sehingga mereka pun memutuskan untuk melaporkan hal ini kepada RT setempat.
Saat ditanya kepada RT setempat rupanya warga juga menemukan hal mengejutkan lainnya.
Ketua RT setempat menyebut, pemilik yayasan juga tidak pernah menanyakan terkait izin pembongkaran tembok tersebut.
"Pak RT juga gak setuju, akhirnya kita kirim surat ke rumah beliau. Kita kirim surat atas nama yayasan," katanya, Selasa (5/8/2025), seperti dilansir dari TribunBanyumas.
Usai surat dikirim, ia menyebut langsung ada tanggapan dari pemilik yayasan tersebut. Mereka diketahui langsung menemui RT setempat untuk melakukan diskusi.
"Tapi tetap tidak ada titik temu mba," ucapnya.
Ia melanjutkan, warga meminta agar tembok pembatas dapat dikembalikan dan akses dapur tidak melewati jalan perumahan ini.
"Namun pemilik yayasan justru meminta agar ketua RT bisa berkomunikasi dengan warga untuk melanjutkan pembangunan," terangnya.
Usai surat pertama dan diskusi pertama tidak membuahkan hasil, dan pembangunan juga terus berjalan, warga pun akhirnya semakin resah.
Mereka pun ramai-ramai membuat surat penolakan dan meminta agar ketua RT mengirimkan kembali surat untuk yang kedua kalinya.
"Di surat itu, kami kasih deadline tujuh hari untuk mengadakan forum dan mengembalikan tembok seperti semula," ujarnya.
Namun kenyataanya surat yang kedua juga masih diabaikan oleh pemilik yayasan dan pembangunan masih terus dilanjutkan.
Baca juga: Dapur MBG di Daerah Ini Bekali Sholawat ke Pekerjanya untuk Cegah Keracunan: Menumbuhkan Ketakwaan
Salah satu warga lain, ID menyatakaan , pemilik yayasan sempat menemui dirinya dan meminta hal yang sama seperti sebelumnya.
"Ya saya sampaikan saja, kalau memang mereka masih mau bikin akses lewat perumahan ini ya sampaikan saja lewat forum," katanya.
Namun usai menemui dirinya dan hingga berita ini disiarkan, pemilik yayasan juga masih belum melakukan forum komunikasi dengan para warga.
Sehingga ia dan warga lainnya pun sepakat untuk menyebarkan informasi ini di sosial media.
Lebih lanjut, ia juga menyatakan mempertanyakan terkait izin bangunan tersebut.
Selain prosedur pembangunan proyek yang dilakukan tanpa izin, pembangunan proyek tersebut juga dinilai melanggar aturan sempadan sungai.
Menurutnya, secara IMB terdapat aturan untuk membangun bangunan sejauh tiga meter dari sempadan sungai.
Tetapi saat dijumpai, bangunan tersebut justru berdiri tepat di atas bibir sungai.
Baca juga: Viral Dugaan Belatung pada Menu MBG Tuban, Dinkes Bilang Kemungkinan Ulat Sayur
"Saya ya sempat mempertanyakan terkait izin tersebut sudah sejauh mana kepada pelaksana pembangunan perumahan, katanya izinnya baru sebatas dari MBG,"
"Padahal MBG kan cuma lihat dari GPS aja, mereka gak tau disitu ada akses atau enggak. Taunya aja ada jalan, dan dia juga mengakui hal tersebut," lanjutnya.
Hingga saat ini, ia dan para warga lainnya masih berharap agar pemilik yayasan tersebut dapat segera melakukan itikad baiknya untuk berkomunikasi dengan para warga dan melakukan penutupan kembali batas tembok yang telah dibongkar.
"Kami harap tembok itu bisa ditutup kembali lah mba, dan secara aturan pembangunan paling enggak ya dipenuhi dulu, jangan ditabrak. Tapi yang paling utama ya itu, dikembalikan nya tembok pembatas," pungkasnya.
Berita Lain
Sebelumnya, program MBG yang dikelola oleh Yayasan Cahaya Putra Cendekia di Kecamatan Pengadegan, resmi diluncurkan oleh Wakil Bupati Purbalingga, Dimas Prasetyahani, Senin (7/7/2025).
Dapur milik yayasan tersebut sekaligus tercatat sebagai unit kelima dari Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) di Kabupaten Purbalingga.
Menurut Wabup, progam MBG yang diinisiasi oleh Presiden RI Prabowo Subianto ini tidak hanya fokus pada penyediaan makanan yang sehat dan bergizi, tetapi juga memberikan multiplayer efek yang signifikan.
Salah satunya dalam menurunkan angka stunting, dan mendorong pertumbuhan ekonomi masyarakat sekitar.
Ia pun berharap, kedepannya perlu ada pengawasan berkala dari pihak Puskesmas serta tenaga ahli gizi, untuk memastikan makanan yang disalurkan aman dan layak dikonsumsi.
Sementara itu, Kepala SPPG Yayasan Cahaya Putra Cendekia, Intan Daud menyatakan, di hari pertama pelaksanaan pihaknya melayani sebanyak 1.521 penerima manfaat yang terdiri dari siswa TK/KB, PAUD, SD dan kelompok B3 atau ibu hamil, menyusui dan balita.
"Karena masih libur sekolah, maka siswa SMP dan SMA belum terlayani. Pelayanan untuk mereka akan dimulai pada 14 Juli 2025 mendatang," katanya.
Kemudian, ia juga menyampaikan setelah seluruh jenjang pendidikan aktif kembali, maka total penerima manfaat yang dilayani akan mencapai 3.148 orang.
Menu makanan yang disajikan menurutnya, juga tidak akan dibedakan, namun akan disesuaikan berdasarkan usia dan kebutuhan gizi masing-masing penerima manfaat oleh tim ahli gizi yang bertugas.
Adapun tim pelaksana di SPPG ini terdiri dari satu kepala SPPG, satu ahli gizi, satu akuntan, dan 47 relawan yang seluruhnya merupakan warga lokal. Sedangman untuk bahan pangan, khususnya sayur-sayuran, menurutnya akan dipasok langsung dari Desa Serang, Kecamatan Karangreja.
Baca juga: Yayasan Curiga soal Siswa SMK Temukan Belatung di Lele Menu MBG: Bisa Secepat itu Muncul
Lebih lanjut, Ketua Yayasan Cahaya Putra Cendekia, Sarjono, yang merupakan anggota DPRD juga mengajak agar masyarakat di wilayah Pengadegan mulai melakukan inovasi dalam pertandingan untuk mendukung kebutuhan dapur sehat.
"Karena hasil panen berpotensi untuk dibeli oleh dapur sehat," katanya.
Menurutnya, saat ini di Kabupaten Purbalingga baru ada sekitar 40 pihak yang mengajukan pendirian SPPG, padahal untuk mencakup seluruh wilayah Purbalingga, dibutuhkan sekitar 60 hingga 70 dapur sehat.
"Saat ini kami juga sedang merintis dapur sehat di Desa Langgar, Kejobong, yang menurut penilaian Badan Gizi Nasional sudah mencapai progres 40 persen," katanya.
Informasi lengkap dan menarik lainnya di Googlenews TribunJatim.com
pembangunan dapur MBG
makan bergizi gratis
Perumahan Kampung Rambutan Indah
Purbalingga
TribunJatim.com
Tribun Jatim
Sosok Dedi Kuswara, Hakim yang Vonis Mati In Dragon Terkait Kasus Pembunuhan Nia Kurnia Sari |
![]() |
---|
Mobil Dinas Toyota Rush Disebut Minta Ganti Rugi ke Sopir Truk usai Kecelakaan, Camat Bantah |
![]() |
---|
Warga Capek Biaya Transportasi Habis Rp1,4 Juta Sebulan, Gaji Cuma Rp5 Juta |
![]() |
---|
Meski Minta Maaf, Suami Bella Shofie Tetap Bela Istri, Sebut Tuduhan Bolos Ngantor Berlebihan |
![]() |
---|
Tawa Pedagang Balas Cecaran Pembeli soal Beras Oplosan atau Tidak, Penjualan Sama Saja |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.