Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Berita Viral

Ucapannya 'Orang Tolol Sedunia' Viral, Ahmad Saroni Tolak Tantangan Debat Salsa Erwina: Gak Ladenin

Wakil Ketua Komisi III DPR RI, Ahmad Sahroni menjadi perbincangan setelah ucapannya soal orang tolol sedunia viral di media sosial.

Dok. Tribunnews
TOLAK DEBAT - Wakil Ketua Komisi III DPR RI, Ahmad Sahroni menolak tantangan debat terbuka dari influencer muda, Salsa Erwina Hutagalung. Ucapannya soal orang tolol sedunia viral di media social, Kamis (28/8/2025). 

Dilansir dari Kompas.com, Rabu, ia ternyata memiliki latar belakang akademik dan prestasi yang menonjol. 

Pada 2014, Salsa menjuarai lomba debat internasional di Nanyang Technological University.

Ia juga pernah menjadi mahasiswa berprestasi di Universitas Gadjah Mada (UGM).

Kini, Salsa tinggal di Aarhus, Denmark, dan aktif sebagai konten kreator. 

Ia mengelola podcast Jadi Dewasa 101 yang membahas pengenalan diri, ekspektasi hidup, hingga manajemen keuangan. 

Reputasinya sebagai influencer berprestasi membuat tantangannya terhadap Sahroni mendapat perhatian luas.

Baca juga: Pilu Siswa SMP Diikat di Pohon dan Disiram Air Got, Si Bocah Pasrah, Ahmad Sahroni: Perundungan Lagi

Sahroni klarifikasi bukan ditujukan untuk rakyat

Di tengah polemik, Sahroni memberikan klarifikasi.

Ia menegaskan ucapannya tidak pernah ditujukan kepada masyarakat yang menyerukan pembubaran DPR RI. 

“Kan gue tidak menyampaikan bahwa masyarakat yang mengatakan bubarkan DPR itu tolol, kan enggak ada,” katadia. 

Menurutnya, istilah tersebut diarahkan pada pola pikir yang menganggap DPR bisa dibubarkan begitu saja hanya karena isu gaji dan tunjangan anggota. 

Ia menyebut pernyataannya dipahami keliru sehingga menimbulkan kesalahpahaman di publik.

Sahroni menilai wacana pembubaran DPR yang ramai dibicarakan publik muncul karena isu gaji dan tunjangan anggota DPR. 

Ia menegaskan, topik tersebut perlu dijelaskan secara detail dan teknis, mulai dari tunjangan rumah hingga fasilitas anggota dewan, agar tidak menimbulkan persepsi keliru.

“Maka itu enggak make sense kalau pembubaran DPR, cuma gara-gara yang tidak dapat informasi lengkap tentang tunjangan-tunjangan itu,” ujarnya. 

Dengan penjelasan ini, ia berusaha menegaskan kritik publik lahir dari informasi yang tidak utuh.

Politisi Partai NasDem ini mengingatkan pembubaran DPR bisa melemahkan demokrasi Indonesia. 

Menurutnya, lembaga legislatif tetap dibutuhkan untuk menjalankan fungsi pengawasan terhadap pemerintah.

Informasi lengkap dan menarik lainnya di Googlenews Tribunjatim.com

Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved