Curhat Sopir Ambulans di Jember 7 Bulan Belum Gajian, Demi Hidupi Keluarga Rela Kerja Serabutan
Leo Arta Pranata, Sopir Ambulan Desa/Kecamatan Arjasa, Jember Jawa Timur tetap bertahan melakoni pekerjaannya, meskipun tidak gajian.
Penulis: Imam Nawawi | Editor: Ndaru Wijayanto
Poin penting:
- Puluhan sopir ambulans di Jember tidak menerima gaji sejak Januari 2025
- Tidak memenuhi syarat mendaftar PPPK
- Untuk menyambung hidup, salah satu sopir ambulans ambil pekerjaan serabutan
Laporan Wartawan Tribun Jatim Network, Imam Nawawi
TRIBUNJATIM.COM,JEMBER- Leo Arta Pranata, Sopir Ambulans Desa/Kecamatan Arjasa, Jember Jawa Timur tetap bertahan melakoni pekerjaannya, meskipun belum gajian selama berbulan-bulan.
Leo bersama 56 Sopir Ambulan Desa lainnya di Jember sudah tujuh bulan ini tidak menerima gaji. Akibat diberlakukannya Undang-Undang Nomor 20 tahun 2023 tentangan Aparatur Sipil Negara (ASN).
Hal tersebut karena mereka berstatus honorer dan tidak masuk data base Badan Kepegawaian Negara (BKN).
Dia tidak menerima gaji dari Dinas Kesehatan Jember sejak Januari- Juli 2025 ini. Akibat regulasi terbaru pemerintah dalam penataan ASN.
Leo mengatakan puluhan sopir ambulans yang belum menerima gaji tersebut, sebab mereka tidak bisa mendaftar Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK).
"Karena masalah usia memasuki masa pensiun dan masa kerja dari dua tahun. Ternyata yang tidak bisa daftar itu gajinya tidak bisa dicairkan," ujarnya, Jumat (15/8/2025).
Baca juga: Ambulans Kibarkan Bendera One Piece di Depan Kantor Bupati Pati: Kemerdekaan Belum Menyentuh Rakyat
Baca juga: Meski Punya Hak Prioritas di Jalan, Wadirlantas Polda Jatim: Ambulans Wajib Patuh Aturan Lalu Lintas
Selama tujuh bulan tidak menerima gaji pokok, Leo mengaku terpaksa harus kerja serabutan untuk bisa mencukupi kebutuhan keluarga.
"Kerja apa saja seperti jadi sopir pengantar pesanan keteringan. Kadang saya diminta tetangga untuk antar sekolah, terus nanti dikasih ongkos," ulasnya.
Menurutnya, pendapatan menjadi sopir pengantar makanan katering dibeberapa titik dalam sehari kadang dikasih komisi Rp 100 ribu.
"Sementara kalau antar anak tetangga sekolah karena jaraknya dekat. Kadang dikasih ongkos Rp 20 ribu, lumayan lah. Cuma memang tidak tiap hari," ucapnya.
Leo mengaku harus melakukan hal tersebut agar kebutuhan istri dan tiga anaknya tercukupi. Sehingga apapun pekerjaan harus diambil. "Apalagi anak yang terakhir masih balita umur satu tahun," ungkapnya
Leo mengungkapkan kondisi ini juga bersamaan dengan tahun ajaran baru, sehingga anak sulungnya butuh biaya sekolah. Hal tersebut membuatnya makin bingung.
Baca juga: Maling di Surabaya Merajalela, Motor Sopir Ambulan di Puskesmas Gunung Anyar Dicuri
"Jadi anak butuh seragam dan sepatu, tas. Tapi beruntung ada saudara saya, yang datang membawakan tas, buku untuk anak saya yang memasuki usia sekolah," paparnya.
Tribun Jatim Network
berita Jember terkini
jatim.tribunnews.com
sopir ambulans
sopir ambulans di Jember 7 bulan belum gajian
Bebas Merdeka Anti Ribet Urusan Rumah ala Samsung, Ada Cashback Fantastis Meriahkan Kemerdekaan |
![]() |
---|
Pemkab Bondowoso Pastikan Tak Ada Kenaikan Tarif PBB, Capaian Baru 31 Persen hingga Agustus |
![]() |
---|
Semarak Pesta Rakyat Jatim di Depan Grahadi, Ada Konser NDX AKA Hingga Kuliner Gratis |
![]() |
---|
Kecelakaan di Madiun, Pengendara Motor Luka Serius Usai Terserempet Truk |
![]() |
---|
Harga Moto g86 power 5G yang Rilis di Indonesia, Kamera Dibekali Sensor Sony Hingga Batrai 6.720 mAh |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.