Berita Viral
Sosok Saksi Kunci Kasus Prada Lucky yang Tewas Dianiaya 20 Prajurit, Jadi Korban Selamat
Ya, Prada Lucky ternyata bukanlah korban satu-satunya, temannya mengalami nasib sama.
Penulis: Alga | Editor: Mujib Anwar
TRIBUNJATIM.COM - Motif di balik dugaan kekerasan yang menewaskan Prada Lucky Chepril Saputra Namo di Nusa Tenggara Timur (NTT), akhirnya terungkap.
Hal itu diungkap Kepala Dinas Penerangan Angkatan Darat (Kadispenad), Brigjen TNI Wahyu Yudhayana.
Ia menjelaskan, peristiwa ini bermula dari kegiatan pembinaan prajurit.
Baca juga: Enak-enak Minum Es Teh, Sopir Bus Diserang Preman sampai Wajah Terluka
Namun, proses pembinaan tersebut justru berujung tragis dengan tewasnya Prada Lucky.
Menurut Wahyu, pembinaan dilakukan terhadap beberapa personel, termasuk korban, dalam rentang waktu yang berbeda.
Kegiatan ini melibatkan sejumlah prajurit, sehingga penyidik membutuhkan waktu untuk mengungkap peran masing-masing pihak yang terlibat pembinaan.
Ia menegaskan, pimpinan TNI AD tidak pernah mentoleransi bentuk pembinaan yang menggunakan kekerasan, apalagi sampai mengakibatkan korban meninggal dunia.
Kasus Prada Lucky, kata Wahyu, menjadi bukti bahwa TNI AD berkomitmen menegakkan hukum secara tegas dan transparan.
Dalam kesempatan tersebut, Wahyu juga mengkonfirmasi adanya satu korban selamat dalam insiden ini.
Ya, Prada Lucky ternyata bukanlah korban satu-satunya.
Temannya yang bernama Prada Ricard Junimton Bulan, mengalami nasib yang sama.
Prada Lucky dan Prada Ricard sama-sama dianiaya seniornya saat bertugas.
Namun, Prada Ricard masih selamat dari maut.
Meski identitasnya dirahasiakan, ia memastikan prajurit tersebut kini berada dalam kondisi sehat.
Berdasarkan informasi yang dikutip dari Pos Kupang, Prada Lucky dan Prada Ricard ditahan di rumah jaga kesatrian sekitar pukul 01.30 WITA pada Rabu (30/7/2025).

Di sana, keduanya diduga dianiaya oleh empat prajurit yakni Pratu Petris Nong Brian Semi, Pratu Ahmad Adha, Pratu Emanuel De Araojo, dan Pratu Aprianto Rede Raja, dengan tangan kosong.
Pada Sabtu (2/8/2025) pagi, kondisi Prada Ricard mulai menurun dengan demam, sementara Prada Lucky mengalami muntah-muntah.
Melansir Tribun Manado, keduanya lantas dibawa ke Puskesmas Kota Danga.
Hasil pemeriksaan menunjukkan Ricard diizinkan pulang, sedangkan Lucky dirujuk ke Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Aeramo untuk penanganan lebih lanjut.
Menurut kesaksian kakak Lucky, Lusi Namo, kekerasan terjadi berulang kali selama masa pergantian piket dari Senin hingga Jumat.
Dalam tahanan, Lucky dan Ricard harus tidur di lantai tanpa alas.
Meski mengalami penyiksaan yang sama, kondisi Ricard dinilai tidak separah Lucky.
Bekas injakan sepatu terlihat jelas di perut Ricard, menjadi saksi bisu betapa kerasnya penganiayaan yang dialami, namun ia masih diberikan kesempatan untuk bertahan hidup.
"Richard juga kena, tapi yang saya tahu lebih parah Lucky. Saya lihat perutnya ada bekas sepatu dan dugaan saya itu diinjak," ujar Lusi pada Sabtu (8/8/2025).
Baca juga: Ibu-ibu Teriak Tak Diberi Rp500 Ribu Buat Sumbangan Agustusan, Pemilik Toko Lapor Polisi
Lusi menuturkan, beberapa hari sebelum koma, Lucky masih berkomunikasi lewat panggilan video dan terlihat dalam kondisi baik.
Lucky juga sempat bercerita pernah dipukul senior meski sedang sakit.
"Senior pikir dia pura-pura tidak mau kerja di dapur," kata Lusi.
Kabar masuknya Lucky ke rumah sakit diterima keluarga dari pihak rumah sakit yang diminta tolong oleh almarhum untuk menghubungi orang tua di Kupang.
Lusi mengaku terkejut, karena selama hidup bersama keluarga, adiknya tidak pernah mengalami sakit parah.
Dokter juga mengatakan ginjal dan paru-paru adiknya telah hancur sehingga membutuhkan tiga kantong darah.
"Waktu masuk rumah sakit, butuh tiga kantong darah. Selama ini hanya sakit biasa,saat dengar itu saya langsung perasaan tidak enak," ujarnya.
Lusi juga menyayangkan sikap atasan adiknya yang disebut tidak memberikan informasi jelas kepada keluarga.
"Dansi itu orang yang paling saya benci, karena tidak kasih tahu kondisi adik saya," tegas Lusi.
Selain itu, Lusi juga menerima kesaksian dari pacar seorang prajurit TNI.
Lusi mengatakan, prajurit TNI tersebut sempat mengirim foto menggunakan fitur sekali lihat.
"Pacarnya pernah mengirim foto yang hanya bisa dilihat sekali. Ia melihat wajah Lucky dan kawannya waktu itu dipukul dan sudah berdarah," terangnya.
Bagi Lusi, kepergian Lucky meninggalkan duka mendalam.
Sebagai kakak, Lusi merasa menyesal tidak bisa selalu berada di dekat adiknya.
"Dia anaknya pergaulan luas, dekat sekali dengan mama. Kami akrab sejak kecil, bahkan dia sempat meminta saya untuk pindah di Nagekeo," kenangnya.

Sebagai informasi, Prada Lucky diduga tewas akibat dianiaya seniornya saat bertugas di Batalyon Teritorial Pembangunan 834 Waka Nga Mere, Nagekeo, NTT.
Kisah ini menambah duka sekaligus mempertegas pentingnya penegakan hukum dan keadilan bagi para prajurit yang menjadi korban kekerasan dalam tubuh TNI.
Terkini, sebanyak 20 prajurit telah ditetapkan sebagai tersangka dalam kasus tewasnya Prada Lucky.
Penyidik polisi militer juga telah menyiapkan lima pasal kepada para tersangka sesuai dengan perannya masing-masing.
Namun demikian, proses penyidikan dan pendalaman masih berlanjut hingga saat ini.
Sebelumnya diberitakan, Pangdam IX/Udayana, Mayjen TNI Piek Budyakto mengungkapkan, sebanyak 20 orang telah ditetapkan sebagai tersangka dalam kasus dugaan penganiayaan yang mengakibatkan Prada Lucky meninggal dunia.
"Sudah 20 orang yang ditetapkan sebagai tersangka dan sudah ditahan," kata Piek, kepada wartawan di Kupang, Senin (11/8/2025) seperti dilansir dari Antara.
Pernyataan tersebut ia sampaikan saat berkunjung ke rumah orang tua Prada Lucky di asrama tentara Kuanino, Kota Kupang.
Baca juga: Biasa Kerja Kuli Bangunan, Sudarno Jadi Pedagang Bendera Jelang Agustusan Meski Omzet Turun Rp6 Juta
Dari 20 tersangka tersebut, salah satunya adalah seorang perwira yang diduga terlibat langsung dalam penganiayaan hingga menyebabkan kematian Prada Lucky.
Proses pemeriksaan, menurut dia, masih terus berjalan dan melibatkan Detasemen Polisi Militer (Denpom) bersama Kodam IX/Udayana untuk mengungkap kasus ini.
Berikut identitas mereka yang dikutip dari Tribunnews.com:
Pemukulan Menggunakan Selang:
Letda Inf Thariq Singajuru
Sertu Rivaldo Kase
Sertu Andre Manoklory
Sertu Defintri Arjuna Putra Bessie
Serda Mario Gomang
Pratu Vian Ili
Pratu Rivaldi
Pratu Rofinus Sale
Pratu Piter
Pratu Jamal
Pratu Ariyanto
Pratu Emanuel
Pratu Abner Yetersen
Pratu Petrus Nong Brian Semi
Pratu Emanuel Nibrot Laubura
Pratu Firdaus
Pemukulan Menggunakan Tangan:
Pratu Petris Nong Brian Semi
Pratu Ahmad Adha
Pratu Emiliano De Araojo
Pratu Aprianto Rede Raja
Kepsek yang Dicopot usai Tegur Anak Pejabat Kini Mendadak Viral, Disdikbud: Mutasi Itu Biasa |
![]() |
---|
Eks Anggota DPRD Mendadak Peluk Mantan Istri Minta Rujuk, Ngamuk saat Permintaannya Ditolak |
![]() |
---|
Sekolah Minta Orang Tua Tak Menuntut Jika Siswa Keracunan MBG, Kemenag Minta Surat Harus Dicabut |
![]() |
---|
Sisi Lain Siswi MTs yang Dibully 3 Temannya, Ternyata Yatim dan Tinggal Bersama Nenek |
![]() |
---|
Fakta Kepsek SMPN Dicopot Wali Kota Prabumulih, Sempat Diduga Imbas Tegur Anak H Arlan |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.