Namun tempat berkumpul ini dibubarkan warga setempat, karena dianggap mengganggu.
“Kalau kumpul bersama, jumlahnya puluhan bahkan ada yang perempuan juga. Makanya warga resah, dan mengusir mereka,” imbuhnya.
Banyak di antara anggota geng ini yang putus sekolah. Namun mayoritas masih berstatus pelajar SD dan SMP.
Baca: Hanya Berbekal Permen, Duda 1 Anak ini Berkali-kali Leluasa Setubuhi Bocah SMP yang Baru Dikenalnya
Karena itu, Widodo berharap ada peran masyarakat yang lebih luas, agar ikut mengawal anak-anak ini.
Sebab jika dibiarkan, lima tahun ke depan mereka akan menjadi pelaku kriminal yang lebih terlatih.
“Kalau hanya kami, pendekatannya tidak akan komprehensif. Kami berharap masyarakat mau terlibat, termasuk para pendamping anak. Ayo bersama kita arahkan anak-anak ini kembali menjadi individu yang baik,” tegas Widodo. (Surya/David Yohanes)