Surabaya Peringkat ke-5 Angka Putus Sekolah Tertinggi Jatim, Pemkot Lakukan Berbagai Upaya Preventif
Kota Surabaya masih menjadi salah satu daerah penyumbang angka putus sekolah di Jawa Timur. Bahkan berada di peringkat kelima tertinggi di Jatim.
Penulis: Bobby Constantine Koloway | Editor: Dwi Prastika
"Misalnya dia ke pesantren tapi pesantren ini tidak memiliki PKBM (Pusat Kegiatan Belajar Mengajar) atau sekolah. Jadi, nggak terdata juga. Sehingga, ini akan masuk pada kategori anak yang tidak melanjutkan," urainya.
Karenanya, Ali berharap pemkot mengoptimalkan program SKB yang ada.
"Harus dilaksanakan di lima wilayah. Kemudian, ada branding kembali dari wali kota. Sehingga, akan banyak masyarakat yang sadar tentang pentingnya program SKB ini," tutur Ali.
Wali Kota Surabaya, Eri Cahyadi akan mengoptimalkan pendataan untuk memetakan sebaran anak putus sekolah di Surabaya.
Terutama, pada jenjang yang menjadi kewenangan pemkot, yakni pendidikan prasekolah, SD, dan SMP.
"Kami akan memastikan anak-anak mengikuti pendidikan dari PAUD, SD, dan SMP. Program kami, jangan sampai ini terputus," kata Cak Eri, sapaan Eri Cahyadi ketika dikonfirmasi terpisah, Selasa (19/8/2025).
Pemkot akan berkoodinasi dengan RT dan RW melalui Kampung Pancasila.
Diharapkan, data yang terkumpul akan semakin akurat.
"Dengan Kampung Pancasila, Dinas Pendidikan akan mencari. Jangan sampai ada anak yang berhenti sampai dengan SMP," kata Doktor Pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM) Universitas Airlangga (Unair) Surabaya ini.
Mengutip data Badan Pusat Statistik (BPS) Surabaya 2024, Rataan Lama Sekolah (RLS) Kota Surabaya mencapai 10,89 tahun atau meningkat sebesar 0,19 tahun (1,78 persen) dari tahun sebelumnya.
Dengan kata lain, penduduk Kota Surabaya berusia 25 tahun ke atas menempuh dan menyelesaikan pendidikan formal selama 10,89 tahun belajar atau setara kelas XI SMA/MA/SMK.
Kemudian, angka Harapan Lama Sekolah (HLS) penduduk Kota Surabaya mencapai 14,87 tahun (setingkat Diploma III) atau meningkat 0,02 poin dibanding tahun 2023 yaitu 14,85. HLS merupakan peluang penduduk untuk menempuh pendidikan formal pada usia tertentu.
Dinas Pendidikan Surabaya akan mengoptimalkan program penuntasan Wajib Belajar (Wajar) dari yang sebelumnya 9 tahun menjadi 13 tahun.
"Harapannya, angka partisipasi kita bisa mendekati 100 (persen)," kata Kepala Dinas Pendidikan Surabaya, Yusuf Masruh saat dikonfirmasi terpisah.
Terkait data tersebut, Dinas Pendidikan akan melakukan pencocokan dengan data di lapangan.
"Kami memiliki data siswa di sekolah formal. Ini akan kita cek di lapangan," kata Yusuf.
Surabaya
Ali Yusa
Eri Cahyadi
TribunJatim.com
Berita Surabaya Terkini
Tribun Jatim
berita Jatim terkini
anak putus sekolah
VIRAL TERPOPULER: Lia Trio Srigala Sindir Bupati Pati Sudewo - Sutarmin Bakar Mobil Kepala Desa |
![]() |
---|
JATIM TERPOPULER: Longsor di Pagerwojo Tulungagung - Guru SMP di Tuban Diduga Lecehkan Murid |
![]() |
---|
ITS Surabaya Dorong Terbentuknya Pusat Pengembangan Teknologi Kapal Selam Pertama di Indonesia |
![]() |
---|
Hotel Protes Ditagih Royalti Padahal Pakai Suara Burung Asli, LMKN: Bilang Kalau Tak Pakai Musik |
![]() |
---|
Jasad Kenakan Kaus Bertuliskan Nama Caleg Ditemukan Mengambang di Perairan Selat Bali |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.