Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Geram Air Sumur Puluhan Tahun Tercemar TPA, Warga Coret Kantor Wali Kota Pakai Air Lindi

Mereka sudah berkali-kali mencoba bertemu Wali Kota untuk mengadukan permasalahan ini, tetapi selalu buntu.

Penulis: Alga | Editor: Mujib Anwar
Tribun Jabar/Eki Yulianto
CAT AIR LINDI - Aksi unjuk rasa warga Kelurahan Argasunya, Kecamatan Harjamukti, Kota Cirebon, Senin (11/8/2025), berlangsung panas. Mereka datang membawa air lindi dari Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Kopi Luhur dan menggunakannya untuk mengecat tembok bertuliskan 'Kantor Wali Kota Cirebon' sebagai bentuk protes. 

Tak hanya mengambil air, mereka juga aktifitas mandi hingga mencuci di kantor PDAM Tirta Bukit Sulap secara langsung.

Salah satu warga, Mat mengatakan, dirinya sangat kesal dengan kondisi air PDAM yang sering tidak mengalir ke rumah warga.

"Kami warga antre ambil air minum dari kantor PDAM langsung," keluhnya pada wartawan di Lubuklinggau, Minggu (3/8/2025).

"Karena kami krisis air bersih, inilah keadaannya sekarang," imbuhnya, melansir Tribun Sumsel.

Baca juga: Enak-enak Minum Es Teh, Sopir Bus Diserang Preman sampai Wajah Terluka

Warga Kelurahan Watas Lubuk Durian, Kecamatan Lubuklinggau Barat 1, ini mengungkapkan, sangat tidak puas dengan kinerja PDAM TBS yang kebanyakan mati dari pada hidup.

Diperparah setiap air hidup, kondisi airnya sangat keruh.

Sehingga membuat air tersebut tidak layak dikonsumsi, baik untuk mandi maupun mencuci pakaian.

"Itu air kadang tidak layak untuk diminum karena keruh, karena air itu langsung dari (Sungai) Kasie. Air bersih cuma untuk mengisi tanki," ungkap Mat.

AIR PDAM KERUH - Petugas PDAM Tirta Bukit Sulap sedang memperbaiki jaringan PDAM yang keruh akibat banjir di Kota Lubuklinggau, Selasa (4/3/2025). Dua hari Air PDAM Lubuklinggau tak bisa digunakan air keruh bercampur lumpur.
AIR PDAM KERUH - Petugas PDAM Tirta Bukit Sulap sedang memperbaiki jaringan PDAM yang keruh akibat banjir di Kota Lubuklinggau, Selasa (4/3/2025). Dua hari Air PDAM Lubuklinggau tak bisa digunakan air keruh bercampur lumpur. (Dok PDAM Tirta Bukit Sulap Lubuklinggau)

Sebelumnya, dalam beberapa kesempatan, Kepala PDAM Tirta Bukit Sulap, Hadi Purwanto mengatakan, berkurangnya produksi dikarenakan sumber air baku semua menyusut akibat kemarau.

"Karena sumber air baku baik Sungai Kelingi, Sungai Kasie, dan Sungai Apor, mengalami pendangkalan," kata Hadi kepada wartawan, belum lama ini.

Bahkan, dikhawatirkan Hadi, apabila debit air semakin mengecil, PDAM Tirta Bukit Sulap terancam akan stop operasi.

"Bila kondisi kemarau terus menyebabkan air sungai alami pendangkalan, maka pompa tidak dapat menyedot air lagi dari sumber baku air. Karena sumber air baku tidak masuk," katanya.

Namun, Hadi mengungkapkan untuk kondisi saat ini kondisinya masih stabil.

Setiap minggu, pihaknya terus monitor lapangan dan melakukan pengecekan.

"Kalau selagi tidak ada hujan, terus menyusut. Tapi alhamdulillah masih bisa kita bagi-bagi untuk sekarang kan keluhan sedikit."

"Sehari kita produksinya besar, kalau biasa 250 liter per detik," ujarnya.

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved