Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Warga Keluhkan ODGJ di Bondowoso, Dinsos Ajukan Solusi Bangun Shelter

Masyarakat di Desa Koncer, Kecamatan Tenggarang mengeluhkan orang dengan gangguan jiwa (ODGJ) yang kerap mendatangi rumah warga dan mengambil barang.

Penulis: Sinca Ari Pangistu | Editor: Sudarma Adi
ISTIMEWA
ODGJ - Kusuma Nofriandy, pendamping penyandang masalah kesejahteraan sosial, di Dinas Sosial Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak dan Keluarga Berencana (Dinsos P3AKB) saat penjangkauan dan evakuasi gelandangan pshikotik di Desa Suger, Kecamatan Maesan, beberapa bulan lalu. 

Poin Penting:

  • Keluhan Warga: Masyarakat Desa Koncer mengeluhkan ODGJ bernama Sipol yang kerap mengambil barang warga.
  • Kondisi ODGJ: Sipol tidak mengonsumsi obat secara rutin karena keterbatasan keluarga dalam merawat.
  • Kendala Dinsos: Dinsos Bondowoso menghadapi kendala keterbatasan SDM dan fasilitas panti rehabilitasi di tingkat provinsi yang overload.

Laporan Wartawan Tribun Jatim Network, Sinca Ari Pangistu

TRIBUNJATIM.COM, BONDOWOSO - Masyarakat di Desa Koncer, Kecamatan Tenggarang mengeluhkan orang dengan gangguan jiwa (ODGJ) yang kerap mendatangi rumah warga dan mengambil barang.

ODGJ yang diketahui bernama Sipol berusia 35 tahun itu sebenarnya telah mendapatkan penanganan rehabilitasi medis dari Dinsos P3AKB Bondowoso setelah sebelumnya diamankan oleh Satpol PP pada Juli 2025 lalu.

Kemudian dikembalikan kepada keluarga, namun ke dua orang tuanya diketahui juga merupakan penyandang disabilitas intelektual.
Sehingga, meski telah dikembalikan pada keluarga. Sipol diperkirakan tak mengkonsumsi obat yang diberikan. 

Demikian dituturkan oleh Kusuma Nofriandy, pendamping penyandang masalah kesejahteraan sosial, di Dinas Sosial Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak dan Keluarga Berencana (Dinsos P3AKB) Bondowoso, dikonfirmasi Jum'at (15/8/2025).

Baca juga: Pemkab Bondowoso Pastikan Tak Ada Kenaikan Tarif PBB, Capaian Baru 31 Persen hingga Agustus

"Masuk ke rumah warga, ambil barang, bukan mencuri. Mengambil barang terus dirusak. Menurut aduan warga," terangnya.

Ia pun mengaku kesulitan untuk terus memantau kondisi Sipol. Karena, keterbatasan sumber daya manusia dengan jumlah ODGJ lain yang juga harus dipantau. Bahkan ada satu ODGJ yang dirawat di rumah Kusuma.

Di lain sisi, pihaknya juga kesulitan untuk mengirim Sipol ke Panti Rehabilitasi ODGJ milik Provinsi Jawa Timur. Karena, disana sudah over load, belum lagi sudah ada 5 ODGJ Bondowoso yang dirawat disana. Terdekat di Pasuruan.

Belum lagi, beberapa ODGJ lain yang juga kasusnya mirip dengan Sipol ini, aduannya masuk ke Dinsos P3AKB.

Melihat kondisi ini, kata Kusuma, Bondowoso perlu memiliki Shelter ODGJ. Tak perlu baru, bisa menggunakan sejumlah gedung pemerintah daerah yang tak digunakan. Karena jika membuat gedung baru maka biayanya lebih besar. Di tengah kondisi efisiensi seperti sekarang bisa sulit.

Baca juga: Damkar Bondowoso Kini Jadi Psikolog, Nasihati Anak Kecanduan Main Ponsel, Sempat Nangis & Peluk Ibu

"Sangat perlu segera (Shelter ODGJ,red). Kami sangat peduli sama mereka, tapi fasilitas yang tidak punya," ujarnya.

Ia menerangkan untuk biaya pengobatan bagu ODGJ sendiri saat ini di Bondowoso sudah bisa gratis. Karena, di Bondowoso sudah UHC - universal Health Coverage.

"Kalau jaminan kesehatan dari Pemkab ini luar biasa. (Ada BPJSnya, red)," pungkasnya.

Sumber: Tribun Jatim
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved