Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Penyebab Kota Batu Tak Sesejuk Dua Tahun Lalu, Kualitas Udara Merosot Tajam

Indeks Kualitas Lingkungan Hidup (IKLH) terkini menunjukan kualitas udara di Kota Batu dalam dua tahun terakhir merosot dibanding tahun 2023 lalu.

Penulis: Dya Ayu | Editor: Dwi Prastika
Tribun Jatim Network/Dya Ayu
KUALITAS UDARA - Udara Kota Batu tak sesegar dan sedingin pada tahun 2023 lalu. Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Batu, Dian Fachroni, mengatakan, penyebab kualitas udara di Kota Batu tak sesegar tahun-tahun sebelumnya ialah karena emisi kendaraan dan pembakaran sampah, Selasa (26/8/2025). 

Poin Penting:

Laporan Wartawan Tribun Jatim Network, Dya Ayu

TRIBUNJATIM.COM, BATU - Banyak yang merasa jika Kota Batu, Jawa Timur, tak sesejuk dan sesegar dulu.

Bahkan wisatawan yang kerap datang untuk berlibur ke kota berjuluk Kota Apel itu juga merasakan demikian.

Ternyata apa yang dirasakan masyarakat dan wisatawan itu sesuai dengan Indeks Kualitas Lingkungan Hidup (IKLH) yang menunjukan kualitas udara di Kota Batu dalam dua tahun terakhir merosot dibanding tahun 2023 lalu.

Pada tahun 2023 lalu, IKLH Kota Batu berada di posisi ke-7 nasional, sedangkan pada tahun 2024 terjun bebas di posisi ke-131 nasional.

Dari data Dinas Lingkungan Hidup Kota Batu pada tahun 2021 (saat Covid-19) Indeks Kualitas Udara (IKU) Kota Batu di angka 86,27, tahun 2022 saat masuk New Normal pasca Covid-19 turun di angka 83,31, tahun 2023 naik di angka 87,23 dan merosot tajam pada tahun 2024 di angka 83,95.

Tahun 2023 peringkat IKU Nasional Kota Batu berada di urutan 326 dari 514 kabupaten/kota, tahun 2024 turun dan berada di urutan 358.

Peringkat IKU provinsi berada di posisi 11 dari 38 kabupaten/kota, tahun 2024 turun di posisi 31 dari 38 kabupaten/kota di Jawa Timur.

Menurut Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Batu, Dian Fachroni, penyebab kualitas udara di Kota Batu tak sesegar tahun-tahun sebelumnya ialah karena emisi kendaraan dan pembakaran sampah.

“Ya, faktor utamanya asap pembakaran sampah dan emisi kendaraan bermotor. Dampaknya bisa langsung dirasakan. Udara jadi terasa lebih sesak, kesehatan rentan terganggu dan menyebabkan lingkungan jadi kurang nyaman,” kata Dian Fachroni, Selasa (26/8/2025).

Baca juga: Cagub Luluk Soroti Isu Lingkungan Hidup di Jatim, Singgung Pengelolaan Sampah Sampai Kualitas Udara

Untuk mengurangi adanya emisi kendaraan bermotor, masyarakat diimbau agar menggunakan angkutan umum, mengurangi pemakaian kendaraan jika menempuh perjalanan dekat, kurangi produksi sampah, pilah sampah dari rumah dan tidak membakar sampah.

“Masyarakat tidak perlu bingung sampah mau ditaruh mana, karena Pemkot Batu punya program percepatan penanganan sampah desentralisasi sampah organik dan anorganik, serta sentralisasi sampah residu di tiap desa atau kelurahan, secara kolektif sampah organik akan dijadikan kompos di rumah kompos, sampah anorganik akan diolah di bank sampah,” jelasnya.

Sementara untuk sampah residu yang tidak bisa diolah lagi akan masuk dalam alat insinerator pembakar sampah bersuhu tinggi di TPS3R/TPA/TPST.

Sumber: Tribun Jatim
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved