Sosok Ahmad Sahroni Sebut Bubarin DPR adalah Orang Tolol Sedunia, Eks Wakapolri: Tidak Sepantasnya

TRIBUNJATIM.COM - Sosok Ahmad Sahroni, viral di media sosial karena pernyataannya tentang pembubaran DPR RI. 

Belakangan masyarakat memprotes gaji dan tunjangan DPR RI yang dinilai terlalu berlebihan di tengah kesulitan ekonomi dan ketersediaan lapangan kerja. 

Senin (25/8/2025), terjadi demo di Komplek DPR/MPR RI, Senayan, Jakarta hingga tengah malam. 

Massa menyuarakan protes atas tunjangan dan fungsi DPR RI hingga menyuarakan pembubaran Dewan Perwakilan Rakyat (DPR). 

Politisi Partai NasDem yang kini menjabat sebagai Wakil Ketua Komisi III DPR RI, Ahmad Sahroni buka suara menanggapi protes masyarakat. 

Namun respon Ahmad Sahroni malah bikin geger, sebab ia menyebut orang yang minta DPR RI bubar adalah tolol. 

Hal itu disampaikan Ahmad Sahroni ketika dirinya diwawancarai sejumlah media massa saat berdampingan dengan Kapolda Sumut Irjen Whisnu Hermawan Februanto.

Dalam keterangannya, Ahmad Sahroni mengatakan siapa saja boleh mengkritik DPR RI.

Namun tidak boleh mencaci maki berlebihan, karena bisa merusak mental.

"Mental manusia yang begitu adalah mental manusia tertolol sedunia. Catat nih, orang yang cuma mental bilang bubarin DPR, itu adalah orang tolol sedunia," kata Ahmad Sahroni.

Sontak, ucapannya itu pun ramai dikritik netizen.

Bahkan, mantan Wakapolri, Oegroseno pun turut mengomentari statemen Ahmad Sahroni itu.

Oegroseno bilang, dirinya turut prihatin dan merasakan sakit hati karena ucapan politisi NasDem tersebut.

"Sebagai Purnawirawan Polri, saya merasa sakit hati dengan ucapan itu. Saya ini juga bagian dari masyarakat Indonesia. Jadi, kalau masyarakat disebut tolol, saya juga termasuk di dalamnya," kata Oegroseno dikutip dari Instagram resminya pada Selasa (26/8/2025). 

Baca juga: Rincian Tunjangan Rumah DPR RI Rp50 Juta Per Bulan sampai Oktober 2025, Dasco: Biaya Kontrak 5 Tahun

Mantan Kapolda Sumut ini mengatakan, tidak semestinya orang seperti Ahmad Sahroni melontarkan ucapan seperti itu ke publik.