Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Berita Viral

Sosok Saksi Kunci Kasus Prada Lucky yang Tewas Dianiaya 20 Prajurit, Jadi Korban Selamat

Ya, Prada Lucky ternyata bukanlah korban satu-satunya, temannya mengalami nasib sama.

Penulis: Alga | Editor: Mujib Anwar
Facebook/Lucky Namo - ISTIMEWA
SAKSI KUNCI PENYIKSAAN PRADA LUCKY - Foto Prada Lucky Namo semasa hidup sebelum tewas disiksa senior dan suasana di Rumah Sakit. 

Di sana, keduanya diduga dianiaya oleh empat prajurit yakni Pratu Petris Nong Brian Semi, Pratu Ahmad Adha, Pratu Emanuel De Araojo, dan Pratu Aprianto Rede Raja, dengan tangan kosong.

Pada Sabtu (2/8/2025) pagi, kondisi Prada Ricard mulai menurun dengan demam, sementara Prada Lucky mengalami muntah-muntah.

Melansir Tribun Manado, keduanya lantas dibawa ke Puskesmas Kota Danga.

Hasil pemeriksaan menunjukkan Ricard diizinkan pulang, sedangkan Lucky dirujuk ke Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Aeramo untuk penanganan lebih lanjut.

Menurut kesaksian kakak Lucky, Lusi Namo, kekerasan terjadi berulang kali selama masa pergantian piket dari Senin hingga Jumat.

Dalam tahanan, Lucky dan Ricard harus tidur di lantai tanpa alas.

Meski mengalami penyiksaan yang sama, kondisi Ricard dinilai tidak separah Lucky.

Bekas injakan sepatu terlihat jelas di perut Ricard, menjadi saksi bisu betapa kerasnya penganiayaan yang dialami, namun ia masih diberikan kesempatan untuk bertahan hidup.

"Richard juga kena, tapi yang saya tahu lebih parah Lucky. Saya lihat perutnya ada bekas sepatu dan dugaan saya itu diinjak," ujar Lusi pada Sabtu (8/8/2025). 

Baca juga: Ibu-ibu Teriak Tak Diberi Rp500 Ribu Buat Sumbangan Agustusan, Pemilik Toko Lapor Polisi

Lusi menuturkan, beberapa hari sebelum koma, Lucky masih berkomunikasi lewat panggilan video dan terlihat dalam kondisi baik.

Lucky juga sempat bercerita pernah dipukul senior meski sedang sakit.

"Senior pikir dia pura-pura tidak mau kerja di dapur," kata Lusi.

Kabar masuknya Lucky ke rumah sakit diterima keluarga dari pihak rumah sakit yang diminta tolong oleh almarhum untuk menghubungi orang tua di Kupang.

Lusi mengaku terkejut, karena selama hidup bersama keluarga, adiknya tidak pernah mengalami sakit parah. 

Dokter juga mengatakan ginjal dan paru-paru adiknya telah hancur sehingga membutuhkan tiga kantong darah. 

Halaman 2 dari 4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved