Baca: Tangkap Pelaku Carok Massal, Polisi Pilih Gunakan Cara Unik ini
Saat terjadi pengeroyokan dan pembacokan, tidak ada warga yang berani mendekat untuk menolong korban.
Menurut Perawat Puskesmas Konang ini, puas menganiaya, kawanan pemuda tersebut lantas pergi.
Setelah itu, barulah warga mendekat untuk menolong sang pengusaha. Korban lantas diantar warga menggunakan mobil pikap ke puskemas terdekat yang jaraknya sekitar tiga kilometer dari tempat kejadian perkara (TKP).
"Tapi karena lukanya cukup parah, kami lantas merujuknya dengan membawa korban ke rumah sakit agar jiwanya bisa tertolong," tegas si perawat.
Baca: Warga Bangkalan ini Nekat Tusuk 2 Anggota Paspampres, Penyebabnya Ternyata Sepele Banget
Hingga saat ini, jenazah korban masih berada di UGD RSUD Syamrabu Bangkalan.
Belum ada konfirmasi dari pihak kepolisian atas kejadian tersebut. Surya masih terus berusaha mendapatkan korfirmasi dari pihak terkait.
Kasus pengeroyokan yang disertai dengan pembacokan sadis hingga korbannya tewas, juga terjadi 11 Mei 2017 di Kabupaten Bangkalan.
Nasib tragis itu terjadi pada H Dofir (43). Kepala Desa Karang Gayam, Kecamatan Blega, Kabupaten Bangkalan ini tewas mengenaskan setelah dikeroyok dan dibacok sekelompok orang, Kamis (11/5/2017).
Baca: Ingin Nikahi Gadis Pujaan, Pria ini Temui Calon Mertua, Tapi Malah Terjadi Hal Tragis dan Mengerikan
Sekujur tubuh Pak Haji yang biasa dipanggil Abah ini mengalami luka parah. Bahkan ususnya sampai keluar dan terburai.
Kejamnya, pembunuhan terhadap si kades dilakukan, sesaat setelah korban turun dari Musala Wakaf, Kampung Paombulan, Desa Karang Gayam, usai menunaikan salat duhur.
Informasi yang dihimpun menyebutkan, ketika adzan duhur berkumandang, Dofir bergegas menuju Musala wakaf yang lokasinya berada di sekitar di timur SPBU. Dia lantas menunaikan salat duhur empat rakaat.
Usai salat, korban lantas menuju warung yang berada di depan musala. Dia sempat duduk-duduk beberapa saat di warung tersebut.