TRIBUNJATIM.COM, KEDIRI - Tahun dan tempat kelahiran Bung Karno yang sempat menjadi polemik akhirnya terjawab.
Sesuai data yang ditemukan, Bung Karno lahir di Surabaya pada 1902 bukan 1901.
Data terbaru ini mengacu pada buku induk tempat kuliah Bung Karno di Technische Hogeschool (kini Institut Teknologi Bandung).
"Berdasarkan buku induk mahasiswa Technische Hogeschool (TH), Soekarno tercatat lahir di Surabaya pada 6 Juni 1902. Soekarno ada di nomor urut 55," ungkap Kushartono, pengelola alias juru kunci rumah masa kecil Bung Karno di Desa Pojok, Kecamatan Wates, Kabupaten Kediri, Selasa (6/6/2017).
Baca: Terlalu, Harga Beras di Kota Proklamator ini Setiap Hari Selalu Naik
Dari data yang tercatat di buku induk TH Bandung, Soekarno masuk pada 1921. Tahun masuk itu, artinya setahun setelah pendirian TH.
Menurut Kushartono, bukti otentik yang memuat data pribadi Soekarno saat kuliah di Bandung dibuat sejak TH berdiri pada 1920 sampai dengan masa sebelum kedatangan penjajah Jepang.
Sementara tempat kelahiran Soekarno disebutkan Surabaia atau Surabaya sudah benar. Namun lebih tepatnya Soekarno lahir di daerah Ploso, Jombang.
"Sebelumnya daerah Ploso Jombang ini secara administratib masuk wilayah Surabaya," jelasnya.
Kushartono kemudian merujuk pada buku berjudul "Ida Ayu Nyoman Rai, Ibu Bangsa" yang ditulis 7 profesor juga menyatakan hal yang sama.
Terkait temuan baru ini, Kushartono berharap dapat mengakhiri polemik tentang tempat kelahiran Bung Karno antara Surabaya dan Blitar sudah terjawab.
"Jelas Bung Karno lahir di Surabaya bukan Blitar," tandasnya.
Sementara terkait dengan revisi tahun kelahirannya, Kushartono hanya mengambil hikmahnya saja.
"Sebagaimana pesan kata Bung Karno, sejarah akan menemukan jalannya," ungkapnya.
Sementara buku “Ida Ayu Nyoman Rai, Ibu Bangsa” menguak ihwal tanggal dan tempat kelahiran Bung Karno. Buku ini ditulis tujuh guru besar dan seorang doktor.