Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Berita Viral

Menko Pratikno Cengengesan saat Ditanya Kasus Balita Tewas Cacingan, Ngaku Ngantuk

Menko PMK Pratikno dinilai tidak memliki empati saat menanggapi kasus meninggalnya RY akibat infeksi cacing yang memenuhi tubuh hingga otaknya.

Penulis: Alga | Editor: Mujib Anwar
KOMPAS.com/FIRDA JANATI - X/GunRomli
DINILAI TAK BEREMPATI - Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK), Pratikno saat ditemui di Kantor Kemenko PMK, Jakarta Pusat, Kamis (21/8/2025). Ia ngaku mengantuk namun tertawa cengengesan ketika ditanya soal kasus tewasnya balita yang mengenaskan karena infeksi cacing akut. 

TRIBUNJATIM.COM - Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Pratikno irit bicara saat ditanya soal kasus meninggalnya RY (4), balita di Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat, dengan tubuh penuh cacing.

Bahkan, ia dinilai tidak memliki empati saat menanggapi kasus meninggalnya RY akibat infeksi cacing yang memenuhi tubuh hingga otaknya.

Menurut dokter, RY mengalami infeksi cacing akut.

Baca juga: Bocah Alami Kesalahan saat Sunat sampai Bagian Ujung Ikut Terpotong, Ternyata Bidan Tak Punya Izin

Pratikno pun menyebut, detail kasus tersebut sepenuhnya ditangani oleh Kementerian Kesehatan (Kemenkes).

"Mungkin anu ya, Kemenkes yang mengawal cukup detail," kata Pratikno saat ditemui di Kantor Kemenko PMK, Jakarta Pusat, pada Kamis (21/8/2025).

Saat ditanya lebih lanjut oleh awak media terkait laporan kasus RY, Pratikno meminta media menanyakan ke Menkes.

"Tapi detailnya Menkes ya," kata Pratikno, melansir Warta Kota.

Wartawan kembali menanyakan apakah Pratikno sudah mendapatkan informasi lebih lanjut soal kasus balita tersebut.

"Detailnya nanti di Kemenkes ya, kamu," katanya.

"Enggak tahu saya ini agak ngantuk dikit ini... hehehe hahaha," ujar Pratikno sembari menunjuk dirinya dan tertawa lepas.

Sebagai informasi, Kementerian Kesehatan berada di bawah koordinasi Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan.

Selain itu, Kemenko PMK juga membawahi Kementerian Agama, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Kementerian Sosial, dan Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak.

Atas tanggapannya tersebut, Pratikno dinilai tidak memliki empati saat menanggapi kasus meninggalnya RY.

Pratikno mengaku mengantuk, namun tertawa cengengesan ketika ditanya soal kasus tewasnya balita yang mengenaskan tersebut, Kamis (21/8/2025).

Kecaman atas Pratikno diungkapkan politisi PDIP, Mohamad Guntur Romli, lewat akun X-nya @GunRomli, Jumat (22/8/2025).

Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Pratikno dinilai tidak memliki empati saat menanggapi kasus meninggalnya RY (4), balita di Sukabumi, Jawa Barat, akibat infeksi cacing yang memenuhi tubuh hingga otaknya. Pratikno mengaku mengantuk namun tertawa cengengesan ketika ditanya soal kasus tewasnya balita yang mengenaskan tersebut, Kamis (21/8/2025).
Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Pratikno dinilai tidak memliki empati saat menanggapi kasus meninggalnya RY (4), balita di Sukabumi, Jawa Barat, akibat infeksi cacing yang memenuhi tubuh hingga otaknya. Pratikno mengaku mengantuk namun tertawa cengengesan ketika ditanya soal kasus tewasnya balita yang mengenaskan tersebut, Kamis (21/8/2025). (X/GunRomli)

"Pratikno, Menteri gak punya empati. Ditanya soal balita yg meninggal dgn tubuh penuh cacing: Saya Agak Ngantuk Dikit (Sambil Tertawa)," ujar Romli sembari menyematkan video Pratikno saat diwawancarai wartawan.

Kecaman keras juga dilontarkan konten kreator Didi Lionrich di media sosialnya.

"Ada lagi nih pejabat yang error. Ditanya soal kesehatan rakyat, jawabannya saya ngantuk. Lah itu tanggung jawab elu mony##. Ya itu Pratikno, mantan mensesneg-nya Jokowi. Orang yang disebut-sebut jadi kepanjangan tangannya Jokowi," kata Didi.

Oleh karena itu, Didi meminta Presiden mengganti Pratikno dan semua orang Jokowi dengan orang kepercayaan Prabowo.

"Kelakuan dan bacotan mereka udah terlalu banyak yang nyakitin rakyat Pak," kata Didi.

"Trus buat Pratikno dan siapapun pejabat yang ngantuk. Jangan pernah cengengesan kalau lagi ngomongin nyawa manusia. Apalagi ini tentang anak kecil. Bang### Lu," teriak Didi geram.

"Kalau ngantuk ya mundur. Tidur sana di rumah. Ngapain lu makan duit rakyat tapi gak mau ngurusin rakyat. Bangga amat lu jadi beban. Ape lu," katanya seakan menantang Pratikno.

Baca juga: Helmnya Hilang di Parkiran Rumah Sakit, Keluarga Pasien Minta Pertanggungjawaban, Marah CCTV Rusak

Pernyataan Pratikno ini juga membuat netizen murka.

"Dialah otak dr semua keculasan dan kebohongan mulyono," kata @Dakenwolve.

"Baguslah. Diabetes kayanya gampang ngantuk. Semoga lekas…" kata akun @chumaidijusuf.

"Padahal, beliau udah ada di Pemerintahan lebih dari 10 tahun... Jawabannya cuman céngéngésan... So pathetic," kata @MhParuhumS.

"Dari nama saja PRATIKNO sdh menggambarkan klu dia tdk bisa kerja. PRAKTIK= Praktik. NO=Tidak. Jadi artinya, praktiknya tidak ada," ujar @AbiebSyah087021.

"3 Periode jadi Mentri itu luaar biasa .. 404 prestasi bliio mmg tsk ada 2 nya .. gak sia sia bliio pernah menjabat jadi Rektor UGM ... Jadi kalau beliau menjawab berita tsb dgn ngantuk ya kita maklumi saja ... Beliooo mmg Gak Peduli," tambah @oki_samaran.

"Jadi inget bosnya dulu soal kasus Kanjuruhan. Keknya disitu juga PDIP mulai agak2 kurang respect sama Jokowi. Walaupun abis ngasi klarifikasi di 2023 Indeks Korupsi naik. Tapi minimal jawab soal Kanjuruhan elegan lah Bukan: Saya jawab dilain waktu sembari ketawa2. Kacau sih," ujar @FelixSGL1.

KEMATIAN RAYA - Potret kandang ayam dan kolong rumah Raya, bocah berusia tiga tahun di Sukabumi, Jawa Barat. Ia meninggal karena tubuhnya penuh cacing hampir 1 kilogram, Kamis (21/8/2025).
Potret kandang ayam dan kolong rumah Raya, bocah berusia tiga tahun di Sukabumi, Jawa Barat. Ia meninggal karena tubuhnya penuh cacing hampir 1 kilogram, Kamis (21/8/2025). (KOMPAS.com/RIKI ACHMAD SAEPULLOH)

Peristiwa meninggalnya anak berusia tiga tahun di Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat, karena sakit cacing akut, menyita perhatian publik.

Balita bernama Raya tersebut sempat menjalani perawatan intensif di ruang Intensive Care Unit (ICU) rumah sakit.

Akan tetapi, kondisi Raya tak tertolong dan dinyatakan meninggal.

Kasus meninggalnya Raya ini menjadi perbincangan hangat di media sosial setelah videonya diunggah akun Rumah Teduh di Facebook.

Video berdurasi sembilan menit tersebut sudah ditonton lebih dari 9,8 juta kali dan memperlihatkan kondisi kritis Raya saat dirawat di ruang ICU.

Dalam video disebutkan, tubuh Raya dipenuhi ribuan cacing gelang.

Bahkan, cacing terlihat keluar dari hidung, mulut, dan anus.

Baca juga: Minta Dana Pembangunan Rp1,5 Juta ke Murid Baru, Kepsek Klarifikasi: Wali Murid yang Menyuarakan

Mendengar hal itu, Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi, bereaksi cepat.

Dia prihatin dan kecewa atas meninggalnya seorang balita berusia tiga tahun di Kabupaten Sukabumi akibat penyakit cacingan akut. 

"Saya menyampaikan prihatin dan rasa kecewa yang sangat dalam," ujar pria yang akrab KDM ini, Selasa (19/8/2025).

"Mohon maaf atas meninggalnya seorang balita yang tubuhnya dipenuhi cacing," imbuhnya, melansir Kompas.com.

Dia menyatakan bahwa Pemprov Jabar telah mengirimkan tim untuk mengevakuasi dan merawat keluarga almarhum sebagai upaya menangani keluarga korban.

"Kami sudah mengirim tim untuk mengangkut seluruh keluarga tersebut agar keluarganya juga dirawat karena menderita TBC," ucap Dedi Mulyadi.

Berdasarkan keterangan dokter yang menangani, Dedi Mulyadi mengatakan, Raya meninggal akibat cacingan parah atau askariasis.

Kondisi Raya semakin memburuk karena pengaruh lingkungan dan situasi keluarga.

Raya, bocah berusia tiga tahun asal Kampung Padangenyang, Desa Cianaga, Kecamatan Kabandungan, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat, meninggal dengan tubuh dipenuhi cacing.
Raya, bocah berusia tiga tahun asal Kampung Padangenyang, Desa Cianaga, Kecamatan Kabandungan, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat, meninggal dengan tubuh dipenuhi cacing. (Instagram/rumah_teduh_sahabat_iin)

Untuk diketahui, Raya tinggal bersama keluarganya di Kampung Pangenyangan, Desa Cianaga, Kecamatan Kabandungan, Kabupaten Sukabumi.

"Ibunya mengalami gangguan kejiwaan. Ayahnya menderita TBC."

"Sejak balita, dia (Raya) terbiasa tinggal di kolong rumah bersama ayam dan kotorannya."

"Tangan tidak pernah dicuci, mulutnya kemasukan cacing," jelas Dedi Mulyadi.

Dia menegaskan, Pemprov Jabar akan memberikan sanksi kepada pemerintah desa dan pihak terkait yang dianggap lalai menjalankan fungsi pelayanan dasar seperti Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga (PKK), pos pelayanan terpadu (Posyandu), dan bidan desa.

"Fungsi-fungsi pokok pergerakan PKK, Posyandu, serta kebidanan tidak berjalan."

"Sanksi akan kami berikan kepada siapapun dan daerah manapun yang terbukti tidak memberikan perhatian kepada masyarakat," tegas Dedi Mulyadi.

Dia berharap, kasus Raya menjadi peringatan bagi seluruh aparat pemerintahan di desa untuk lebih aktif melakukan pengecekan kondisi warganya.

"Jangan abai, jangan ribut ketika peristiwanya terjadi. Salam hormat untuk semua. Semoga kami bisa bekerja secara baik," kata KDM.

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved